Daffaku
PDaffaku
PDaffaku
PDara menghela nafas pelan melihat tingkah temannya yang satu ini, biar apa coba si Daffa ngirim pesan yang isinya cuma huruf P, emang P itu tanda penting tapi nggak gitu juga, masalahnya jarak antara Daffa dan Dara itu tidak lebih dari lima jengkal tangan mereka, iya bener sekarang mereka sedang berada ditempat yang sama, bahkan diatas kasur yang sama.
Beberapa jam yang lalu, Daffa meminta Dara untuk main kerumahnya, menemani dia nonton anime terbaru yang baru saja dia download kemaren, dan demi cacingnya Spongebob Daffa kurang kerjaan banget ngirimin pesan kayak gitu, buang-buang kuota.
"Apaan sih Dap?" Tanya Dara jera, karena Daffa tak henti-hentinya mengirimi dia pesan P.
"Ngetes kuota masih banyak apa enggak." Ucap Daffa santai yang fokusnya masih ke layar ponselnya.
"Nggak guna, ngajakin aku nonton anime tapi kamunya sibuk main hape." Kesal Dara, karena ini sudah keseribu kalinya --bahkan lebih-- setiap Dara diajak nonton anime pasti Daffa hanya sibuk berbaring sambil main hape, alasannya dia bosan kalo harus nonton anime sendiri, jadi dia mengajak Dara, dan kalo sudah ada Dara anime jadi kurang seru, lebih seru main hape, jadi dia maunya apa. ya ampun mahluk jenis apa Daffa itu. Kok ngeselin.
"Ra?" Daffa memanggil Dara, tanpa mengalihkan perhatiannya ke ponsel.
"Hm." Gumam Dara, yang masih fokus pada anime Tokyo h
Ghoul."Ra?" Lagi, Daffa memanggil Dara, tapi tetap sama Dara hanya bergumam.
Kesal karena tidak diperhatikan akhirnya Daffa turun kaki, tidak mungkin dia turun tangan, itu hanya akan membuatnya kalah main game online, dia menggunakan kakinya yang bebas untuk menendang-nendang kecil bokong Dara, yang posisinya memang sedang tengkurap memandang laptopnya, sedangkan dirinya berbaring, dengan kaki diselonjorkan hampir sejajar dengan kepala Dara. Berkali-kali ditendang bokongnya akhirnya Dara menyerah, dia mem-pause anime dan langsung menoleh ke arah Daffa, yang ternyata masih sibuk dengan ponselnya.
Bugh.
Dara melempar bantal yang jadi penyangganya, tepat dimuka Daffa, dan langsung disusul oleh umpatan keras dari Daffa."Kalah nih, padahal tadi udah hampir menang." Pasrah Daffa dan memilih menutup aplikasi gamenya.
"Laper, keluar yuk!" Ajak Daffa.
Dara hanya menaikan sebelah alisnya, karena belum setengah jam tadi mereka sudah menghabiskan satu box kue yang dibawa oleh Dara, heran kenapa bocah satu ini masih merasa lapar.
"Laper?" Tanya Dara heran.
"Aku tlaltir deh, mau apa?"
"Baso, ketoprak, siomay, seblak, batagor?" Tutur Daffa mendata berbagai jenis makanan, yang biasa mereka beli di dekat taman kompleks.
"Kebanyakan makan, nanti aku jadi gendut gimana?" Rajuk Dara, jujur dia tidak bisa menolak ajakan Daffa tapi kalo dia banyak makan, berat badannya akan bertambah.
"Pernah kurus?" Ledek Daffa, setau dia Dara itu seperti cewek biasanya yang takut gemuk tapi hobbynya makan, mau sekuat apapun Dara menurunkan berat badannya itu tidak akan berhasil ketika dia masih berada dalam jangkauan Daffa, Daffa adalah tipe teman dan manusia setan bagi para pendiet, walaupun dia cowok tapi kadar menghamburkan uang hanya untuk membeli makanan sama saja dengan cewek-cewek yang doyan jajan.
💮💮💮
"Beli siomay yang di perempatan jalan?" Ucap Daffa yang masih fokus ke jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol My Love My Obsession (M'ILO)
Teen FictionTerobsesi itu menyakitkan dari pada cinta tak terbalas