Holly menatap sinar senja di ufuk barat dengan pandangan jenuh. Berulang kali ia menghembuskan napas kasar. Mulai merasa putus asa dengan semuanya. Kedua tangannya menggenggam besi ayunan dengan erat, sedangkan kedua kakinya menggesek-gesek pada tanah membuat pola abstrak.
Ini sudah nyaris seminggu ia hidup tanpa perubahan siang dan malam. Terus-menerus melihat suasana senja lama-lama membuatnya merasa muak. Apalagi, ia harus hidup di tengah-tengah kumpulan orang mati. Rasanya, sebentar lagi Holly akan ikut berubah seperti mereka untuk menyesuaikan diri.
Kehidupan menyenangkannya direbut secara paksa. Holly tidak bisa menerimanya. Dia hanya orang awam yang tidak tahu apa-apa, tapi mengapa ia juga harus menanggung semua kesialan ini? Sungguh tidak adil. Holly tidak bisa membiarkan orang yang telah merusak kebahagiaannya hidup dengan damai di dunia. Orang itu harus menerima hukuman terberat yang pernah ada. Harus.
"Hei, Tom" panggil Holly pada Tom yang duduk di ayunan sebelahnya, yang tampaknya terlihat biasa-biasa saja sebab dia malah sibuk bermain game di ponselnya.
"Hm?" Tom hanya bergumam sebagai jawaban, ia bahkan tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar ponsel.
Holly menghela napas panjang, meresapi hembusan angin yang justru membuatnya merinding. Cuaca hari ini memang cerah, berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang selalu di basahi oleh air hujan. Namun, meskipun cerahnya cuaca di hari ini yang terlihat bersinar, itu sama sekali tidak memudarkan aura mencekam yang begitu kuat. Suasana senja yang tidak menyenangkan. Perasaan Holly jadi selalu diliputi kegelisahan.
Perlahan kepala Holly menunduk, menatap sepatunya yang sedikit kotor karena ia terlalu sering menggeseknya dengan tanah. Wajahnya muram, tak ada ekspresi kebahagiaan disana. Semangatnya seolah menguap, dan keceriaannya seakan memudar tanpa bekas. Hanya badai yang ada di dalam diri gadis itu sekarang.
"Tom, apa kita akan terus hidup seperti ini?"
Tom yang asyik dengan game-nya sedikit terkejut mendengar suara Holly yang bergetar. Diliriknya gadis berambut blonde tersebut yang rupanya sudah berurai air mata. Bahunya sampai naik turun karena sesenggukan. Awalnya Tom kira itu hanya ilusi pahit yang diciptakan oleh benang-benang kusut di pikirannya. Namun, mendengar isak tangis Holly yang begitu menyayat hati, Tom pun sadar bahwa pemandangan di depannya bukanlah ilusi. Itu adalah kenyataan yang menyakitkan.
Sebenarnya Tom juga merasakan hal yang sama. Kegelisahan dan ketakutan besar itu telah menyelimuti semua perasaan di dadanya. Tom khawatir, tapi ia tidak ingin menunjukkannya. Dia hanya sedang berusaha melupakan semuanya. Mencoba bersikap biasa-biasa saja di tengah badai yang menerjang batinnya. Tom hanya berpura-pura tegar. Ia hanya berpura-pura kuat agar Holly tidak semakin tersiksa, agar Holly bisa bersandar di bahu Tom yang sama lemahnya.
Pemuda berambut coklat tersebut menghentikan aktivitasnya, ia beranjak dari duduknya seraya memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Lalu mendekati Holly yang tangisnya kian deras. Tom berjongkok di hadapan Holly, tanggannya terjulur untuk mengusap kedua tangan Holly dengan lembut.
"Itu tidak akan pernah terjadi" ucap Tom dengan nada semeyakinkan mungkin. "Kita pasti bisa mengakhiri semua ini" lanjutnya menyemangati.
Holly bergeming, tidak memberikan respon apapun selain menangis dan terisak. Membuat Tom meringis karena hal itu membuatnya kesulitan bernapas. Momen ini sangat menyesakkan, terlalu berat sampai rasanya bergerak pun sulit.
"Jangan takut, Holly. Semua ini pasti akan segera berakhir" Tom kembali berujar. "Kita semua, kau dan aku, juga Rega dan Lavender, kita berempat pasti bisa mengkhirinya. Bersama-sama kita akan menghentikan semua kekacauan ini".
"Kita bukan makhluk yang lemah, kita pasti akan menang. Semuanya akan kembali normal jika kita berusaha" Tom tersenyum menenangkan. "Jangan menyerah. Kita belum mencobanya".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Of The Moon
FantasySemua orang mengira dunia akan kembali damai setelah Warlock, sang Raja Kegelapan berhasil dikalahkan. Namun ternyata, semua itu hanya angan-angan yang tak pernah terwujud. Nyatanya, dunia kembali berada dalam bahaya. Kutukan menyebar dimana-mana...