Part 6. Mengagumi

450 39 15
                                    

📌 Juli, 2017

*****

"Ada rasa yang tumbuh,
sebelum akhirnya kembali rapuh."

@laellania29

*****

Deris POV

Saat berkumpul di depan kelas tiba-tiba ada yang menanyakan keberadaanku, tapi aku ingat paling itu temannya Ilma. Aku langsung berdiri dan menghampiri yang menanyakan aku tadi, ternyata Ilma yang langsung berhadapan denganku temannya hanya diam di belakang dia.

Aku berdiri tepat di depan dia sangat dekat, hanya terhalang sama tas ku. Aku mulai membuka tas mencari penggaris yang aku beli karena teman Ilma menitip untuk dibelikan dulu.

Tatapanku tidak terlepas, terus menatap dia yang sesekali menunduk dan melihat ke arahku saat aku bertanya-tanya. Barang yang di cari sulit kutemukan, karena mataku tidak melihat ke dalam tas tapi terus menatap ke arah dia yang malu-malu.

'oh jadi ini yang namanya Ilma' -batinku

Teman dia, Julian memberikan uang tapi aku tidak punya kembalian, akhirnya aku meminta nanti kalo istirahat atau pulang aja. Mereka mengucapkan terimakasih, lalu berlalu meninggalkan aku seorang diri. Tersadar dari lamunan aku langsung kembali dan berkumpul lagi sama temanku.

Kenapa teman Ilma bisa menitip untuk dibelikan dulu? karena sebelumnya aku dan Ilma membahas peralatan apa aja yang harus di beli, di chat whatsapp. Sampai akhirnya Ilma bilang kalo ada temannya yang mau titip untuk di belikan dulu. Awal chat dengannya dia yang pertama membalas status di whatsapp, yang akhirnya terus berlanjut sampai tadi pagi.

Dingin dan cuek itu udah tertanam di diriku, tapi saat bertemu dia aku memberikan senyuman manisku yang jarang terlihat.

Istirahat pertama ataupun kedua aku tidak bertemu Ilma mungkin karena kelas kita hari ini berjauhan, di masjid pun kita tidak bertemu.

Sekarang aku ada di dalam kelas mengikuti jam pelajaran terakhir, satu jam lagi akan habis dan pulang sekolah. Guru pun belum memasuki materi di pertemuan pertama ini, cuma memberikan sedikit penjelasan materi apa aja dan bagaimana cara yang harus kita sepakati untuk penilaian.

Bubaran sekolah mataku terus mencari-cari Ilma ataupun temannya, untuk meminta uang yang tadi pagi, tapi aku belum menemukan keduanya. Aku berjalan keluar gerbang untuk pulang, menyebrang bersama beberapa temanku yang rumahnya searah denganku untuk pulang bareng.

Terlihat dia bersama Julian dan beberapa temannya berdiri di depan gerbang, aku terus menatap ke arah dia berharap dia menyadari keberadaanku. Akhirnya Ilma menyadari dan langsung memberitahu ke Julian, sedikit ada perbincangan di antara mereka. Julian memberikan uangnya ke Ilma, lalu dia menyebrang ke arahku karena aku yang meminta dia untuk menghapiri aku.

'kenapa bukan Julian yang ngasihnya?' tanyaku

'gatau, gamau dia malah nyuruh aku' ucapnya sambil sedikit memajukkan bibirnya yang terlihat kesal

'oh iya hahaha makasih ya, belum pulang?' tanyaku tersenyum menatap dia

'iya sama-sama, mau ko lagi nunggu sodara'

'yaudah hati-hati, makasih ya'

'iyah sama-sama' senyumnya

Dia kembali menyebrang lagi menghampiri Julian yang menunggu, tak lama dari itu aku melihat dia pulang bersama laki-laki, mungkin itu sodara yang dia maksud. Aku kembali bergabung bersama teman, setelah melihat dia berlalu meninggalkan sekolah.

*****

Ilma POV

Melelahkan juga hari ini, tapi aku merasa senang udah ketemu dia. Senyum dan perpaduan dingin dirinya masih tetap terbayang, seberpengaruh gitukah sampai-sampai tak lepas dari pikiranku.

'pertemuan yang cukup manis, sama seperti dia' batinku

Aku mengecek hp tapi belum ada balasan dari dia, sepertinya dia belum sampai rumah. Kenapa jadi nunggu balesan chat dia ya, dia kan bukan siapa-siapa aku.

'de makan, mandi dulu udah sore' ucap ibuku sambil masuk ke kamar

'iya bentar, masih keringetan juga' sahutku

Satu, dua, tiga detik.... tak ada jawaban lagi dari ibuku yang kembali keluar kamar. Akhirnya aku menjatuhkan tubuhku di kasur, meregangkan tubuh yang udah lesu. Tak lama terdengar ada notif whatsapp langsung aku buka, ternyata sambungan chat tadi pagi dari dia.

Merasa keringat udah kering aku berlalu ke kamar mandi membersihkan badan dan lepas tuh aku langsung makan, tetap membalas chat darinya. Tersenyum bahagia, padahal hanya chat biasa, sangat biasa malah.

Bumi mulai menggelap membawa matahari untuk turun kembali membawakan cahaya yang indah, keindahan cahaya itu selalu datang setiap hari, walaupun hanya sesaat. Adzan maghrib berkumandang, aku mengambil air wudhu dan kembali ke kamar untuk sholat.

Whatsapp

Deris : aku tuh kagum sama seseorang

Ilma : siapa tuh orangnya?

Deris : ya ada sih, orangnya jutek tapi gatau kenapa aku suka aja sama dia

Ilma : oh iyaa, yaudah tinggal deketin aja

Deris : engga ah, kayanya dia udah punya pacar

Ilma : lah kirain masih sendiri

Deris : gatau juga sih, udahlah diem-diem aja sukanya

Ilma : iya gimana Deris aja

Chat kali ini berbeda, kaget juga sih kenapa tiba-tiba Deris cerita berkaitan sama perasaan, biasanya orang yang baru kenal ga akan semudah kaya gini buat cerita. Penasaran siapa perempuan yang dia kagumi, tapi aku ga bisa memaksa juga buat ngasih tau namanya, dan setelah itu ga pernah ngebahas-bahas lagi siapa perempuan yang dia kagumi.

Sedikit berubah moodku, merasa kecewa atau ntah apa karena Deris mengagumi seseorang. Tapi aku sadar disini aku bukan siapa-siapa dia, dan ga ada hak buat cemburu. Cemburu?

Disini pun aku mulai mengagumi dia diam-diam, ga pengen pertemanan berubah hanya karena rasa, meskipun aku gatau kaya gimana nanti ke depannya perasaan ini. Setelah chat tadi selesai, kita mengalihkan ngebahas waktu kita MLPS, semakin malam akupun tak sadar tertidur dalam keadaan menggenggam hp.

Deris kagum sama seseorang? Kira-kira siapa ya, tapi ga ada yang tau selain hati Deris sendiri. Ilma yang penasaran pun hanya diam, tak bisa menanyakan lebih dalam. Takutnya Deris risih kan ribet urusannya 😂.

Yah tetep tunggu part selanjutnya, jangan lupa vote dan komen 👌

Cinta dan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang