Launch Attack

4K 326 121
                                    

From : Johnson 15.42 pm

Hai, cantik. Hari ini kamu ada acara? Kalau nggak ada, gimana kalau kita jalan? Aku tunggu di depan gerbang sekolah.

Hanabi menyeringai. Satu lagi ikan memakan umpannya. Kali ini ikan besar. Johnson, Hanabi tahu cowok itu berasal dari kelas Tank. Kekuatannya cukup aneh karena ia bisa berubah menjadi mobil ketika masuk ke mode war. Tapi ia sangat kuat, sangat membantu dalam pertarungan. Dark Lord pasti senang jika ia bisa membawa Johnson ke Abyss untuk dijadikan anak buah.

Hanabi benar-benar senang. Dark Lord pasti akan menjadikannya anggota pasukan petinggi. Strateginya berhasil. Lesley dan teman-temannya sudah terjebak bersama Valir, walaupun harus berkorban kehilangan Eudora, Angela, Chou, dan Irithel yang sekarang telah kembali ke Land of Dawn. Ditambah kabar burung yang mengatakan bahwa Gusion dan teman-temannya juga pergi ke Land of Dawn, Hanabi merasa benar-benar telah berhasil menjalankan misinya.

"Tinggal mengurus kecoa-kecoa kecil." bisiknya pada diri sendiri. Hanabi heran mengapa Clint, Layla, Freya, dan Zilong tidak ikut serta ke Land of Dawn. Hanabi sebenarnya tidak tahu jelas apa yang telah terjadi di hutan terlarang setelah ia pergi, tapi melihat ketidakberadaannya Lesley dan teman-temannya ia menganggap misinya berhasil.

To : Johnson 17.02 pm

Aku sebentar lagi sampai gerbang. ;)

Dan benar saja, Johnson sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Tanpa mode warnya, Johnson terlihat tampan dengan tubuhnya yang kekar dan tinggi. Ia tersenyum senang saat melihat Hanabi.

"Hai," sapa Johnson, ia melirik ke mobil sportnya, "mau langsung jalan?"

"Oke." sahut Hanabi. Cewek itu terus memberikan tatapan menggodanya pada Johnson. Ia bisa merasakan kalau cowok itu memang benar-benar tertarik padanya

"Silahkan, nona cantik." Johnson membukakan pintu mobil untuk Hanabi lalu berjalan memutar untuk masuk mobil ke kursi pengemudi.

Hanabi memakai seat beltnya ketika Johnson menutup pintu. Ia terus memerhatikan cowok itu ketika ia memasang seat belt lalu menyalakan mesin mobil. Johnson mulai mengendarai mobilnya dan perlahan mereka menjauh dari sekolah.

"Kamu ingin membawaku kemana?" Hanabi bertanya dengan suara yang sengaja dibuat seksi.

Johnson menyeringai, "Well, soal itu..."

Hanabi terkesiap kaget ketika sebilah pisau tiba-tiba berada tepat di lehernya. Seseorang mengancamnya dari kursi belakang.

"Gimana kalau jalan-jalan sebentar sama kami?" bisik Fanny, mendekatkan lagi pisaunya ke leher Hanabi. Membuat cewek itu harus mendongak agar sisi tajam pisau tidak benar-benar melukai lehernya. Ia bisa melihat wajah dingin Fanny yang menakutkan.

"Sialan." umpat Hanabi. "Kalian menjebakku!" cewek itu hampir masuk mode war ketika seseorang lagi berbicara.

"Kalau aku jadi kau, aku akan duduk tenang." suara dingin Karina menasehati. "Dua Assassin dan satu Tank." lanjut Karina. Hanabi bisa merasakan seringai mematikan dalam kalimat cewek itu. "Kau nggak punya kesempatan."

Hanabi menggeram kesal. Fanny tertawa dingin.

"Beritahu Layla. Kita akan segera membawa Hanabi."


***

Sudah berjam-jam mereka berjalan, menyusuri hutan dan semak belukar. Beberapa jenis monster bermunculan tetapi sejauh ini tidak ada ancaman yang berarti. Gusion bisa melihat Lesley mulai lelah berjalan di sampingnya.

"Kamu nggak apa-apa?"

Lesley mengangguk. Gusion meraih tangan cewek itu, menarik pelan Lesley agar berjalan lebih dekat dengannya.

"Berapa lama lagi kita harus berjalan?" keluh Kagura yang sebenarnya sudah tidak kuat lagi berjalan.

Valir menunjuk ke arah utara. "Setelah hutan ini." jawabnya, "setelah keluar dari hutan ini kita sampai di istana Dark Lord.

Lancelot menebas semak belukar di depannya dengan beringas. "Apa tidak ada jalan pintas?!" serunya emosi. Ia benar-benar ingin segera sampai di sana agar bisa menyelamatkan Odette.

"Kendalikan dirimu, Lance." Alucard memperingatkan. "Kau nggak bisa bertarung dalam keadaan emosi." Alucard memang sedang bicara pada Lancelot tapi sebenarnya kalimat itu juga ditujukan untuk dirinya sendiri. Ia menarik napas dalam, menstabilkan emosinya sendiri sambil berdoa Miya akan baik-baik saja.

Butuh sekitar setengah jam hingga akhirnya mereka mencapai tepi hutan. Semak belukar dan pepohonan berganti dengan padang rumput luas. Di kejauhan menjulang bangunan tinggi, besar dan megah semacam kastil. Tapi jauh dari kesan indah, kastil tersebut terlihat gelap dan menakutkan. Seluruh permukaannya sehitam arang. Menimbulkan kesan misterius dan berbahaya.

"Itu dia kastilnya." kata Valir, "jangan tertipu. Dari sini memang terlihat sepi tapi dibalik dinding gerbang raksasanya ada ratusan pasukan penjaga yang siap menyerang."

Gusion melepaskan ranselnya dan mengambil botol kecil yang berisi beberapa pil. Ia membagikan satu-persatu ke teman-temannya.

"Hasil percobaan ilmuwan Paxley," jelas Gusion, lalu menelan satu pil. "Jika di minum akan memberikan kita tiga kali kesempatan untuk hidup kembali. Seperti di war arena."

Lesley memandangi pil berwarna merah darah itu sejenak. Gusion tampak mengawasinya untuk segera meminum pil itu. Lesley segera menelannya.

"Cuma tiga kali?" Hayabusa tampak sedikit kecewa.

"Ya. Nggak seperti di war arena, di mana kita bisa mati hidup berkali-kali, kali ini kita hanya punya tiga kesempatan." Gusion memandang teman-temannya dengan serius. "Ingat baik-baik." Lalu ia menatap khusus pada Lesley, "jangan membahayakan diri."

Lesley mengangguk menurut.

"Ingat. Misi kita menyelamatkan bukan menyerang." lanjut Gusion. "Kita akan mencari jalan masuk seaman mungkin. Jangan memancing pertarungan yang tidak perlu. Dan yang paling penting jangan bertarung sendirian."

"Ada tiga pintu masuk," Valir tampak bingung, "Apa kita akan mencobanya satu-satu?"

"Jangan. Itu buang-buang waktu." Lancelot merespon cepat.

"Kalau gitu kita bagi tiga kelompok," Alucard menyarankan. "Aku, Lance, dan Valir akan menuju penjara bawah tanah untuk mencari Miya, Odette, dan Pak Gord. Gusion dan Lesley, lalu Hayabusa dan Kagura, kalian coba menyelinap masuk istana."

Lesley menatap Gusion yang langsung dibalas anggukan yakin. "Oke." kata cowok itu, disusul gumaman setuju dari Hayabusa.

"Baiklah kalau begitu." Alucard masuk ke dalam mode warnya. "Ayo kita lakukan."


***
Lesley : thor kenapa aku nggak dikasih dialog?!
Author : oiya maap :v

fix 3chapter lagi tamat, aku udah nyusun di otak (?) 😂
keep reading n supporting ya gaesss maacih komen n votenyaaa lovelovelove ❤❤❤😙

Beauty vs The Beast; [The Cursed Child]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang