Part 17

7.6K 524 13
                                    

Masing-masing tubuh Aslan dan Alan semakin mengeluarkan cahayanya membuat siapa pun yang melihatnya sulit untuk membuka mata.

Cahaya yang ada sekeliling tubuh Keylan, Alan dan Aslan meredup dan tubuh Aslan dan Alan menghilang semuanya, hanya tinggal Keylan yang ada disana.

Semua menghilang dari hadapan Keylan hanya tersisa dirinya dan juga Clarissa yang berada di seberang sana.

Keylan menatap sekelilingnya ia pun sudah tahu resiko yang akan terjadi pada dirinya jika ia melewati jurang tersebut dengan racun yang begitu kuat. Dengan tekad dan juga rasa cintanya kepada Clarissa membuat dirinya bertekad untuk menyelamatkan matenya yang selama hampir 3 abad sudah ia nantikan.

Clarissa yang masih dalam posisi tergeletak di seberang jurang itu mulai membuka matanya berlahan bau anyir dan bau amis serta bau lembab yang begitu pekat membuat indra penciuman Clarissa merasa tidak nyaman. Ia mencoba menghirup udara di sekitarnya agar mendapatkan udara yang lebih baik. Clarissa menolehkan kepalanya dan melihat sekitarnya hanya ada kabut dan ia tidak bisa menatap dengan jelas tetapi dari seberang jurang terlihat bayangan hitam entah itu apa.

Dari seberang jurang tempat Clarissa terdengar sayup-sayup suara seorang pria yang memanggil-manggil namanya meski pun rasanya Clarissa tidak begitu mengenal pria tersebut tetapi indra pendengaran Clarissa sangat familiar dengan suara tersebut.

"Clarissa. . . . Sadarlah." Teriak Keylan dari seberang jurang.

Tubuh Clarissa yang masih berbaring di seberang sana mulai menggerakkan jarinya kepalanya terasa pusing dan bau anyir dan darah membuatnya sangat mual.

Clarissa bangun untuk duduk dan mencari sumber suara. Dengan pandangan sedikit mengabur Clarissa dapat melihat sosok pria di seberang jurang.

"Keylan . . ." Ucap Clarissa pelan. Meski sangat pelan dan jaraknya jauh Keylan masih mampu mendengar suara Clarissa.

"Ya aku Keylan bertahanlah aku akan segera menolongmu." Teriak Keylan.

Keylan yang mulai agak panik karena suara Clarissa yang lemah pun langsung bergegas menuju sebuah jembatan dari tali yang ada di dekat tebing batu.

Keylan berjalan dengan berhati-hati dan ia sempat melihat kearah bawah dimana jurang tersebut tidak terlihat dasarnya Keylan bergidik ngeri melihatnya.

Keylan melangkah setapak demi setapak dan ia pun akhirnya tiba di tebing yang sana dengan Clarissa dengan cepat Keylan menghampiri tubuh Clarissa yang masih terduduk lemah.

"Clarissa. . . Sayang." Mata Keylan dengan bahagianya karena akhirnya ia bertemu dengan Clarissa.

"Ke-Keylan. . . " Ucap Clarissa terbata-bata.

"Ya sayang ini aku, sekarang kau aman." Kata Keylan sambil memeluk tubuh Clarissa erat-erat seolah takut gadis itu menghilang.

Clarissa memejamkan matanya sejenak ia menikmati pelukan hangat dan nyaman dari Keylan ia tidak mau kehilangan rasa nyaman ini dan Clarissa membalas dengan memeluk erat Keylan. Air mata menetes dari pelupuk mata Clarissa ia tidak tahu dengan apa yang terjadi saat ini, ia kembali mengingat apa yang terjadi terakhir kali pada dirinya, kenapa hal seperti ini menimpanya yang lebih menyakitkan lagi ia tidak dapat menemukan kedua orang tuanya dimana rumahnya sudah berantakan, tubuh Clarissa gemetaran saat ia mengingat dirinya di kejar beberapa orang yang kemudian orang tersebut bukanlah manusia biasa melainkan Vampire. Clarissa mencengkeram kuat punggung Keylan merasakan takut yang luar biasa.

Clarissa menangis suara isakan tangisnya begitu memilukan hingga Keylan mengelus punggung Clarissa dengan lembut.

"Kenapa. . .  Ini semua terjadi padaku ? Aku tidak mengerti dengan semua ini. . ." Isak tangis Clarissa semakin memilukan.

I'm Alpha Love My Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang