Thinking about you...

114 9 0
                                    

"Cewek itu cantik juga."
"Eh!"
"Apaan sih loe? Main kagetin gue aja."
"Ya abis, loe ngelamun. Mikirin apa sih loe?" Tanya Chipper.
"Palingan juga cewek." Ujar Hero sambil terkikik.
"Nggak lah. Gue belum mau jatuh cinta. Gue nggak mau ngorbanin orang yang gue cintai lagi. Gue nggak mau kejadian dua tahun lalu terjadi lagi."
"Kalau loe kayak gini terus, loe nggak akan punya cewek. Move on. Biarin aja Clarissa pergi dengan tenang. Loe seharusnya nggak nyalahin diri loe sendiri atas kematiannya. Itu bukan salah loe."
"Iya. Tapi, gue takut dengan posisi gue sekarang itu akan membahayakan orang yang gue cintai lagi. Apalagi kalian tahu bagaimana Kenzo. Dia belum puas sampai dendamnya terbalaskan."
"Iya, sih. Tapi, lupain aja. Masih ada misi yang harus kita selesaikan besok."

***

"Chip, alihkan perhatian. Hero, jangan bergerak sebelum gue perintahkan. Gue akan menyamar dan menyergapnya. Kalau gue butuh bantuan, gue akan manggil loe. Siapkan HT loe baik-baik. Jangan bergerak sebelum gue perintahkan."
"Baik."
"Chip, ayo bergerak."
"Let's do it!"

***

"Cowok itu menawan banget. Cool sih. Tapi, gue suka. Dia berwibawa banget dan perhatian."
"Woiii!"
"Via! Loe bikin gue kaget aja!"
"Ya abisnya, loe ngelamun sambil senyum-senyum sendiri. Gue jadi takut loe kesambet."
"Enak aja loe! Sembarangan!"
"Lagian. Emangnya loe lagi mikirin apa sih? Cowok?"
"Iya. Hehe."
"Siapa? Ganteng nggak? Buat gue ajalah."
"Enak aja loe. Belum juga gue ngegebet udah loe ambil aja."
"Ya, sorry. By the way, gimana caranya loe bisa lolos? Bukannya bakal susah banget ya?"
"Ada yang nyelametin gue."
"Siapa?"
"Seseorang. Gue nggak tahu jelas sih. Tapi yang jelas, kayaknya dia itu musuhan sama yang nyulik gue. Soalnya mereka itu mau main bunuh-bunuhan."
"Bunuh-bunuhan diajak main. Gimana sih loe?"
"Dengerin gue dulu. Belum selesai. 'Kan gue di culik. Terus dia nyelametin gue. Dia buka cadar yang nutupin setengah muka gue dan dia itu natap gue dalem banget. Gue pun sebaliknya. Dia itu ganteng, cool sih. Tapi, berwibawa. Gue suka deh. Eh, si penculik itu nalah ngacauin segalanya."
"Sabar aja, kali. Kalau loe nggak jodoh sama dia, kasih gue aja."
"Terus si Kelvin mau loe kemanain?"
"Oh iya, gue lupa udah punya pacar."
"Dasar loe!"

***

Johnson menenteng sebuah koper dan berjalan menuju targetnya.
"Mau apa loe?"
"Ini."
"Uang? Kasih dia jalan."
Johnson pun melangkahkan kakinya menuju ke targetnya.
"Serahkan kopernya."
"Serahkan dulu barangnya."
"Baiklah."
Orang itu menyerahkan barangnya dan Johnson pun menyerahkan kopernya. Tapi, sesaat setelah itu ia menodongkan pistolnya.
"Jangan bergerak. Kalian sudah terkepung."
"Siapa loe?"
"Kalian nggak perlu tahu siapa gue. Tapi yang jelas, gue disini untuk menangkap kalian."
"Serang dia!"
Johnson pun mundur beberapa langkah.
"Sekarang, Hero."
Orang-orang itu mulai menyerang Johnson.

Bugh...bugh...bugh...

Kurang dari satu menit, orang-orang itu sudah terkapar.
"Kurang ajar!"
Saat orang itu ingin menyerang Johnson, ia tertahan oleh tangan seseorang. Orang itu langsung menarik tangannya ke belakang lalu memborgol tangannya.
"Good job, Hero!"
"Sekarang, kita bawa mereka ke tempat yang pantas untuk mereka."
"Ayo."
Mereka pun didorong oleh Johnson, Hero, dan Chipper. Mereka memberontak, tapi tenaga mereka tak cukup kuat untuk melawan. Tenaga mereka sudah terkuras habis oleh pertarungan tadi.

***

Bersambung

More Important Than Anything  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang