M a t e
Aku duduk melihat para maid menyiapkan segalanya, setelah selesai menata rapi barang-barangku dan perlengkapan entah milik siapa, namun aku yakin jika itu pemberian tuan yang aneh. Tiba-tiba saja mereka bergerak untuk membuka bajuku, lantas menyilang dan berdiri. "Apa yang kalian lakukan?" Satu diantara mereka menundukan kepala. "Maaf nona, tapi anda harus mandi."
Aku mengerutkan kening, tertawa tanpa suara. "Sialan, aku bisa mandi sendiri. Kalian keluarlah." Aku menyuruh mereka keluar, tapi tidak dengan pergerakan yang terjadi. Para maid ini malah semakin giat membuka bajuku. "Maafkan kami nona, tapi ini perintah mutlak dari tuan. Setiap ada penghuni baru harus dimandikan."
"Sial"
Aku masih mencoba berontak, namun mereka memukul bagian belakang tekukku. "Maaf nona, kami memiliki akses untuk menyakiti jika nona tidak mau bekerja sama" Ku hembuskan nafas kasar, lalu menyerah tanpa perlawanan. Aku tidak mau menerima pukulan atau apapun yang bisa menyakiti tubuh dan pikiran. Karena aku harus bisa mengendalikan diri dari segala sesuatu yang melukai diri. Jadi aku membiarkan mereka mengerayangiku.
Membawaku untuk masuk kedalam bak tradisional semacam pemandian negara jepang. Aku memasukan diri, mereka munyuruhku untuk duduk. Jadi aku lakukan, kupejamkan mata, sesuatu masuk kedalam air, aku lantas menjelit. Namun yang aku lihat hanya butiran bunga mawar merah yang begitu banyak, serta sentuhan sentuhan yang diberikan para maid. Seperti pijitan. Mengurut kepalaku lembut, bahu dan bagian lainya.
Seusai semua itu, mereka memakaikan baju yang layak pakai. Aku pikir mereka akan memakaikan sesuatu yang kekurangan bahan, namun tidak dengan malam ini. "Selamat malam nona"
"Selamat malam"
Kurebahkan tubuh pada ranjang dengan ukuran besar, berwarna merah yang menantang. Aroma yang merebak dari kamar ini adalah Citrus yang mebaur dengan amber. Menenangkan dan begitu elegan. Yah, kupikir ini cocok denganku.
M a t e
Esok harinya aku bangun dengan segala hal yang sudah siap, mandi yang seperti semalam. Bedanya pagi ini kami diperintahkan untuk duduk disebuah meja panjang, sepertinya aku datang terlalu lambat. Karena sepertinya aku yang mereka tunggu, rentinaku menangkap sosok yang membeli kami kemarin. Ia tersenyum dan menunjuk kursi disebelahnya, lantas aku menuruti apa yang diinginkan lelaki ini.
"Nah baiklah, semuanya sudah berkumpul. Selamat pagi semuanya."
"Selamat pagi" Itu jawaban dari semua yang duduk diruangan ini, tidak termasuk denganku. Karena pikiranku yang beredar entah kemana. "Hari ini kita menerima keluarga baru, jadi aku harap kalian bisa lebih giat lagi. Kuperkenalkan pada kalian, Jennie yang berambut broken brown. Rose yang berambut merah padam, jisoo yang berambut hitam. Serta berlianku, lalisa. surai yang indah sayang. Silahkan, Para perempuan manisku yang siap masuk dalam tahap selanjutnya, kuharap kalian bisa menyesuaikan diri."
Aku melirik jennie, rose dan jisoo yang tidak jauh dariku, mereka sama. Menundukan kepala, dasar sialan. Perkenalan macam apa itu tadi, membuat muak saja. "Baiklah sebelum kita mulai makan pagi ini. Sebaiknya kita berdoa, berdoa dimulai."
Kami makan dengan tenang, hanya dentingan alat makan yang berbunyi. Setelah selesai, kami diajarkan untuk melayani dengan benar, ugh! Rasanya menjijikan! Kulirik jam yang berada disamping sofa, hampir malam. Dan dari tadi pagi sampai sekarang yang kami lihat adalah cara memuaskan nafsu para penjahat kelamin. Bagaimana menarik hasrat mereka, membuat mereka puas.
Itu menjijikan.
Lantas malampun tiba, seperti biasanya. Kami akan dimandikan dan memakai baju yang sudah ditentukan berdasarkan tema harian. Aku baru mengetahuinya setelah pelajaran memuakan itu selesai. Hari ini temanya adalah putri dongeng, ugh serasa mau mati saja. Kulirik maid yang membuka bungkusan bening dari gaun berwarna putih tulang berderai panjang, dengan ikatan emas dibagian bawah dada.
Kulirik diriku dicermin besar kamar ini, pas sekali. Gaunnya menjuntai dengan bagian dada setengah terlihat, bagian bawah tertali emas serta lengan yang diberi ikatan menyerupai dedaunan. Surai blonde madu digerai para maid dengan bagian sisi kiri kanan dijalin hiasan akar daun yang melilit. Atasanya mereka memberi semacam mahkota yang terbuat dari bunga segar berwarna senada dengan gaunku.
Mereka mengatakan jika tidak perlu memakai sepatu, karena putri hutan, ya... tema milikku adalah putri hutan yang kesepian. Dengan bibir merah muda yang berkilau serta hiasan mata yang begitu menantang. "Kami permisi nona."
Dan entah sejak kapan, kamar ini berubah. Layaknya hutan yang ditumbuhi banyak pohon serta bunga yang baru bermekar. Aku berjalan keluar balkon, menatap keluar dimana hutan masih tersebar. Huh, aku berpikir untuk kabur, namun aku tidak akan pernah melakukannya.
Itu melelahkan.
Saat asik dengan pikiran-pikiran aneh, pintu kamar berbunyi. Lantas aku melihat siapa yang datang, oh Tuhan aku belum siap sepenuhnya. Karena aku tahu malam ini aku harus rela kehilangan sesuatu yang berharga. "Oh.. hai? Kau lalisa?" Aku meliriknya, pemuda dengan setelan jas yang rapi, surai yang indah serta bibir tipis. Seorang alpha muda. "Ya, tuan sendiri?"
Ia menggaruk kepalanya, pandangan jatuh pada tubuhku, karena aku tahu ia sedang menatap bagian bagian yang membuatnya bergairah. "Uhh, sebenarnya aku tidak pernah ketempat ini. Tapi temanku mengajak, dia bilang disini aku bisa meluapkan stress dan kepenatan."
"Yah... aku mungkin bisa membantu, sedikit membantu."
"Be-benarkah? Bagaimana cara kau melakukan itu?" Aku menunduk, meremas kuat jari-jari tangan. "Penyatuan" Ia tertegun, lalu berjalan mendekat. "Denganmu?" Aku mengangguk.
"Kau seorang omega?"
Entah polos atau bodoh, yang pasti pemuda didepanku ini pasti belum pernah melakukan penyatuan dan menandai daerah. Sungguh teman yang tidak berguna, membawa keburukan untuk orang lain. Ia terus saja menatapku, lalu tanpa sadar ia menyentuh bagian dada atas. "Uhh"
Aku terkejut karena ia tiba-tba seperti itu, pemuda ini juga terkejut dengan reaksiku. Lalu ia mundur dan membungkuk minta maaf. "Maafkan aku! Maaf.. aku tidak sengaja, itu diluar pikiranku! Kau begitu cantik dengan pakaianmu... maaf!"
Tanpa sadar aku tersenyum dengan tingkahnya, ia lucu. "Tidak, mendekatlah. Aku terkejut karena tiba-tiba saja kau menyentuhku. Kumohon mendekatlah tuan."
"Na-namaku taehyung, Kim taehyung. Se-senang berkenalan denganmu."
"Hmm... Lalisa, wanita yang akan bersamamu malam ini."
Ia tersenyum ramah, sekian detik aku merasakan jika senyum pemuda ini begitu tulus. Aku terperangkap dengan sosok ini, dan aku mendekatinya tanpa sadar. Mengelus wajahnya, jari telunjukku menyentuh pinggiran bibir taehyung.
Aku tidak tahu reaksi apa ini, tapi yang aku tahu... aku dalam masa In Heat. Ia menatap, reaksinya juga sepertiku, terkejut dan menginginkan lebih. Ahh, aku terdengar seperti pelacur saja. Dengan tergesa, ia menciumku ganas.
M a t e
KAMU SEDANG MEMBACA
M a t e [Lisa+Taehyung] END
Lupi mannariCara Tuhan mempersatukan kita dengan berbagai cobaan, tapi aku akan selalu mengingat setiap perlakuan manis mu.