Vrisya adalah seorang remaja yang terkadang beranggapan bahwa tidak ada sesuatu yang menarik dari kisah perjalanan hidupnya selama ini. Ia adalah seorang siswi kelas 7 di salah satu sekolah menengah pertama terfavorit di kotanya. Sering kali, ia merasa iri dengan teman-temannya yang menurutnya bernasib lebih baik darinya. Namun, semua anggapannya berubah saat ia menemukan orang-orang yang mampu menyemangatinya. Orang-orang yang mampu membuatnya menikmati setiap detik dalam hidupnya. Orang-orang yang membuatnya mengerti arti hidup.
Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui jendela kamar Vrisya. Hari ini hari libur. Jadi bukan suatu hal yang baru jika seorang siswa terlambat bangun. Perlahan, Vrisya membuka matanya.
“Hoaam, ah, ternyata sudah pagi.” ucapnya sambil melirik jam weker yang terletak di sebuah meja kecil di samping tempat tidurnya.
“Hah? Sudah pukul 08.00 ? Ya, ampun, kemarin aku janji mau ke rumah Stela jam 08.00. Ah, pasti dia udah nungguin nih. Gawat, aku harus buru-buru!” ucapnya lagi dan segera berlari menuju kamar mandi.
Setengah jam kemudian, Vrisya telah siap untuk berangkat ke rumah Stela. Setelah berpamitan kepada orang tuanya, ia berangkat ke rumah Stela yang leteknya tidak jauh dari rumahnya.
Sementara itu di rumah Stela, Stela terlihat mondar-mandir di teras rumahnya.
“Vrisya mana, sih? Pasti dia telat bangun lagi, nih. Kebiasaan tuh anak.” gerutuh Stela.
Beberapa saat kemudian, Stela melihat Vrisya yang telah memasuki pekarangan rumahnya. Ia melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Vrisya yang kini berjalan ke arahnya. Sepertinya, Stela telah siap dengan kata-kata mutiaranya. Dan benar saja, saat Vrisya berada tepat di hadapannya, Stela segera mengeluarkan omelannya.
“Vrisya! Kamu dari mana aja, sih? Katanya mau datang jam 08.00 , tapi kok ini udah jam 09.00 baru nongol. Pasti kamu telat, ya, bangunnya? Kamu tuh, ya, kebiasaan. Pasti semalam kamu tidurnya larut malam, ya? Kan aku udah sering bilang, biar pun hari libur, kamu harus bangun cepat! Kamu tuh..” ucapan Stela terpotong.
“Bawel banget, sih! Biasa aja keles. Orang yang telat aja woles kok!” potong Stela.
“Ih, kalau bukan teman gua udah gua hajar lu! Ayo masuk!”
Vrisya mengikuti Stela yang telah berjalan masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Sebenarnya, Vrisya merasa tidak enak pada Stela dan berniat untuk meminta maaf. Namun, ia mengurungkan niatnya karena Stela telah mengomelinya.
Stela menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang empuk dan kemudian diikuti oleh Vrisya. Stela sibuk memainkan handphone-nya, sedangkan Vrisya hanya diam memperhatikannya.
“Kamu kenapa, Sya? Ada yang salah dari aku?” kata Stela saat menyadari Vrisya yang sedang memperhatikannya.
“Enggak kok. Kamu lagi ngapain, sih? Kayaknya seru banget.”tanya Vrisya.
“Oh, ini, aku lagi lihat foto-foto boyband yang namanya Coboy Junior. Mereka kece-kece, loh!”ucap Stela sambil terus fokus pada layar handphone-nya.
“Coboy Junior?”
“Iya, sini deh kamu lihat. Mereka boyband cilik yang terdiri dari 4 personil, yaitu Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan atau yang akrab di sapa Iqbaal, Alvaro Maldini Siregar atau yang sering dipanggil Aldi, Bastian Bintang Simbolon yang sering di panggil Bastian atau Babas, dan Teuku Rizky Muhammad yang akrab disapa Kiki. Setahuku, mereka terbentuk dari Musical Laskar Pelangi dan baru memiliki 1 single. Kamu mau lihat videonya nggak?” jelas Stela.