Part 6

55 6 1
                                    

jangan lupa vommentnya ya
happy reading!


Author pov

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Minggu ke minggu yang dirasa Kia berjalan lambat, kini telah berakhir. Tahap-tahap seleksi calon pengurus OSIS baru, kini telah usai. Hingga tiba saatnya yang dinanti-nanti para pengurus OSIS, yaitu serah terima jabatan. Para senior hampir mencapai masa di mana mereka akan melepaskan beban yang selama ini mereka pegang dan kembali fokus kepada Ujian Nasional yang tengah menanti mereka.

Begitu pun Kia sore ini. Ia tengah duduk lesehan melingkar di dalam ruang osis bersama para pengurus lama. Mereka baru saja melaksanakan latihan terakhir prosesi serah terima jabatan, dan puncaknya adalah esok hari.

"Nggak kerasa ya, habis ini kita bakal lengser," ucap Gibran membuka pembicaraan.

"Kayaknya baru kemarin-kemarin jadi pengurus baru," Kia menanggapi ucapan Gibran. Ia mengingat-ingat di saat ia masih menjadi pengurus baru.

Tanpa sepengetahuan Kia, diam-diam Gibran menatap Kia dengan seyuman lembut yang terukir di wajah lelaki itu.

"Ya mudah-mudahan aja kinerja OSIS tahun ini lebih meningkat. Ya nggak?" kini giliran Rizky yang angkat bicara dan diikuti oleh anggukan setuju pengurus lainnya. Kemudian hening.

"Eh Bran, masih jam segini, lanjut latihan lagi nggak?" tanya Stefani memecah keheningan di antara mereka. Sementara Gibran masih saja sibuk memerhatikan Kia.

Merasa Gibran tak menggubris pertanyaannya, Stefani menengerutkan dahi dan kembali bertanya, "Bran, lo kenapa dah?"

Semua mata terjutu pada Gibran, begitu pun Kia. Kia mengangkat sebelah alisnya melihat Gibran kini tengah menatap dirinya dengan mata teduhnya itu.

"Hey, itu ditanyain,"

Mendengar kalimat tersebut keluar dari orang yang sedang ia tatap, Gibran tersadar dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Eh, oh emm.., iya ada apa?" tanya Gibran kikuk.

"Yaelah ini latihannya lanjut apa kaga? kok lo berubah jadi bego gini sih?" celetuk Rega yang disusul tawa dari pengurus lain.

"Mungkin dia gugup, hahaha" ujar Manda menambahi.

Tidak menggubris celutakan dari teman-temannya, Gibran mengambil keputusan untuk berlatih kembali. Mereka harus sudah memantapkan persipannya hari ini. Para pengurus mulai beranjak dan melangkahkan kaki menuju lapangan utama. Tak lupa mereka juga mengajak para pengurus baru untuk berlatih.

Gibran segera beranjak dari duduknya dan membersihkan celananya yang sedikit kotor. Namun, kegiatannya ia hentikan ketika melihat Kia yang masih tetap dalam posisi duduknya.

"Ada apa? lo capek?" tanya Gibran membuat gadis itu mendongak. Kini Gibran tengah berjongkok di depan Kia.

"Nggak papa kali, Bran. Gue cuma lagi nostalgia aja. Banyak banget hal yang nggak bisa gue lupain di ruangan ini. Ntar kalau gue udah gak jadi osis masih bisa ke sini lagi nggak ya?" ucap Kia menerawang.

Melihat tingkah gadis tersebut, Gibran hanya tersenyum dan mengacak rambut gadis itu.

"Tenang aja, ntar lo bisa ke sini sama gue. Bahkan kalau nanti lo udah lulus atau mungkin udah tua, gue bakal tetep ngajak lo ke sini," ujar Gibran sambil tersenyum lembut.

I DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang