ZAYN POV
Entah mengapa, aku tidak bisa berhenti memikirkan Rachel—like really. Aku bahkan datang lebih awal hari ini hanya agar bisa melihat wajahnya.
“Zayn!” Dave melambai dan berlari kearahku seperti orang gila. “Kau datang lebih pagi!” serunya, takjub.
“Ya, aku ada beberapa urusan,” aku berbohong dengan mudah
“Urusan apa?” ia bertanya
“Bukan urusanmu,” jawabku lagi, aku tidak akan memberitahunya apa tujuanku sebenarnya.
“Baiklah, terserah,” Ujarnya menyerah. “di mana Summer?”
“Siapa?” tanyaku sedikit linglung, mataku terus melirik ke arah parkiran.
“Summer, pacarmu, kau amnesia ya?” Dave menatapku lekat-lekat dengan tatapan heran.
Aku mengalihkan pandanganku kearah Dave, mengedikkan bahu, “Oh ya, Summer, aku tidak tahu dimana dia sekarang”
“Wow, Zayn, jangan bilang kau sudah mulai bosan padanya?” ia menyenggol bahuku, matanya berkilat jahil.
“Tidak.”
“Lalu, kenapa kau melirik kearah parkiran setiap sepuluh detik?” tanyanya. Dia menyadarinya? Sial, ternyata Dave lebih cerdas dari yang kuduga. “Biar kutebak, kau sedang menunggu seseorang dan itu bukan Summer.” Dave sialan, bagaimana dia tahu?
Aku tidak menjawabnya, ia menelengkan kepala memperhatikan gerak gerikku. Lalu seringaian terpampang di wajahnya, “Kau sedang menunggu si anak baru, benarkan?”
“TIDAK” jawabku sontak, dan aku tahu itu kedengaran sangat bohong.
Dave tersenyum geli, “Fine, kalau begitu kau menunggu siapa?” tanyanya menuntut.
“Summer, siapa lagi?” aku berkilah.
“Zayn.” Dave meletakkan tangannya di bahuku, “Kalau kau sedang menunggu Summer, kenapa beberapa detik yg lalu kau bilang kau tidak tahu dimana dia?”
Untuk ukuran seorang pria, Dave adalah pria paling cerewet dan seperti perempuan yg pernah kutemui. “Aku… Um, aku tidak terlalu perhatian dengan pertanyaanmu tadi.” Nah, itu kedengarannya alasan yang bagus.
“Aku percaya,” ia memutar matanya, nada bicaranya mengatakan kebalikannya.
“Bisakah kita tidak usah membahas ini lagi?” pintaku sedikit kesal.
“Ya, ya, terserahmu,” jawabnya, ia mengatupkan bibirnya beberapa saat sebelum kembali berujar, “Sampai jumpa lagi saat makan siang, Zayn.” Ia meremas bahuku sebentar kemudian melangkah pergi menuju koridor sekolah. Aku mengangguk membalas ucapannya, syukurlah ia menyerah.
Mataku kembali melayang ke lapangan parkir, akhirnya yg kutunggu-tunggu datang juga, aku tersenyum lebar saat melihat mobil milik Rachel memasuki parkiran, aku melirik jam, sepertinya masih ada waktu beberapa menit sebelum bel berbunyi. Sempurna!
Aku berlari menghampirinya, setelah berhasil mencapai mobilnya, aku membungkuk dengan sebelah tangan bertumpu di atap mobil. “Hei,” sapaku sambil mengetuk kaca jendela.
menurunkan kaca mobilnya, matanya melihatku dengan ekspresi sedikit terkejut. “Zayn?”
“Yes, I am,” sahutku sambil menyeringai
“Kenapa kau kesini?” Rachel mendongakkan kepalanya keluar
“Menjemputmu,” jawabku, jujur. Ia mengerutkan dahinya, mungkin dia akan berpikiran bahwa aku aneh, tapi aku tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fanfiction"you're so fat!" "ugh ugly" "cow!" kata-kata itu sudah setiap hari aku dengar but it's ok,aku tidak marah,karena itu semua memang benar. namaku abigail rubbie patterson,cewek obesitas yg sudah dinobatkan sebagai -cewek paling jelek- di sekolah. oke...