Seoul, 10 November 2018
Derap langkah yang terkesan buru-buru membuat genangan air hujan terciptrat membasahi celana bahan hitam dan sepatu pantofel mahal khas pria kantoran. Tangannya sibuk memegang payung dan memeluk tas kerjanya yang berisi berkas-berkas perusahaan. Kacamata bulatnya mulai mengembun, jarak dari halte bus ke apartemen miliknya hanya ditempuh dengan berjalan kaki selama sepuluh menit, namun jika keadaan hujan begini perjalanan sepuluh menit itu bagaikan lembur akhir tahun yang tak kunjung berkesudahan.
"Jika tahu akan seperti ini lebih baik tadi aku membawa mobil." Pria manis berkacamata bulat itu merutuki kebodohannya sambil cepat-cepat memasukkan kode pintu apartemennya. Ia ingin sekali beristirahat dengan cepat. Cuti menikah yang akan ia ambil satu minggu lagi membuat dirinya harus menyanggupi permintaan sang atasan yang meminta untuk menyelesaikan semua pekerjaan secepatnya.
~~~
Ting ... Tong ...
Pria manis itu telah menanggalkan kacamata bulatnya, bel apartemennya berbunyi ketika ia sedang bercermin dan mengeringkan rambut. Jeon Wonwoo tidak bisa lama-lama terkena air hujan, kekebalan tubuhnya sangat buruk. Maka dengan cepat ia membersihkan dirinya dengan air hangat setelah terkena hujan pada perjalanan pulangnya tadi.
"Ya sebentar!" Sedikit berlari ia buru-buru membukakan pintu untuk seseorang yang ia yakin itu adalah tunangannya.
Cklek ...
"Sayaaang ..." Wonwoo memeluk prianya dengan erat. Tunangannya baru saja pulang dari perjalanan bisnis di Shanghai sejak bulan lalu, wajar jika ketika baru saja ia melihatnya, ia langsung melepaskan rindunya.
Pria tampan dengan kulit putih bersih serupa dengan Wonwoo, jangan lupakan lesung pipinya yang manis ketika ia sedang tersenyum, mata bulat besar yang dihiasi bulu mata yang lentik tidak mengurangi aura jantan yang menguar dibalik garis rahang tegas. Choi Seungcheol baru saja membalas pelukan tunangannya sambil menciumi kening Wonwoo yang basah akibat tetesan air dari rambutnya yang belum kunjung kering.
"Merindukanku, eoh?" tanya Seungcheol sambil menggoda tunangannya. Dengan cepat Wonwoo menaikkan kakinya ke punggung kaki milik Seungcheol yang masih terbalut sepatu kulit mahal. Seungcheol dan Wonwoo berjalan sambil berpelukan, langkah kaki kecil-kecil tercipta serupa penguin karena Wonwoo yang menumpukan berat badannya pada kaki Seungcheol.
"Sayangku berat sekali sih? Makan apa saja selama tidak ada aku?" Seungcheol mendudukkan dirinya di sofa apartemen mereka. Wonwoo masih tahu diri sebagai calon pasangan yang baik, ia dengan perlahan membukakan sepatu yang dipakai Seungcheol dan menaruhnya di rak yang terletak di belakang pintu apartemen mereka.
Setelah itu ia kembali menghambur ke pelukan prianya. Wonwoo duduk di pangkuan Seungcheol, memeluk lehernya dengan erat menciumi setiap inchi garis rahang tegas kesukaannya. Tangannya perlahan membukakan dasi yang sejak tadi melilit di leher Seungcheol, ciumannya turun ke bibir tebal dan merah milik tunangannya, menyalurkan rasa rindu akibat perjalanan bisnis satu bulan penuh yang menyita kebersamaan mereka.
"Aku merindukanmu, sungguh merindukanmu. Kau tahu seberapa lelahnya aku mengurus gereja, gedung resepsi, dan mencicipi masakan catering sendirian." Wonwoo yang dingin mengeluarkan mode merajuknya hanya di depan orang-orang tersayang. Seungcheol merasa jadi manusia paling bahagia memiliki pria manis bermata rubah yang akan menjadi pasangan resminya satu minggu lagi.
"Maafkan aku ya sayang, yang penting 'kan sekarang aku sudah di sini. Kapan kita akan fitting jas pengantin? Kau sudah bertemu Jeonghan?" Seungcheol bertanya, tangannya masih setia memainkan dan mengusap-usap rambut hitam pekat milik Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow With You [Meanie] ✓
Fanfiction"Thanks for caring me in the future ..." Oneshot Time Travel! AU Meanie version Remake from Awakened In The Future ©nut4kaisoo