Kalau naksir salah gak?

186 8 0
                                    

Di pojok tempat aku duduk, aku hanya terdiam disana. Suasana sunyi di kelas, aku enggan meninggalkan tempat itu. Aku hanya menggerakkan pena yang di tangan kananku dengan alunan musik yang aku dengar lewat headphone. Aku memutar lagu yang liriknya cukup menyentuh hatiku saat ini.

Hanin - risalah hati

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku... Beri sedikit waktu biar cinta datang karena telah terbiasa...

Tanganku seolah ingin menuliskan isi hatiku yang sedang memendam rasa. Aku menulis di buku diary bermotif doraemon berwarna biru yang cukup tebal. Buku yang selalu aku bawa kapan pun dan dimana pun.

Ini tentang rasaku...
Aku tak banyak berharap kepadamu...
Aku hanya menginginkan kau tau...
Hadirku...
Aku hanya sosok pengagum rahasiamu...
Mencurahkan lewat penaku...
Terbesit tanya di hatiku...
Mengapa aku begitu?
Mengharapkanmu yang belum tentu menjadi milikku...

***


"Gua dengar Vely anak kelas 12 IPA 3." Cetus Gavin.

Serius lu?" Tanya Arvin dengan penuh bersemangat.

"Yups." Jawab Gavin sekenanya.

"Lu hampir mirip emak-emak rempong deh. Suka gosip." Ujar Arvin yang sengaja meledek Gavin.

"Kok kamu ngomong gitu sih." Jawab Gavin dengan sok cutenya.

"Hih jijik gua kalau lu gitu. Sadar Gav!" Jawab Arvin lantang.

"Bercanda monyet!" Sentak Gavin diiringi dengan pukulan kecil di pundak Arvin.

Plakk....!

"Kalau gua naksir dia, pantas gak sih?" Tanya Arvin.

"Pantas aja. Kalau dia udah punya pacar, tikung aja. Sekarang itu pakai jurus tikung-menikung." Ledek Gavin.

Arvin hanya memasang wajah datar dengan tatapan matanya yang melirik tajam ke arah Gavin.

***


Arvin dan Gavin berjalan melewati kelas 12 IPA untuk menuju ke lapangan basket. Kebetulan ruang ganti dengan lapangan basket letaknya cukup jauh yang melewati ruang kelas 12 ipa untuk menuju kesana.

".... Tuh Vely sendirian!" Ujar Gavin yang spontan mengagetkan Arvin.

"Eh iya." Jawab Arvin sekenanya.

"Samperin kek. Kan kamu naksir dia. Program PDKT gitu." Ujar Gavin meledek.

Plakkk...!

"Meledek kamu ya!" Cetus Arvin.

Arvin berjalan menuju kelasku dengan semangatnya.

"Mau aku temenin?" Tanya Arvin yang membuatku seketika terkejut.

"Eh... Silahkan." Jawabku dengan gugup.

"Kali ini kita gak bertengkar ketemu di lapangan basket kan." Ledek Arvin.

"Bisa aja kamu." Jawabku dengan terkekeh.

30 menit aku berbincang dengan Arvin sebagai tanda pendekatan.

"Aku balik dulu ya. Udah mau bel." Ujar Arvin.

"Okay see you." Jawabku spontan.

Arvin meninggalkan aku sendiri lagi dengan tatapan penuh senyum. Aku yang semula sering jutek kepada Arvin, kini mencoba membalas dengan senyuman manis.

Awal mula kedekatan aku dan Arvin di mulai. Siapa sangka berawal dari perdebatan sepele menjadi pendekatan yang sederhana.

"Vely... Hey...!" Sapa Salma.

.....

"Vely!" Bentak Salma.

".... Ehh maaf." Ujarku dengan terkejut.

"Kebiasaan deh."

"Maaf. Eh aku mau curhat deh." Ujarku dengan bersemangat.

Aku mulai bercerita tentang kedekatanku dengan Mike ataupun Arvin.

Salma mendengar ceritaku hanya melongo bingung. Cewek di depan dia yang terkenal pendiam sekarang mulai mengenal rasa.

"Sal, pendapat kamu soal mereka gimana?" Tanyaku seolah serius meminta pendapat.

"Aku lebih suka kamu dengan Arvin. Asal-usul dia jelas Vel." Ungkapan Salma.

Aku tak mengerti mengapa begitu banyak yang mengidolakan sosok Arvin. Aku akui dia baik, aku suka itu. Tapi bagiku dia ngeselin akan tetap ngeselin. Aku hanya terdiam mendengar ucapan Salma.

***


Detik, menit, jam berlalu. Aku hanya memandang foto Mike yang diam-diam sengaja aku save di galeri.

"Apa yang kamy pandang?" Suara mamah mengagetkanku yang sekarang duduk tepst di tepi ranjangku.

"Tidak." Jawabku dengan malu.

"Tidak usah membohongi mamah. Sedang jatuh cinta?" Tanya mamah kepadaku.

Aku hanya terdiam. Aku tidak ingin mamah mengetahuinya.

Aku ini orangnya jarang bercerita tentang perasaanku kepada siapapun.

***


Malam kian larut, suasana rumah pun sudah mulai hening. Aku berniat untuk menjelajahi mimpiku dengan nyenyak, namun seketika niatku terhentikan dengan message dihpku yang berdering. Aku lihat notifikasi di layar, aku terkejut ketika yang kulihat message itu dari Arvin.

"Selamat malam nona cantik. Mimpi indah ya." Ujar Arvin lewat chat.

"Aku mendapatkan nomer kamu dari Salma." Chatnya lagi.

Aku hanya read pesannya. Bukan aku sombong, hanya saja malam sudah semakin larut dan aku tidak ingin terhanyut chatingan dengan Arvin.

Aku memeluk boneka doraemon yang berukuran besar dan memandangi langit-langit atap dan dinding-dinding di kamarku, berharap segera terpejam mataku supaya esok hari tidak terlambat lagi. Seketika aku hanyut dalam tidurku dengan nyenyak.

Kuharap mimpiku kali ini akan indah dari kenyataan dunia yang kualami dan menjadi nyata.

HARI BERSAMANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang