• Fix Your Life 2 •

6 1 0
                                    

Nabilla tengah berkacak pinggang di depan anak laki-lakinya, kecewa dan marah.

Itulah yang menggambarkan betapa ekspresi Nabilla saat ini.

Gazendra Badai. Anak sulung sekaligus anak laki-laki satu-satunya yang dimilikinya.

Badai, hari ini berulah lagi disekolahnya, SMA kemayoran 10, setidaknya penjelasan itu yang di dapat Nabilla ketika diminta untuk datang ke sekolah Badai.

"Kami, selaku pihak sekolah sudah menyepakati keputusan ini. Gazendra Badai telah melakukan begitu banyak masalah di sekolah kami, Ibu.

Kami mencoba memaklumi itu jika hanya beberapa kali, tapi Anak anda, Ibu, sudah melampoi batas." Nabilla bahkan ternganga ketika mendengar pernyataan kepala sekolah yang di dampingi oleh guru Bk.

"Apa yang dilakukan anak saya, Pak?" tanya Nabilla hati-hati.

Kepala sekolah hanya menghela nafas lalu meminta pada Guru yang diketahui Nabilla bernama 'Sarah' dari nametag Guru malang itu.

Guru Bk itu kemudian menarik nafas panjang sebelum menjelaskan.

"Anak Ibu itu,
Datang selalu di jam kedua pelajaran yang mana artinya, Gazendra sudah terlambat kurang lebih satu jam pelajaran.
Lalu ketika bosan, dia dan teman-temannya akan merokok di belakang dekat kantin sekolah.
Kemudian ketika dia masuk kelas, maka Gazendra akan membully guru yang sedang mengajar dengan mengatai guru-guru itu.
Belum lagi kalau sudah waktunya istirahat, Badai dan teman-temannya akan menghalau siapapun yang melewati tangga lalu meminta uang mereka.

Lalu, ketika sudah banyak membuat masalah seperti itu. Kemarin, Gazendra malah mencari masalah dengan anak dari pemilik yayasan.

Gazendra berkelahi, bukan! Gazendra memukuli Andre yang begitu pemalu dilapangan. Ketika ditanya apa alasannya memukuli Andre. Ibu tahu apa jawabannya?," Nabilla menggeleng, kemudian terlonjak kaget karna Guru Bk itu berseru begitu nyaring, "Jawabnya hanya karna Andre menyenggol bahunya ketika Gazendra membawa bakso ditangannya, lalu Gazendra menunjukkan tangannya dan mengatakan kalau tangannya sakit karna terkena kuah bakso yang panas!" tutur, ralat, seru Guru Bk itu berapi-api.

Kepala sekolah kemudian melanjutkan, "Karna itu, kami terpaksa mengeluarkan Gazendra. Kami mohon maaf, Ibu.
Tapi keputusan ini sudah bulat dan tidak dapat di ganggu gugat. Ini adalah rapot dan surat pengeluaran Gazendra Badai. Terima kasih Ibu." Nabilla hanya menyambut rapot dan map Biru itu. Lalu bergegas keluar dari ruangan kepala sekolah.

Kini, disinilah kedua Ibu dan Anak itu berada. Di ruang keluarga dengan Nabilla yang sedang menghukum Badai yang bahkan bukannya merasa di hukum melainkan di beri pencerahan oleh Bundanya.

"Beruntung kamu, Temen Bunda punya kenalan di SMA Granada jaya, besok kita kesana untuk urusin pindahan kamu kesana." putus Nabilla sambil memijit pelipisnya.

"Loh? Kenapa mesti pindah sih, Bun?"

"Kamu gila? Bunda udah susah-susah bantu kamu, kamu itu baru kelas dua SMA Badai. Jangan banyak tingkah! Besok kita pergi, end of story! Go to bed, Gazendra Badai." seru Nabilla lalu meninggalkan Badai di sofa dengan wajah tertekuk.

***
Sella tengah menyisir rambutnya di depan meja rias, ketika Mahendra --Papanya-- mengetuk pintu kamarnya.

"Sebentar lagi, Pa!" seru Sella yang kemudian bergegas mengambil tas sekolah, ponsel, dan memakai sepatunya.

"Papa tunggu di bawah ya!" Mahendra berbalik dan meninggalkan pintu kamar Sella.

Sella menatap cermin sekali lagi, merapikan seragam putih dan rok abu-abunya, Sella sudah akan pergi ketika matanya tanpa sengaja melihat frame foto Mamanya.

Fix Your LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang