Perawatan

52 3 0
                                    

Untungnya, kemarin aku ke rumah Tiani. Tugasnya jadi selesai semua. Ternyata, banyak yang belum, loh. Aku jadi merasa beruntung.

Di antara teman-teman yang belum, ada Aelyana. Dia diam saja dari tadi, tidak banyak bicara. Dia hanya 'membaringkan' kepalanya ke meja dan melipat tangannya. Seperti tidak bersemangat.

Tiani:Aku mau ke kantin. Kamu mau ikut?.
Zura:Tidak. Aku di sini saja. (Melihat)
Aelyana:(Tiduran di meja)
Tiani:Dari tadi kamu lihat Aelyana terus. Ada apa?.
Zura:Tidak, kok. Tidak ada apa-apa.
Tiani:Coba periksa dia!. Mungkin dia sakit.
Zura:Mungkin saja.
Tiani:Sudah, ya?!. Aku mau ke kantin dulu. (Pergi)
Zura:"Aku juga baru mau memeriksanya.". (Pergi)

Aelyana:(Tiduran)
Zura:(Menghampiri)Lyana?.
Aelyana:('Membangunkan kepala')Uuh... Zura.
Zura:Kamu sakit?.
Aelyana:Tidak. Aku hanya tidak bersemangat. ('Menjatuhkan kepala' ke meja)
Zura:Apa karena kamu belum mengerjakan PR?.
Aelyana:Um.
Zura:Tidak apa-apa, Lya. PRnya masih bisa dikumpulkan minggu depan.
Aelyana:Aku tahu.

Karena ini semakin aneh, aku mengangkat kepala Aelyana dan meraba dahinya. Dia sudah sangat panas. Wajahnya juga merah. Itu juga, bukan wajah merah malunya.

Zura:Kamu sakit. Ke UKS, ya?!.
Aelyana:Tidak usah. Aku di sini saja.
Zura:Kenapa?.
Aelyana:Ini kan pelajaran terakhir. Setelah ini langsung pulang.
Zura:Tapi kamu sakit Lyana. Kamu harus ke sana.
Aelyana:Tidak mau. ('Menjatuhkan kepala' ke meja)

Apa boleh buat. Aku memaksanya untuk pergi ke sana. Aku menarik tubuhnya beranjak dari kursi. Awalnya dia menolak, tapi pada akhirnya mau juga berjalan ke sana.

Kami sampai di UKS. Di sini tidak ada orang. Aku tutup kembali pintu UKS setelah masuk. Aku membiarkan Aelyana tiduran di tempat tidur sementara aku menyiapkan sesuatu.

Zura:(Mencari)Lyana mau minum obat?.
Aelyana:Tidak usah, Zur. Aku tidak sesakit itu.
Zura:Kalau begitu, teh manis, ya?!. Aku bikinin.
Aelyana:...um.
Zura:(Menyiapkan)

Untung masih ada. Di sini memang ada teh manis. Kami memang sengaja menyiapkannya. Teh manis kan bisa menambah energi dengan cepat.

Karena tidak ada air panas di sini, aku pergi dari UKS dan minta air panas ke tempat lain. Setelah itu, aku kembali lagi dan menaruh gelasnya di meja. Aku lupa tidak dicampur air biasa tehnya. Payahnya aku.

Saat aku lihat, Aelyana sedang tidur pulas dengan posisi menyamping menghadap tembok. Lyana lucu kalau lagi tidur. Karena tempat tidurnya panjang, aku duduk di ujungnya dekat kakinya. Aku melihat kondisinya terus setelah itu.

Tanpa sadar, aku menghampirinya. Aku mengelus pipinya dengan lembut. Badannya terasa panas. Dia benar-benar sakit.

Padahal aku sudah buatkan teh manis, tapi dia malah tidur. Aku tidak bisa menyuapinya karena masih terlalu panas. Aku hanya menunggunya sambil termenung di sini.

Tiani:(Datang)Zura tidak ada?.
Shina:(Datang)
Tiani:Kamu lihat Zura, ga?.
Shina:Aku tidak tahu. Aku baru saja datang.
Tiani:Benar juga.
Shina:Kamu ada-ada saja, Tiani. (Pergi)
Tiani:...

Aku tidak membawa apapun ke sini, jadinya bosan sekali. Aku hanya duduk diam melihat sekitar sambil melihat Aelyana sekali-kali. Dia terlihat kelelahan. Nanti saja aku tanyakan.

Karena sangat bosannya, aku sampai mengantuk. Aku mengambil tempat di sebelah Lyana untuk tiduran. Aku menghadap ke arah yang berlawanan darinya. Itu artinya, kami saling berhadapan.

Sejenak aku terdiam melihat orang yang kusuka berada sangat dekat denganku. Aku mulai berpikiran yang aneh-aneh lagi. Bagaimana kalau nanti dia tidak sengaja menciumku?. Bagaimana kalau lebih dari itu?.

An Interest To Be Your Girlfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang