Setelah sedikit drama antara Taeyong yang nyusahin dan Jisoo yang direpotin, mereka sampe di tempat gym.
Pagi-pagi Jisoo dijemput Pak Mino--sopir Taeyong yang baru dipekerjakan dengan Nyonya Han--untuk jemput Tuan Muda Serampangan.
Itupun Taeyong sengaja ngunci semua pintu dan jendela rumahnya, dan lupa fakta bahwa Jisoo punya kunci cadangan.
"Taeyong pake sepatunya," kata Jisoo yang lagi ribet bawain tas. Yang disuruh masih pura-pura tidur di kursi mobil.
"Taeyong jangan pura-pura tidur, nanti nggak bangun-bangun."
"Lo beneran minta kena pecat ya?" sambar Taeyong. Barulah pake sepatunya dan turun setelah banting pintu mobil keras-keras yang bikin Pak Mino kaget sampe latah.
Dengan ogah-ogahan, Taeyong berjalan di belakang Jisoo. Saking pelannya, Jisoo harus muter balik lagi buat menggeret Taeyong supaya jalan cepetan dikit.
"Nyonya Han udah siapin trainer," cetus Jisoo sesaat setelah Taeyong duduk di sofa.
Harusnya, Taeyong bertemu sofa adalah kombinasi yang hasilnya adalah ‘kemageran’ dan ‘rasa kantuk’. Tapi nggak jadi, mendadak seger lagi abis denger omongan Jisoo.
"Itu dia!" Jisoo setengah memekik.
Taeyong belom sempet ngomong satu kata pun untuk mengekspresikan rasa kesal tingkat dewanya.
Keburu trainer Taeyong datang. "Halo halo, Tuan Muda Taeyong dan Mbak Jisoo."
Taeyong cuma bisa nganga doang karena dia merasa dipermainkan dengan Mamanya sendiri.
Toh, selama ini dia hidup tentram. Nggak boros, nggak pernah manfaatin orangtuanya untuk hal apapun kecuali uang bulanan. Pun jumlahnya nggak besar, cukup untuk makan, bayar listrik, bayar air, dan mendanai hobi gamingnya.
Setiap kali dipanggil ke kantor dengan Ayahnya, Taeyong bakal buat ulah memang. Tapi baru kali ini, tragedi mencuri beras dan minyak goreng berbuntut Mamanya malah jadiin cewek sok elegan di depan Taeyong ini jadi asisten pribadinya.
"Selamat pagi, pagi pagi pasti happy," sapa cowok di depan mereka yang kayaknya moodnya selalu secerah matahari.
Jisoo nggak akan nunggu Taeyong buat nyahut karena dia tau cowok itu bakal meledak sebentar lagi.
"Pagi, Mas Johnny," sapa Jisoo pada trainer baru Taeyong yang namanya Johnny itu. "Tuan Muda Taeyongnya udah siap olahraga."
Ngerti gak, Taeyong cuma diem aja kayak anak bebek paruhnya dilakban. Padahal hatinya dongkol banget, pengen nendang keluar dua orang di depannya ini.
Taeyong udah ngelirik Jisoo dengan tatapan, “sumpah lo gua pecat!”
Jisoo yang menyadari tatapan Taeyong langsung beralih ngomong sama Johnny. "Mas Johnny, dimulai sebentar lagi ya. Ada yang harus saya urus dengan Tuan Muda."
Seungyoun yang berotot itu kemudiam pergi setelah melempar senyum ke keduanya.
"Jangan kayak anak TK yang minta ditemenin pas baru masuk sekolah," kata Jisoo sambil ngelapin keringat Taeyong. Belom apa-apa udah keringetan.
Namun, Taeyong menyingkirkan tangan Jisoo keras-keras. "Gak usah pegang-pegang, norak."
Taeyong menarik kembali tangan Jisoo. "Lo nggak bilang kalo pake trainer!" bisik Taeyong gusar. "Gua takut dia gay."
KAMU SEDANG MEMBACA
Picturesque Disaster | Taeyong & Jisoo
FanfictionDari Asisten Manajer HRD beralih menjadi Manajer bagian ngurusin anak orang, Jisoo masih harus meladeni bayi besar yang mereka panggil 'Tuan Muda Taeyong' ini tanpa mereka tahu--bahkan semua orang--bahwa takdir bukan suatu hal yang bisa ditebak. "UD...