"Non, bangun atuh. Den ganteng sudah nunggu di bawah" teriak bi imah dari bawah membuyarkan mimpi indah aya.
"Iyaiya bi" kesal aya. Aya tak begitu mengoreksi apa yang di katakan bi imah. "Hah? Siapa?" teriak aya dari kamar nya seraya melototkan mata karena terkejut dengan apa yang di katakan bi imah den ganteng?
"Ya makanya cepet mandi dulu atuh non. Ntar kan tau sendiri" canda bi imah. Aya membalas nya dengan dercakan.
Aya langsung mengambil handuk yang bi imah siapkan di lemari baju nya dan bersiap untuk mandi. Kali ini ia juga tidak melakukan ritual kecantikan ala ala aya seperti biasanya, dia sudah kepo dengan siapa yang menjemput nya. Dengan gerakan cepat aya sudah memakai seragam osis pass body nya dan langsung turun menghampiri si penjemput.
Aya langsung tertohok dengan siapa yang menjemput nya "J E K S O N!!" teriak aya. Ia sudah sangat berharap sang kekasih baru yang menjemput nya. Jekson hanya cengengesan melihat kelagetan aya. "Ini bi yang bibi bilang ganteng?" tanya aya kepada bi imah.
"Aden nya yang nyuruh ngomong gitu atuh neng aya, jangan salahin yoona" balas bi imah seraya menyiapkan makanan aya di meja makan. "Makan dulu non" tambah nya.
"Ihh si dugong emang gitu. Enggak bi, hari ini upacara peringatan hari pahlawan bi. Aya telat, berangkat dulu yoon" pamit aya kepada bi imah dan langsung menarik jekson keluar dari rumah mewah nya.
"Ini kan tanggal 11 september, hari pahlawan udah ganti?" ucap bi imah dengan polos nya.
"Kok lo sih yang jemput guee?!!" kesal aya kepada jekson seraya menaiki mobil jazz jekson.
"La terus siapa? Udah untung gue baik mau jemput lo!" jawab jekson ikut kesal.Aya memilih diam, ia belum siap menceritakan apa yang kemarin terjadi di mana ia mengelinding mengelinding di tanah saat akbar menembak nya.
Dan disinilah aya dan jekson terjebak dalam lampu merah, huh sangat menyebal kan. Aya sedang melihat lihat sekitar, pandangan nya tertuju pada motor sport. "Itu motor nya akbar!" batin aya. Mata aya terus ia fokus kan di motor akbar tersebut. Dan ya tak lama si pemilik datang mengendarai nya dan benar dugaan aya itu adalah akbar. "Itt-tu akbar!" batin aya.
Aya terus memandangi akbar dengan tatapan sedu karena di belakang jok akbar sedang ada wanita yang menaiki nya. Tunggu tunggu, wanita itu seperti 'Lisa?' .
Deg
Dugaan nya sangat benar, itu lisa! Akbar dengan lisa. Lisa sedang membonceng akbar. Sakit? Tentu! Bagaimana tidak sakit hati apabila sang kekasih lebih memilih menjemput pacar sahabat nya di banding pacar nya.
"Sakit? Itu nggak seberapa yang gue rasain liat lo sama dia"
"Woy! Gue lagi nerocos woy! Ngalamun bae" teriak jekson mengaget kan lamunan aya. "Weh weh weh, lo kenapa?" tambah nya.
"Gue kenapa? la gue kenapa bege?" balas aya sok tidak tau apa apa.
Jekson tak lagi mengubris nya, dan tak lama lampu sudah berganti warna menjadi hijau, jekson cepat cepat menjalankan mobil nya.
Sekitar 10menit mobil jazz mewah milik jekson sudah terparkir cantik di halaman sekolah. Aya tak lupa mengucapakan terimakasih dengan berat hati dan mendahului jekson. Eits jangan di fikir aya pergi ke kelas dengan hati bercambuk cambuk dan wajah merah padam menahan emosi, aya berbelok arah menuju rooftop.
Tak lama air mata yang di tahan aya sudah terbendung keluar, hati nya sangat perih. Menangis tersedu sedu? Tentu itu bukan style aya. Aya mati mati an menahan isakan, ia tak mau setelah ia pergi ke kelas teman teman nya melihat mata nya yang merah bengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flashback
Novela Juvenil"Kaki ini memang nggak sejenjang jalang yang lo sewa buat muasin nafsu lo, tapi percayalah kaki ini nggak pernah nginjak tempat maksiat yang menjadi tempat favorit saat lo kesepain. Memang bibir ini nggak se kenyal jalang yang lo sewa, tapi lo harus...