Part 9 :: Luka Bella

11.3K 1.8K 377
                                    

Happy reading. 

Vote dan komen say. Supaya Lee semangat.

08.10.24

■■■■■■

Kau terlalu dekat dan membuat jantungku berdebar-debar, Senor. Gumam Bella dalam hati ketika Duanovic mengusap air matanya dengan perlahan tanpa memutuskan tatapannya.

Sontak membuat Bella menelan salivanya dan menundukkan kepalanya, menyembunyikan semburat merah yang menciptakan rasa panas pada permukaan kulit wajahnya.

Tak bisa dipungkiri, Duanovic adalah sosok yang memikat. Wajahnya begitu sempurna. Namun mata itu—mata yang selalu menyimpan sesuatu yang tidak bisa dibaca—membuat Bella merasa terjebak dalam suatu pesona yang tak dapat ia hindari.

Duanovic menegakkan punggung, sorot matanya masih tajam tertuju pada luka kecil di bibir Bella. Ada kilatan dingin di matanya, sesuatu yang membuat perut Bella bergejolak. Ia bisa merasakan amarah yang terpendam di balik ketenangan itu.

"Ke ruanganku. Sekarang," perintahnya singkat, suaranya berat namun rendah mendominasi.

Duanovic menggertakkan rahangnya. 'Siapa yang berani melukai gadis ini?' pikirnya dalam diam, sembari berusaha mengendalikan amarahnya. Siapapun yang telah berani menyentuh miliknya akan menyesal.

"Ada sesuatu hal yang jauh lebih penting dari pekerjaanmu," sela pria itu sembari mengulas senyuman tipis yang menenangkan.

Dia tidak ingin membuat Bella merasa tidak nyaman dan ketakutan saat bersama dirinya meski senyuman itu masih terlihat kaku karena belum terbiasa. Walau pun sepucuk senjata api yang terselip di balik jasnya siap sedia melesatkan peluru menembus kepala seseorang. Duanovic berusaha keras menyembunyikan dirinya yang sebenarnya.

"Baiklah, Senor," jawab Bella setelah menahan napas untuk sesaat dan bayangannya masih mengingat kejadian barusan, saat jarak wajah mereka teramat dekat.

Jejak hangat ibu jari Duanovic masih terasa di pipinya dan lagi-lagi membuat Bella malu sendiri dengan khayalannya mengenai Bossnya.

Bella beranjak melangkah mengikuti Duanovic dan setelah sampai dalam ruangan milik pria itu, Bella dipenuhi perasaan yang tidak keruan.

"Duduklah," ujar Duanovic mempersilahkan sekretarisnya duduk di sofa panjang

Pria itu kemudian beralih melangkah menuju lemari es dan mengambil sesuatu beserta sehelai sapu tangan berwarna hitam miliknya dan tertera inisial namanya yang terjalin menggunakan benang keemasan.

Dia duduk di samping Bella lalu membalut es batu mengunakan sapu tangan dan perlahan menekan luka robek di bibir gadis itu.

"Senor... apa yang Anda laku..." perkataan Bella menggantung tepat ketika Duanovic mengompres luka tersebut.

Sssshh! Bella sempat meringis menahan rasa perih. Namun ia menahannya karena demi apa pun, Bella tidak ingin terlihat lebih memalukan dari ini!

Dengan telaten, pria itu menekannya perlahan-lahan. "Es batu berfungsi untuk meredakan bengkak pada luka di bibirmu," ujarnya pelan.

Duanovic meletakkan es batu itu ke atas meja yang berada tepat di depannya dan ibu jarinya mengusap sudut bibir Bella dengan penuh kehati-hatian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang