Trauma dan proses

2.8K 56 2
                                    

Karena umurnya yang sudah matang, vina pun ingin memiliki keluarga namun ia masih trauma dengan masa lalunya. vina juga tahu bahwa ibunya kesepian, apalagi ketika ia keluar kota. Ia tahu ibunya menginginkan cucu, menimang cucu seperti teman-teman ibunya yang lain tapi ibunya terlalu sungkan untuk meminta itu kepada vina. Setelah beberapa hari berfikir, ia memutuskan untuk melakukan inseminasi untuk mendapatkan anak tanpa menikah terlebih dahulu. Walaupun sebenarnya ia juga bisa dapat anak dari panti asuhan, tapi vina ingin merasakan gimana rasanya menjadi seorang wanita sempurna dengan mengandung darah dagingnya sendiri walau pun tidak melalui sebuah pernikahan. Ibu vina pun mendukung niat vina untuk melakukan inseminasi karena ibu vina yakin bahwa anak semata wayangnya masih trauma untuk menikah. Ibu vina yang tahu akan hal tersebut ingin memberi tahu wisnu, hal ini mungkin jalanNYA untuk mempersatukan vina dan wisnu kembali karena suatu saat nanti ibu vina yakin bahwa vina memerlukan seorang laki-laki untuk menjadi figur seorang ayah untuk cucunya kelak. Tidak hanya itu, ketika anak vina kelak tumbuh besar dan saatnya anak itu sekolah, anak tersebut pasti membutuhkan akta, sebuah akta tidak bisa dibuat jika tidak ada pernikahan... Selain itu, Dokter yang menanganinya untuk melakukan inseminasi nanti pasti juga menyarankan untuk mendapatkan anak secara alami, dengan begitu mau tak mau vina harus menikah dulu atau suatu saat nanti ia pasti akan menikah lagi. Itulah pikiran ibu vina.

Beberapa hari setelah membicarakan rencananya untuk inseminasi, vina mencari-cari info tentang dokter serta rumah sakit untuk melakukan inseminasi. Vina pun memutuskan untuk pergi ke jakarta karena hanya disana dia bisa melakukan inseminasi tersebut, ia juga telah menemukan dokter yang akan menangani nya untuk inseminasinya. Vina langsung menghubungi dokter tersebut untuk konsultasi sehari setelah ia tiba di jakarta. Ketika vina datang kerumah sakit untuk konsultasi dengan dokter tersebut, ia disarankan untuk melakukan proses secara alami melihat kandungan vina yang subur serta memiliki peluang besar untuk mendapatkan anak dengan cara alamiah. Walaupun dokter tersebut sudah mengatakan untuk mempertimbangkan keputusannya juga memikirkan kemungkin-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan setelah melakukan inseminasi tersebut, vina tetap keras kepala untuk melakukan inseminasi itu. Dan karena kegigihan juga keras kepala vina untuk mendapatkan anak tanpa harus menikah, dr. bairi yang menangani proses inseminasi pun menyanggupi permintaan vina untuk melakukan ineminasi seminggu lagi karena mungkin vina berubah pikiran setelah berdebat panjang dengan dokter tersebut. Untuk menghindari sesuatu yang nanti tidak diinginkan, Vina pun meminta beberapa syarat untuk pendonor spermanya nanti. Ia mengatakan syarat-syarat pendonor spermanya kepada dr. bairi. Dr. bairi pun mengatakan akan berusaha mencari calon pendonor sperma tersebut sesuai keinginan vina sebisanya.

Sejam setelah kepergian vina ke jakarta, ibu vina menghubungi wisnu untuk bertemu dirumah vina karena ada hal yang ingin ia sampaikan. Wisnu datang kerumah vina ketika ia pulang dari kantor, ibu vina pun mencerita kan tentang inseminasi yang akan dilakukan vina ia juga mengatakan tentang pikirannya untuk menyatukan vina dan wisnu serta ia berharap bahwa keinginannya kelak dapat tercapai. Wisnu yang mendengar kabar tersebut langsung menyusul vina ke jakarta, ia yakin dapat melakukan sesuatu yang dapat menyatukan nya dengan vina. Setelah ia mencari tahu dari ibu vina tentang dokter yang akan menangani vina untuk inseminasi, wisnu langsung menemui dokter tersebut. Ternyata dokter yang menangani vina, dr. bairi adalah teman baiknya dahulu ketika ia masih kuliah. Wisnu pun menceritakan kronologi kegagalan pernikahannya dengan vina dan rencana untuk mendapatkan vina kembali kepada temannya tersebut. Dr. bairi pun bersedia membantu wisnu namun bairi tidak bisa berbuat banyak karena ia terlajur menyetujui permintaan vina untuk melakukan inseminasi 1minggu lagi. Bairi pun menyarankan kepada wisnu untuk mendonorkan spermanya kepada vina, karena siapa tahu suatu saat nanti dengan anak tersebut wisnu dan vina bisa kembali bersama. Mau tak mau, wisnu pun menyetujui saran bairi karena sejujurnya ia menginginkan untuk rujuk dengan vina dengan alasan agar vina dapat segera mendapat anak sesuai keinginannya tanpa melalui inseminasi namun ia menyadari, mungkin inilah jalan satu-satunya untuk mendapatkan vina kembali. Jika toh ia mengajukan rujuk kepada vina hanya karena agar vina dapat segera memiliki anak, belum tentu vina menyetujuinya. Dr. bairi pun menghubungi vina untuk memberi tahu bahwa ia telah menemukan calon pendonor sesuai kemauan vina.

Seminggu kemudian vina pun melakukan inseminasinya. Selesai inseminasi, Vina mengatakan kepada dr. bairi bahwa ia akan kembali kerumahnya, solo. Walaupun belum diketahui apakah inseminasinya berhasil atau tidak. Dr. bairi pun mengatakan bahwa vina harus beristirahat selama 3 hari sesampainya di solo nanti agar proses inseminasi berjalan dengan lancar. Vina mengiyani perkataan dokter tersebut, vina juga berjanji ia akan mengabari dr. bairi jika ia telah dinyatakan hamil atau ia mungkin akan melakukan inseminasi lagi jika inseminasi kali ini tidak berhasil. Vina pulang ke solo, ia juga menuruti perkataan dr. bairi untuk beristirahat dirumah selama 3hari setibanya disolo, ia pun cuti dari pekerjaannya. Tepat dua minggu setelahnya, vina dinyatakan hamil oleh dr. rustam. Ia pun menghubungi dr bairi, memberitahukan kabar keberhasilan inseminasinya ini. Wisnu yang mengetahui juga hal tersebut dari bairi pun, sangat gembira. Wisnu juga menceritakan semua yang terjadi pada mama papanya termasuk kehamilan vina begiu ia tahu berita kehamilan vina. Mama papanya pun sangat gembira mendengar kabar bahwa mereka akan segera mendapat cucu dari wisnu dan vina walaupun dengan keadaan seperti itu tetapi sayang mereka belum pernah bertemu secara langsung dengan vina. Padahal jika mereka sudah bertemu dengan vina pasti keadaan jauh lebih baik untuk mama wisnu namun mama wisnu juga menyadari akan kesalahannya dulu. Wisnu pun juga tidak pernah mau memperlihatkan foto mantan istrinya itu kepada mama papanya sampai wisnu bisa membawa vina ke rumah, memperkenalkannya kepada mama papanya. Mama papanya pun menghargai serta hanya bisa pasrah dengan keputusan anak semata wayangnya itu. Mama papanya juga slalu mendo'akan yang terbaik untuk wisnu serta berharap semua rencana wisnu dan ibu vina berjalan dengan baik, sesuai keinginan mereka semua.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang