Happy reading guys!!
Seharian kemarin Aerlyn di suguhkan dengan kejadian yang bisa dibilang memalukan.
Ya..Anya membuat jejak yang begitu jelas.
"Woi! Lo kemana kemaren ha? Belum siap ngerjain tugas kita malah kabur!" Gertak Anya.
"Eh..! Lo gila kali ya! Lo sengaja kan manfaatin kebaikan Aerlyn buat terjebak sama lo! Untung gue tau gerak gerik lo kemaren." Ketus Laily.
"Ngomong apa sih ni orang, Kalau salah ya salah kok malah balik nyalahin gue?" Anya memberontak.
"Emang kan? Jangan mengelak lagi Anya! Untung gue bisa halangin Dorazhine yang coba bikin Aerlyn celaka." Jelas Laily.
Aerlyn diam saja. Memperhatikan sahabatnya yang berusaha membela dirinya atas kejadian kemarin.
"Ha..mana mungkin pacar gue itu mau deket-deket sama cewek cupu, sok pinter sama sok suci kayak dia!!" Gertak Anya dengan menunjuk kearah Aerlyn dengan kasar.
Aerlyn tidak bisa menahan lagi. Ia mengepalkan tangannya dan....
"BRUKK.!"
"Dari tadi gue diam aja liat lo ngehina gue! Lo terlalu kelewatan Anya! Bisa-bisanya lo buat gue hampir hancur karena Dorazhine! Jangan pernah pandang gue kayak gitu lagi! Inget ya, Kalo lo kayak gini lagi, gue akan bales lo lebih dari ini lagi." Aerlyn ngos-ngosan.
Cekalan tangan Aerlyn begitu kuat menahan pergerakan Anya ditembok. Membuat semua pasang mata tertuju pada mereka. Semua orang saling berbisik. Tentunya membuat Aerlyn sedikit terusik lalu melepaskan Anya yang terbatuk-batuk akibat Aerlyn tadi.
Aerlyn memandang sinis kearah Anya yang memegangi lehernya. Tatapan mirip seperti tatapan elang. Dengan sigap ia keluar kelas disusul dengan Laily.
Diluar, Aerlyn dan Laily kebetulan berpapasan dengan Dorazhine. Pemuda sipit itu hanya memandang kosong Aerlyn karena kebetulan dia tidak sendiri. Aerlyn dan Laily tidak menggubris apa yang dilakukan Dorazhine dan langsung pergi begitu saja.
"Akan tiba waktunya saat muka lo hancur Dorazhine." Gumam Aerlyn.
Setelah Aerlyn meluapkan amarahnya tadi, ia jadi pulang sendiri. Meninggalkan Laily yang biasanya pulang bersama.
Laily berjalan menelusuri lapangan basket bermaksud ingin mencuci mata saja. Saat itu Laily melihat pemuda yaitu orang yang sama yang merupakan teman Dorazhine bermain basket sendirian. Laily menghampirinya.
"Hei! Lo temennya Dorazhine kan?" Tanya Laily langsung.
Pemuda itu tidak menyaut dan terus mendrible bola keranjang itu dengan cepat.
"Woi! Dengerin dong! Gue ngomong sama lo." Teriak Laily.
Dia menghentikan permainannya dan mulai mendekati Laily. Dalam langkahnya, ia menyodorkan bola basket kerah Laily dan Laily menangkapnya.
"Eh..lain kali tolong ajarin norma asusila ke temen lo itu ya! Untung gue bisa halangin dia kemaren." Gertak Laily.
Pemuda itu hanya tersenyum indah dan mendengarkan celotehan gadis itu tanpa jawaban.
"Lo tuli ya? Nyaut dong kalo orang ngomong." Sekali lagi Laily berdecak.
"Hah..buat apa gue mikirin tindakan konyol dari adik angkat brengsek itu? Biarin aja dia mau lakuin apa! Kan memang itu kebiasaannya." Cetus orang itu.
Laily hening sebentar, diluar dugaan ternyata dia adalah kakak angkat dari Dorazhine.
"Jadi lo kakaknya? Baguslah..gue ingetin ya jangan sampe orang gila itu ganggu temen gue lagi! Kalo terulang lagi, gue gak akan segan-segan laporin lo nanti." Ancam Laily.
"Yah..lain kali gue ingetin sama bocah ingusan itu, Hm..lo anak kelas sebelas kan? Lain kali lo hormat sama kakak kelas lo! Tapi, gak papa lah, buat lo panggil nama aja boleh." Kata orang itu tersenyum sumringah.
Dia mengambil bola basket ditangan Laily dan mendekatkan wajahnya ke telinga Laily.
"Lo cantik! Gue suka sama lo." Bisiknya.
"What the...Ha? Dia serius?" Gumam Laily.
"Woi Arka! Ngapain lo? Udah pulang gih! Udah jam berapa nih?" Kata teman satu angkatan Arka, Varel.
"Ya!!! Ini juga mau pulang." Balasnya.
"Makasih ya! Gue pulang dulu." Ujar Arka sembari mengedipkan sebelah matanya kepada Laily.
Banyak pemuda yang melakukan hal demikian tapi Laily selalu menolak. Tapi kali ini Laily merasa ada yang lain. Walaupun belum ditembak, tapi Laily merasa bahagia berkat Arka tadi.
Sepanjang jalan pulang, Laily tidak berhentinya tersenyum sendiri berkat Arka tadi. Maksud hati ingin menolong sahabatnya malah dapat pengakuan manis dari seorang pemuda tampan yang seketika membuatnya 'klepek-klepek'.
***
Tbc
.
.
.
Voment! Voment! Voment gak!!!
*yah maksa 😄😄Menurut kalian, cocok gak Laily sama Arka? Kalo iya, sok ana pacarin mereka berdua😝😝
Thx ya udh baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me [End]✓
Teen Fiction(CERITA BELUM DIREVISI) Cek n enjoy to story'😋 Yang jelas takdir gue buruk, bertemu dengan pria cacat mental dan bahkan gue harus menyebutnya sebagai ayah, yang benar saja? Hidup gue dulu berjalan baik bagai sebuah dongeng, tapi sekarang semua tera...