part 4

3 0 0
                                    

“ tidak mungkin kan ku bilang adrian menculikku dan hampir melecehkan ku, yang ada aku dikira orang gila “ ucap zahran dalam hati, zahran melihat sesosok wanita baru masuk, ok itu shinta orang yang dalam beberapa hari ini membuat zahran naik darah

Zahran ingin menanyakan pada shinta tentang  kejadian malam itu, tapi disisi lain zahran juga

Bagaimana kalau shinta orang kanan adrian atau dia lebih gila dari adrian, karena itu zahran mengurunkan niatnya untuk berntaya, dan memilih seolah2 tidak terjadi apa2

Toh kalau di lapor polisi dia tidak ada bukti dan siapa yang percaya coba

*

Disisi lain adrian sedang duduk di ruang kerjanya dan hanya melihat buku, tiba2 sebuah tangan melingkar di leher adrian dan memeluknya dari belakang, adrian tersenyum dan berguman

“ meskipun aku mengetahui semuanya aku akan tetap berpengang padamu “ dan tersenyum

Irfan yang melihat adrian dari sofa hanya menatapnya horor, ok katakan adrian sudah gila dia tersenyum sendiri dan berbicara sendiri, itu yang ada di hati irfan sekarang

Asisten yang bernama irfan itu menghampiri adrian sebelum adrian semakin gila pikirnya

“adrian apa kau tidak ingin menemui bos “ ucap irfan dengan nada takut pada orang yang di depannya

Adrian memandangi irfan dan berdiri lalu berjalan meninggali irfan yang masih bengong, dan adrian berhenti

“ kenapa kau hanya diam “ ucap datar adrian

“ eh...” irfan hanya memasang wajah bloon dan mengitu adrian yang sudah keluar duluan dari ruangan itu

*

Sebuah rumah sakit besar dan mewah di tengah2 kota, nampak terlihat semua pekerja sibuk dengan kegiatan mereka masing2, dokter, perawat dan juga petugas lainnya...

Baiklah semua mata ibu2 dan anak gadis tertuju pada satu dokter yang sedang bicara dengan nenek tua, seolah tau dia di perhatikan oleh semua wanita disitu dia hanya bisa tersenyum dan terus bicara dengan nenek itu

Wahhh...tampan sekali

Apa dia sudah punya pacar?

Berapa ya kira2 usianya, apa dia mau sama janda

“ok abaikan itu”

Ganteng bangettttttt

AHHHHHHHHHHHH  teriak gadis2 disana dan jagan lupakan ibu2 itu juga

“ehmmmm “ dehem seorang lelaki di belakang andre

“ ohhhh, kau sudah sampai “ ucap andre dengan senyumannya yang membuat lawan bicaranya itu ingin melempar sendal kemuka si andre

“ lo ngapain masih disini ANDRE” ucap riki dengan nada penekanan dan andre hanya senyum dengan tampannya

“ kan ini lagi kerja “ ucap enteng andre pada kiki yang langsung merengut

“ iya aku tahu, tapi seingatku kau ini spesialis kejiwaan bukan  penyakit dalam andre “  yang dibalas andre dengan kekehhan kecil

Andre memegang bahu temannya sambil berguman “ hihihi aku lupa “

Kiki yang mendengarnya hanya bisa menelan ludahnya dan sabar dengan teman dan juga sepupunya itu

' untung saudara ,kalau ngaa uda di suntik mati sama kiki supaya hilang sindrom sok gantengnya itu ' batin kiki yang kesal, bangaimana tidak semua pasiennya bukan sibuk mengantri malam melihat2 andre dari tadi

**
Andre pun berjalan menuju rumah sakit jiwa dimana tempatnya bekerja, sepanjang jalan ander melempar senyum kepada semuanyang yang menyapanya, andre pun tiba di rumah sakit jiwa, jelas saja karena rumah sakit umum dan rumah sakit jiwa hanya sebelahan, jadi andre bisa dengan mudah untuk mondar mandir di dua rumah sakit itu

“ dokter pasien ruang 45 tadi mengamuk “ ucap perawat itu kepada andre yang dibalas senyuman paham andre dan langsung masuk keruangan 45 itu

Andre memasuki ruangan itu dan melihat pasien wanita itu sedang melihat jendela dengan tenang, andre berjalan mendekatinya dan memanggil namanya

“ claudia...” ucap andre dengan lembut dan dibalas dengan claudia tetap diam memandang jendela, ok katakanlah si andre lagi kacangin

Shadow a girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang