Ada hal yang tidak bisa dijelasin dengan kata kata, firasat yang terus menggangu dalam dada, entah ini tentang apa, tapi rasanya sungguh tidak enak, jatuh tak jelas arah, terbawa angin entah kemana, bahwa sebenarnya aku hanya ingin pulang, tapi tidak ke alamat yang tercatat di kartu tanda pendudukku sekarang, bukan pula ke tempat dimana aku berinteraksi dengan tetanggaku sekarang, aku ingin pulang membawa dua bocah laki laki lucu kesayangan, kecintaan, belahan jiwa yang selalu menjadi alasanku bertahan, alasanku untuk punya bahagia dan harapan dimasa depan.
aku ingin pulang ke rumah berhalaman rumput hijau dengan kerikil putih, teduh oleh pohon jambu air, dengan deretan tanaman buah dalam pot dan barisan tanaman bunga warna warni. aku ingin pulang ke rumah mungil berwarna putih yang teduh dengan sentuhan minimalis disetiap ruangan, dengan musolah kecil bergaya shabby chic simple berhias kaligrafi kayu indah berwarna cantik dan koleksi buku buku kesayangan yang tersusun rapi pada ambalan warna merah dan hijau, aku ingin pulang pada keteduhan kamar tidur nyaman dengan wallpaper garis vertikal biru muda dan selimut lembut berwarna senada.
aku benar benar hanya ingin pulang pada riuh sambut anak anak ku, berlarian menyambutku dengan wajah riang berlomba memelukku, treasure moment yang tidak akan sepadan ditukar dengan apapun, ambekan si aa yang dengan manja naik kepelukanku dan protes " bunda bohong,katanya sebentar, tapi bunda kerjanya lama".... protes yang aku jawab dengan ciuman dan pelukan kangen, menyusul di belakang si kecil "Ramadhanku" yang berusaha menggapaiku dengan langkah bak robot di film kartun kesukaan abangnya... tersenyum lebar berusaha naik kepangkuanku dan mulai menarik blouseku diiringi celoteh kecil dari bibir mungilnya..cucu...cucu... si adik yang tidak sabaran minta jatah nenennya yang telah dengan sabar ditunggu seharian.
frame kebersamaan yang begitu indah buatku
hanya saja, sampai dengan saat ini aku belum menemukan alamat untuk pulang seperti yang terdeskripsi dalam benakku, rumah putih itu.
YOU ARE READING
Daun
ChickLitTentang bahagia sejati karna sang Khalik, menerima jalan cerita takdir dengan iklhas.