01

28 7 0
                                    

Kenalkan namaku Mika Fernanda biasa dipanggil Fena. Aku kan menceritakan kisahku kali ini sebagai salah satu penggemar teman sekelasku....

Pasti kalian juga pernah mengalami hal yang sama sepertiku, mengagumi sosok teman sekelas dan dia termasuk cowok populer disekolah. Aku mengaguminya sudah sejak lama ketika aku baru mengenalnya dikelas kami. Tapi, aku tak berdaya untuk mengaguminya secara terang terangan seperti yang lainnya. Aku hanya bisa mengamatinya dari jarak yang cukup dekat tanpa diketahui oleh semua orang termasuk dia. Senyumanya, bibirnya, kata-kata yang keluar dari mulutnya, tatapan matanya, dan semua yang dia lakukan selalu membuatku tersenyum.

Aku selalu mencari tahu tentang dirinya, orang yang aku kagumi sejak lama yaitu Arfa wirnata teman sekelasku. Tak ada yang tau tentang perasaan kagumku ini termasuk sahabatku sendiri, aku terlalu malu untuk mengatakan bahwa aku juga termasuk penggemar dari Arfa. Aku takut bila kebenaran tentang diriku yang menjadi penggemar Arfa akan menjauhkan Arfa dariku. Walaupun Arfa populer disekolah dia tak pernah sedikit pun enggan quntuk bergaul dengan teman dikelas termasuk bergaul denganku.

Aku tak tahu apa lagi yang harus aku ceritakan kali ini, aku benar-benar terluka saat pelajaran olahraga dikelas kami. Saat itu kita harus berpasang-pasangan cowok-cewek. Saat giliran nama Arfa dipanggil dia memilih berpasangan dengan Aulia yaitu sahabatku dan Aku harus berpasangan dengan Dafa karena dia memilihku menjadi pasangannya. Dalam hatiku aku bertanya-tanya 'Kenapa bukan aku yang dia pilih?' dan jawaban yang kucari-cari adalah karena Arfa lebih dekat dengan Aulia mereka cukup dekat karena mereka memiliki hobi yang sama.

Sejak saat itu aku juga mencoba menyukai hal-hal yang dia suka termasuk pecinta anime, manga, dan semacamnya. Sebenarnya aku lebih suka Korea dari pada Jepang, tapi karena Arfa aku membagi kesukaanku menjadi korea dan Jepang. Cukup gila bukan? Ya bagaimana lagi aku terlalu mengaguminya.

Suatu hari kelas kami jam kosong dan dinyatakan tidak ada pelajaran. Aku dan sahabat-sahabatku berkumpul jadi satu dan disisi lain ada Arfa dan teman-temannya. Kelompokku bergabung dalam pembicaraan yang dilakukan oleh kelompok Arfa dan Akhirnya kami bergurau bersama. Saat aku mencoba bercanda dan tak ada yang memperhatikan candaanku termasuk Arfa. Saat itu juga aku mencoba untuk memjauh dari kelompok itu. Aku kembali ke tempat dudukku kembali dan lebih memilih melihatnya dari sana. Begitu manis senyumannya dan begitu merdu tawanya. Tapi, nyatanya senyum dan tawanya bukan karena aku. Semua tawanya dan senyumnya karena orang lain karena sahabatku sendiri.

Aku tak bisa melihat itu semua aku memalingkan pandanganku dari perkumpulan itu, aku duduk dengan wajah tertunduk melihat bawah. Aku terlalu takut dan juga merasa sakit, aku sudah tidak tahan menahan ini semua dan keluarlah semua air mata yang ku bendung selama ini melihatnya dengan orang lain.

LIMITED TO ADMIRE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang