Kita sering kali menghadapi kejadian yang diluar dugaan namun masih terbilang biasa bagi orang lain. Yang sering terjadi adalah tiba-tiba saja ada satu bahasan yang awalnya entah muncul dari mana.
Dengan rutinitas harian saya yang terbiasa pergi dengan Ibu saya sendiri membuat kami cukup dekat untuk bahas hal-hal sepele sampai permasalahan berat di dalam keluarga. Dan terkadang saya dan Ibu saya suka membahas hal-hal diluar dugaan.
Sore itu, sepulang saya kerja, saya dan Ibu saya pergi karna ada beberapa urusan. Melewati jalan yang biasa kami lewati, mendengarkan musik yang biasa saya dengar, namun tiba-tiba mata saya terpaku dengan sebuah spanduk di tengah jalan yang memperlihatkan seorang calon anggota legislatif dengan kata-kata "Marhaban Ya Ramadhan" (karena memang momennya saat itu sedang di bulan Ramadhan). Yang membuat saya terpaku adalah wajah si calon anggota legislatif yang sangat familiar oleh saya. Tak lain teman saya sewaktu SD dahulu. Yaah memang karena saya masih berkegiatan atau sekedar pergi kemanapun selalu dikawal Ibu saya, saya kadang lupa kalo umuran saya memang sudah banyak yang mencoba terjun ke lingkungan yang menurut saya itu hanya para orangtua saja isinya, macam jadi caleg seperti yang teman saya lakukan. Seketika saya dan Ibu saya membuat sebuah percakapan yang akhirannya cukup absurd.
"Wah, itu kan si Chandra, temen Ann waktu esde. Nyalon dia???" Kalimat yang keluar seketika melihat spanduk dengan wajah familiar itu.
"Diih iya ya, pada gampang-gampang amat ya ka, Ummi mau ah nyalon, apa ya persyaratannya?" Timpal Ibu saya yang memulai percakapan absurd.
"Laah kenapa jadi Ummi pengen nyalon?? Jangan aneh-aneh"
"Kan banyak tuh duitnya"
"Yeee.. kudu ngerti politik atuh mi. Ya banyak duit juga awalnya keluar duit dulu lah"
"Ah, itu si T**ti ga ngerti politik jadi anggota dewan dia"
"Ya jangan samain Miii"
"Kan banyak yang begitu, malah ga jelas lulusan apa, lulus SMA doang kan dia" sedikit nyinyir tapi masih bercanda
"Ya makanyaa pemerintahan ga ada yang bener kan tuh, lulusan ga jelas, politik ga ngerti. Profesi ga boleh sembarangan gituu"
"Nah, kamu gih nyalon ka, kan kamu ngomongnya tegas tuh. Abis-abisin dah tuh Ka"
"Ah Ummi ga nyambuung. Tau-tau kenapa jadi Ann yg Nyalon?"Dan percakapan absurd itu selesai.
Percakapan-percakapan seperti itulah yang sering terjadi antara saya dan Ibu saya. Tapi bukan hanya antara Ibu saya aja. Masih banyak lagi bahasan-bahasan yang terbilang absurd.
YOU ARE READING
Percakapan Absurd
Randompenggalan-penggalan cerita seputar percakapan atau kejadian biasa yang mungkin berkesan bagi beberapa orang