Happy reading!!
Laily dan Arka sudah sah berpacaran dengan mahar berupa izin dari Aerlyn sahabatnya sendiri. Dua hari berjalan dan semuanya tampak baik-baik saja. Hanya saja, kalian tahu Laily bukan? Gadis ini bisa dibilang cuek tapi tetap mementingkan kepentingan orang-orang yang berarti baginya. Dan Arka, hm..cowok guanteng seantero jagat bumi lebih bisa dibilang dingin tapi menyenangkan. Bisa dibilang Pas deh pasangannya.
"Gimana kak rasanya pacaran sama cewek cuek kayak dia?" Aerlyn menunjuk Laily yang sedang menyantap makanannya
"Hm...gimana ya? Kerjaannya cuma makan melulu..untung aja badannya tetap montok, kalau gak, jadi pacaran sama temannya Benard bear nanti!" Celoteh Arka dengan senyum sumringah
"Heh..makan udah jadi aktivitas penting tau! Kalau aja gue gak makan bisa-bisa gue cacing diperut gue demo lagi!" Balasnya
"Yakk..serah Lo lah!" Aerlyn berdecak
"Eh..nanti pulang sama ya! Lo juga Lyn! Kakak anterin nanti!" Ajak Arka
"Gak usah deh kak! Kakak pulangnya sama Laily aja, ntar gue jadi nyamuk menung lagi!" Tolak Aerlyn
"Jangan dong Lyn, Lo tega ama gue ya? Nanti Arka nakal gimana?" Pinta Laily
"Nakal apa maksud lo? Yeh..tampang sangar kayak gini nih, hatinya baik tau gak!" Arka menjawab malas
"Haha..gak kok cuma bercanda!" Titah Laily
"Gak, gue pulang sendiri aja! Lo kan udah biasa ninggalin gue trus pulang sendiri :'v "
Goda Aerlyn
"Bagus Lyn!" Puji Arka dengan mengacungkan jempolnya
"Sipp deh kak;-)" Aerlyn balik membalasApa boleh buat, Laily hanya bisa mengikuti permintaan Arka apalagi Aerlyn juga mendukung.
Saat bel istirahat telah berakhir, Aerlyn dan Laily bergegas pergi ke kelas begitu juga dengan Arka yang arahnya berbeda.
Saat menyusuri koridor kelas IPA 10, terlihat ada cekcok tepat didepan kelas X-IPA 3. Dan kalian tahu siapa yang membuat masalah? Tentu saja Anya bersama teman-temannya yang nampak sedang melabrak adik kelas yang sama ketika yang menjebak Laily waktu dipanggil buk Medina beberapa hari yang lalu, dan..Dorazhine juga ikut disana. Bagi sebagian besar cowok, masalah seperti ini lebih baik menjauh saja! Tapi tidak bagi Dorazhine ia tampak seperti mak-mak rempong yang sedang manas-manasin tetangga sebelah..aduh..cowok macam apa itu?
"Kita liat yuk Lyn? Kayaknya seru tuh!" Ajak Laily
"Kalo Lo kesana, yang ada malah tambah parah, udahlah..paling cuma masalah waktu sore itu! Anya kan emang suka kayak gini, cari sensasi aja! Udah! Kita kekelas aja" Bantah Aerlyn yang langsung pergi
"Yah..gak seru ih.." Gerutunya sembari mengikuti langkah Aerlyn=========
Semua disekolah sudah mulai bergegas pulang saat bel pulang berdering keras dan hampir memekakkan telinga karena jarak bel dari kelas Aerlyn hanya beberapa langkah saja.
"Ati-ati ya nge-date nya!" Aerlyn menggoda
"Yah..Lo sih! Gue kan gak pernah kayak gini sebelumnya, makanya gue ngajak lo! Tapi Lo nolak gue bisa apa lagi!" Laily menggerutu
"Yaelah..jalanin aja dulu! Nanti Lo pasti ketagihan!" Sahut Aerlyn
"Lo hati-hati juga ya!" Kalo jatuh, langsung berdiri!" Cetus Laily
"Lo kira gue anak kecil apa?" Aerlyn menyandang tasnya lalu pergi=======
Tiba di apartemen, lebih tenang dan nyaman disore hari itu, nampak sosok ibu yang meracik beberapa bumbu dapur untuk persiapan makan malam. Dan ayah..hm..tak nampak dimana keberadaannya.
"Ibu! Ayah dimana?" Tanya kecil Aerlyn sembari membantu ibunya
"Ada kok dikamar!" Jawab Essy
"Aerlyn bantu ya Bu!" Kata Aerlyn lembut
"Ya!"Setelah memasak dan langit mulai berubah warna. Surya yang kala itu sedang duduk memanggil anak gadisnya untuk mengatakan sesuatu.
"Aerlyn! Sini dulu! Ayah mau bicara sama Aerlyn!" Ajaknya
"Iya yah ada apa?" Tanya Aerlyn yang langsung duduk disamping ayahnya
"Aerlyn sudah berkorban banyak untuk ayah juga ibu! Hanya satu yang kurang..." Surya menarik dengan lambat lengan Aerlyn
"Maksud ayah apa? Apanya yang kurang?" Tanya Aerlyn bingung
"Warna merahmu!""ARRGGHHHH! Sakit ayah!" Teriak Aerlyn sembari menangis
Warna merah yang dimaksud Surya adalah darah Aerlyn, ia menggores lengan Aerlyn dengan panjang 5 Senti. Bisa dibilang panjang, bahkan Aerlyn sampai menggigil menahan rasa sakitnya. Surya tampak puas dengan apa yang ia lakukan lebih seperti serigala yang makan besar dihutan.
Essy yang mendengar teriakkan kesakitan dari Aerlyn langsung menghampiri putrinya itu. Terkejut bukan main, darah merah pekat terus bercucuran dari robekan oleh sebuah pisau dari ayahnya sendiri.
"Surya cukup! Kau menyakiti Aerlyn! Sadarlah Surya! Hentikan ini semua!" Essy memberontak dan mencoba melepaskan tangan Surya dari tangan Aerlyn yang sebelumnya sudah mengendus bau amis darah Aerlyn dengan merasa puas
Surya diam semenit kemudian. Memandang wajah Aerlyn yang memerah sembari menggigit bibir bawahnya karena menahan rasa sakit.
"Aerlyn! Oh tidak! Bertahanlah sayang, ayah akan membawakan obat untukmu! Tunggulah disini!" Sahut Surya bergegas mencari kotak p3k diruang tengahEssy hanya bisa menunggu Surya untuk dapat datang bersama perangkat medis agar bisa membersihkan luka goresan itu.
Perban putih membalut disepanjang luka ditangan Aerlyn. Dan bahkan Surya tak berkata apa-apa minta maaf pun tidak, karena ia menganggap bukan ialah yang bersalah.
Dan......
Misi promote bole ya..ana mau saranin karya dari teman ana.. insyaallah kalian suka kok😘Silahkan dibaca!!!
*****
Huh..jahanam gak ayahnya? Kalo iya silahkan komen kalo gak biarin aja😂😂
Silahkan voment ya semua! Dan tunggu update selanjutnya yang bakalan seru deh😉😉
Thx yee
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me [End]✓
Teen Fiction(CERITA BELUM DIREVISI) Cek n enjoy to story'😋 Yang jelas takdir gue buruk, bertemu dengan pria cacat mental dan bahkan gue harus menyebutnya sebagai ayah, yang benar saja? Hidup gue dulu berjalan baik bagai sebuah dongeng, tapi sekarang semua tera...