셋 (Mengejar Bulan)

148 37 5
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca (:

-SOMEHOW-

           

Hari ini aku, Yugyeom dan Eunseo berjanji untuk bertemu di Café yang dekat dengan dormku. Aku mengenakan topi dan masker agar tidak ada yang mengenaliku, karena bisa gawat jika ada seseorang yang mengenaliku.

Aku masuk ke dalam Café dan mencari keberadaan lelaki itu, dan menemukannya yang sedang duduk dimeja paling pojok Café.

"Dimana Eunseo?" tanyaku setelah duduk didepan Yugyeom.

"Sebentar lagi sampai, kau mau pesan apa?" Yugyeom menjawab sambil memberikan buku menu padaku.

"Americano saja" ucapku

Yugyeom hanya mengangguk dan memanggil pelayan untuk memesan.

"Apa yang akan kita bicarakan sekarang?" aku bertanya sambil menatap Yugyeom, sedangkan yang ditatap hanya mengendikkan bahu.

Suara bel yang terletak dipintu Café berbunyi menandakan seseorang masuk ke dalam Café. Aku dan Yugyeom serentak menoleh kearah pintu untuk memastikan siapa yang datang.

"Maaf membuat kalian menunggu" ujar seorang gadis yang memang sudah kami tunggu kedatangannya.

"Tidak masalah. Kau ingin pesan apa?" Yugyeom kembali menanyakan pertanyaan yang sama.

"Tidak usah, aku hanya sebentar. Ada hal lain yang harus aku selesaikan" ujar Eunseo, "langsung intinya saja ya?" tambahnya

"Ada apa?" kali ini aku yang menjawab.

"Aku hanya ingin memberikan ini. Sudah waktunya kau membaca surat itu kook." Eunseo mengeluarkan sebuah surat dan memberikannya padaku.

Aku menatap dengan bingung pada Eunseo dan Yugyeom "surat dari siapa itu?"

Kedua orang dihapanku itu hanya menghela nafas pasrah mendengar pertanyaanku.

"Jangan berpura-pura tidak tahu kook, kau jelas tahu bahwa surat itu dari dia" jelas Yugyeom.

"Dari dia? Dia siapa?" aku bertanya dalam hati. Setelah diam sejenak sambil menatap surat itu, tiba-tiba sebuah pemikiran muncul dalam benakku.

Aku menatap Eunseo dan Yugyeom bergantian "tidak mungkin!" ucapku

"Apanya yang tidak mungkin kook? Surat itu memang dari dia. Dulu kau tidak mau menerimanya karena belum bisa menerima keputusannya. Sekarang sudah waktunya kook." Kali ini Eunseo yang menjelaskan.

Ya. Dulu Eunseo memang pernah memberikannya padaku dan aku menolaknya karena aku terlalu takut membacanya, terlalu takut menerima kenyataan bahwa gadis itu benar-benar sudah pergi.

Surat itu adalah surat terakhir yang diberikan Yein untukku. Sebenarnya bukan hanya aku yang menerima surat terakhir dari Yein, mereka juga mendapatkannya. Eunseo menemukan surat itu ketika sedang merindukan Yein dan ia memutuskan untuk datang ke rumah Yein hanya untuk sekedar melepas rindu di kamar gadis itu.

"Sudahlah kook, benar kata Eunseo. Sudah waktunya kau membaca surat itu dan menerima keputusannya. Meskipun Yein tidak pernah bercerita apapun tentang masalahnya pada kita, tapi aku yakin dia mempunyai alasan kenapa dia melakukan itu" Yugyeom memukul bahuku pelan seolah memberikan kekuatan padaku.

"Yasudah, semua terserah padamu. Aku harus pergi sekarang, maaf karena hanya bisa mampir sebentar" Eunseo membereskan barang-barangnya dan pamit pada kami lalu gadis itu berjalan keluar.

Sekarang hanya tinggal aku dan Yugyeom. Aku bertanya pada diriku sendiri apakah aku sanggup untuk membaca surat itu?.

"Lebih baik kau pulang dan tenangkan dirimu" ucapan Yugyeom membuatku sadar dari lamunanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOMEHOW (jjkxjyi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang