#2. kamu warna dalam darahku

3.5K 471 167
                                    

Kamu cahaya, kamu malam
Kamu warna dalam darahku







"Hinata mana?" Ucap Daichi setelah mengabsen satu persatu anggota klub voli tapi tidak menemukan Hinata disana.

"Ah? Hi--hinata izin tidak masuk hari ini karena pergi Daichi-san!" Ucap Noya dengan yakin, tapi matanya melirik entah kemana.

"Pergi kemana?" Bola mata Noya pergi ke kanan dan ke kiri seakan sedang mencari jawaban yang tidak ia ketahui.

"Eumm ke--ke rumah neneknya Daichi-san!" Daichi berpikir sejenak namun kemudian menganggukan kepala dan membuat Noya bernapas lega.

"Walaupun Hinata tidak hadir, tapi latihan harus berjalan seperti biasa." Dan mereka semua pun berlatih seperti biasa walaupun middle blocker sekaligus spiker andalan mereka sedang tidak ada.










Tidak ada yang abadi di dunia ini.








"Nak, kamu sudah bilang pada teman-teman klub mu? Kalau kelas, kaa-san sudah menelfon wali kelasmu." Hinata menatap ibunya sebentar.

"Sudah kok kaa-san, aku sudah bilang pada kaka kelasku." Sang ibu kemudian menganggukan kepalanya tanda mengerti.

"Kamu kapan tanding?" Hinata kembali menatap ibunya.

"Masih lama kaa-san."

"Syukurlah, semoga kamu bisa ikut ya nak."

"Semoga..."

"Shouyou..." Hinata kemudian tersenyum, dia tau bahwa ucapannya tadi membuat sang ibu menjadi gelisah.

"Shoyou pasti ikut kok kaa-san." Ibunda Hinata menghirup napas dalam-dalam kemudian memeluk anaknya lalu keluar dari kamar itu tanpa mengeluarkan satu kata pun.

"Sssttt Shouyou akan baik-baik saja."










Rasa sakit juga bagian dari rasa dalam kehidupan.








"Hari ini Hinata tidak masuk lagi?" Daichi mulai memikirkan Hinata, karena diantara yang lain, Hinata lah yang paling semangat jika soal latihan.

"Shoyo... masih di rumah neneknya Da--Daichi-san!" Namun ucapan Noya seakan tidak di indahkan oleh Daichi.

"Mungkin nanti aku harus menghubunginya." Dan mendengar ucapan itu, Noya langsung berlari dan meraih handphonenya.










1 hal yang mungkin akan ku sesali di kemudian hari.

Yaitu jika hati ini tidak juga menyampaikan semua isinya.










Sebenarnya ketidakhadiran Hinata saat latihan membuat Kageyama sedikit khawatir. Bagaimana tidak, Hinata lah orang yang paling bersemangat setiap kali mereka latihan. Lalu, dengan alasan yang tidak jelas Hinata sudah 2 hari tidak ikut latihan.

Ah tapi biar saja, nanti juga dia latihan lagi.

Kageyama mulai memejamkan matanya untuk pergi ke pulau mimpi.

Hinata gelisah, karena sekarang pikirannya justru di penuhi dengan hal-hal negatif. Semangatnya turun, dia sudah tidak seperti dulu lagi.

Dan lagi, 1 hal yang belum dia capai sama sekali...

MY aLNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang