initially

6 0 0
                                    

Summary

"Dalam 3 permintaan, membuatku mengenalmu. Dalam 3 permintaan, membuatku memahamimu. Dalam 3 permintaan, membuatku mengagumimu. Dan dalam 3 permintaan itu pula, membuatku mencintaimu."~ Jeon Jungkook.

"7 hari denganmu, mengubah awan menjadi pelangi" ~ Kim Hae Ra.

11.00 p.m.

2016, Juni 5 di KHJ Hospital.

Dengan perasaan gelisah dan khawatir, Hae Ra berjalan bolak-balik di depan ruang ICU rumah sakit. Dia tidak tahu bahwa pria yang ditemuinya 3 jam yang lalu akan pingsan setelah makan malam dengan nya.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku telfon saja keluarganya? Ahh!! Tidak-tidak, bisa-bisa nanti aku akan dituduh meracuninya! Apa aku beri tahu eomma saja? Ahh, tapi eomma pasti memarahiku. Oh Ya Tuhan! Apa yang harus kulakukan??" gumam Hae Ra pada dirinya sendiri.

Tidak lama kemudian suara pintu terbuka membuat Hae Ra segera menghampiri laki-laki yang berprofesi sebagai seorang dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan nya Oppa?" tanyanya cemas.

"Hei bodoh! Makanan apa yang sudah kau berikan padanya hah?" balas dokter tersebut sambil menoyor dahi perempuan dihadapannya saat ini.

Dokter bernama Kim Seok Jin itu adalah Kakak laki-laki dari Hae Ra. Pria berumur 26 tahun ini adalah dokter spesialis bedah sekaligus menjabat Wakil Direktur dari KHJ Hospital ini. Jangan tanya kenapa dia bisa menjadi Wakil Direktur! Hal ini Seok Jin dapatkan karena dialah satu-satunya anak laki-laki dalam 2 bersaudara di keluarga Kim, dan Hae Ra lah anak bungsu nya.

"Aku hanya menemani nya makan malam saja. Mmm.. Tapi lebih tepatnya eomma lah yang sengaja menyuruhku pergi untuk menemani dia makan malam" jawab si bungsu dengan mengelus kepala yang telah menjadi korban kekerasan kakaknya.

"Tunggu tunggu tunggu!! Oppa sekarang sedang menuduhku meracuninya kan?" selidik Hae Ra seraya menyipitkan matanya.

"Hei bodoh! Aku barusan bertanya makanan apa yang kau berikan padanya! Kenapa kau malah menjawab seluas itu!" ucap sang Seok Jin."Hah sudahlah! Dia itu alergi makanan laut. Untuk sementara dia harus dirawat disini. Apa kau sudah memberitahu keluarganya?" lanjutnya bertanya.

"Belum. Aku takut kalau mereka malah menuduhku meracuninya sama seperti yang kau lakukan barusan" jawab Hae Ra menundukkan kepala.

"Sudah kuduga" lirih sang dokter."Hmm. Terserah kau sajalah. Aku sibuk" dokter itupun berbalik arah dan berjalan pergi.

"Oppa!! Jebal! Apa yang harus kulakukan sekarang?" teriak Hae Ra.

"Kau telfon eomma saja dan temani dia. Aku sibuk. Sebentar lagi ada operasi. Fighting!!" jawab dokter melambaikan tangan.

"Yaah!! Oppa!! Saranmu itu tidak membantuku!!" masih berteriak.

"Maaf Nona. Mohon jangan berisik. Pasien di dalam sedang istirahat" kata suster yang keluar dari ruangan ICU tersebut.

"Oh. Maaf!!" ucap Hae Ra membungkuk kan badan. "Tunggu suster! Bolehkah saya melihat pasien yang ada di dalam?"

"Boleh. Silahkan. Mungkin sebentar lagi pasien akan dipindahkan ke kamar inap" kata suster menjelaskan.

"Terimakasih!" Lalu, Hae Ra mulai melangkahkan kakinya perlahan memasuki ruangan ICU itu.

Perasaan campur aduk menerpa pikiran wanita berumur 20 tahun ini. Antara khawatir, takut ataupun bingung harus berkata apa pada lelaki yang sedang tertidur pulas dihadapan nya kini. Harus Hae Ra akui kalau pria ini lumayan tampan. Dimulai dari rambutnya yang tertata rapi walau sedang tertidur, hidung mancungnya bak pensil yang baru saja dirauti, garis dari bibirnya terlihat sexy saat mengatup, bahkan mata indah yang tertutup sempurna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Days/3 RequisiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang