13.Diantar pulang.

41 6 0
                                    

"KA RIZKY!GENTA!BERHENTI PLISSS!" Teriak Karla lebih kencang,tapi tak di dengarkan lagi.

Tak ada pilihan lain,Karla harus turun tangan,meraih salah satunya untuk menghentikan perkelahian tersebut,jika nantinya tidak mau jadi tersangka karna tidak bisa melerai orang bertengkar hingga keduanya mati.

Karla meraih tangan Genta yang siap memberi bogeman pada Rizky,menahannya sekuat mungkin.

"Pliss berhenti plisss!" Mohon Karla dan berhasil,Genta menegakkan tubuhnya,dan sedikit menjauh dari Rizky.

Sedangkan Rizky bangun dengan susah payah."Karla!" Panggilnya,membuat Karla menoleh ke arahnya.

"Harusnya lo juga jaga harga diri lo,jangan mau di pegang seenaknya sama orang dengan berlebih!" Jelas Rizky,bermaksud memberitahu."Terlebih dia bukan siapa siapa lo" lanjutnya sambil melirik Genta sinis.

Karla tau maksud Rizky baik memberitahunya,tapi entah kenapa ia merasa sesak dengan kata kata Rizky.Kata kata yang seolah Karla sudah mengotori harga dirinya sendiri,sama persis seperti cewek murahan yang sering masuk keluar club.

Tanpa Karla sadari,ia tengah meremas pergelangan tangan Genta yang di genggam kedua tangannya.Gadis itu sedang menahan emosi,ingin marah tapi Karla tau Rizky berniat baik.Tapi...

"Emang gue semurah itu ya ?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir Karla,kedua bola matanya berair.

Untuk pertamakalinya Karla sakit hati,karna di pandang serendah dan semurahan itu.

Rizky gelagapan,maksud perkataannya bukan begitu,ia hanya ingin membuat Karla jangan terlalu dekat lagi dengan Genta.Tapi tanpa ia sadar,kata katanya telah melukai perasaan Karla.

"Karla bukan gitu maksud gue" Kata Rizky,berjalan mendekati Karla.

"PERGI!" Teriak Karla menatap Rizky teramat marah.

"Kar–"

Karla langsung membalikan badannya dan langsung pergi.Rizky ingin mengejar,tapi ia merasa Karla tak akan mau mendengarnya sekarang.Sedangkan Genta sudah lebih dulu menyusul Karla.

Karla menangis sesenggukan di pinggir jalan,tangannya sibuk mengelap air mata yang tak henti hentinya keluar.

Karla tak habis pikir,cowok yang baru kenal dengannya saja bisa bisanya beranggapan seperti itu.

KARLA BENCI.

KARLA KESAL.

Tiba tiba sebuah tangan menarik kepalanya menuju sebuah dada bidang entah milik siapa.Dan mulai mengelus kepalanya secara perlahan.

"Emangnya gue semurah itu apa?" Tanya Karla di tengah tengah sesenggukannya.

"Dia itu orang tolol yang mulutnya ga pernah di saring!jangan di dengerin lagi!" Jelas Genta.

Karla tidak membalas,ia terus menangis,hingga lama kelamaan tangisnya sudah mampu di hentikan.

Karla menjauhkan dirinya dari Genta,"Pegel" Keluhnya,karena selama menangis ia terus dalam posisi berdiri.

Genta tergelak mendengar itu.Membuat Karla menatapnya dengan kesal.

"Yaudah pulang yuk,calon pacar yang anter" Kata Genta.

"Ga,gue pulang sendiri" Tolak Karla.

"Ga ada penolakan,gue maksa!" Ucap Genta sembari meraih tangan Karla,saat gadis itu hendak melangkah pergi.

"Lepasin!" Berontak Karla,berusaha melepaskan genggaman tangan Genta.

"Ga akan"

"Pemaksaan nih namanya!"

To Whom Does Your Heart Fall ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang