"udah paham kan?" tanya Minhyun pada Arin setelah menjelaskan mengenai biokimia selama satu jam.
Arin mengangguk sambil tersenyum.
"makasiih kak. Akhirnya aku paham juga" ucap Arin tersenyum manis ke arah Minhyun. Melihat Arin yang cantik saat tersenyum ke arahnya, Minhyun jadi salah tingkah dan mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Minhyun menatap jam tangannya,
"Udah jam 7 Rin, yuk pulang" Minhyun mulai berdiri, diikuti Arin yang sibuk memasukkan buku-buku ke tasnya.
Minhyun berjalan keluar cafe mendahului Arin. Menyadari Arin jauh di belakangnya, Minhyun berbalik dan memerhatikan Arin yang kesusahan memegang buku dan menyandang tas nya yang berat.
Minhyun mengambil tas Arin tiba-tiba dan menyandangnya lalu mengambil buku yang dipegang Arin tanpa sepatah katapun. Minhyun membawanya dan berjalan ke arah mobil, lalu meletakkan barang-barang Arin di bangku belakang. Arin hanya bengong melihat tingkah Minhyun yang tiba-tiba itu.
Suasana canggung kembali terjadi. Mereka hanya diam-diam di jalan. Arin yang biasanya riang dan nyinyir ke Minhyun juga tidak tau mau bicara apa saat itu.
"Arin" panggil Minhyun
"iya kak, kenapa?" jawab Arin lega, akhirnya Minhyun mulai ngomong dan mengakhiri suasana diam diam ga jelas ini.
"Aku mau ngomong sesuatu" Minhyun menggigit bibirnya dan menyakinkan dirinya untuk berbicara setenang mungkin.
Arin terdiam. Dan menatap Minhyun. Tapi wajah Arin malah terlihat cemas.
"Sebenarnya... aku udah lama mau ngomong ini. Aku.."
"Kak. Besok aku ada ujian, aku mau fokus ujian" tiba-tiba Arin memotong ucapan Minhyun.
Dan Minhyun terlihat kaget, Lagi? Minhyun merasa kesal ucapannya dipotong Arin.
"Arin, kali ini bisa dengerin aku ga Rin?" Minhyun mulai bicara lembut menahan kesalnya karena tadi ucapannya dipotong.
"Kak.., please. Aku belum siap dengar kata penolakan" Arin mulai manahan tangisnya.
Minhyun kaget dan menepikan mobilnya, ia menatap Arin yang duduk disebelahnya.
"Arin, liat aku sebentar" Minhyun menarik dagu Arin agar menghadap kepadanya. Namun ditepis Arin yang mengalihkan arah pandangnya ke arah luar.
"Aku tau, kakak lagi deket sama Kak Nayeon kan. Temen sekelas kakak yang cantik itu. Dia sering ngehubungin kakak kan. Aku tau kak..." tangis Arin makin pecah.
Minhyun kaget, mulutnya ternganga melihat tingkah Arin.
"Kim Arin..." panggil Minhyun lagi sambil menarik tangan Arin.
"Kak, kalau memang kakak udah menemukan orang lain yang kakak suka. Silahkan, aku gapapa kok kak. Meski bukan aku yang diposisi dia. Aku tetap senang yang penting kakak bahagia" ucap Arin lagi.
Minhyun masih menggenggam tangan Arin erat.
"Aku belum ngomong apa-apa Rin, kamu kenapa sih" ucap Minhyun lagi.
"Kak, aku turun di sini ya. Maaf, aku mau pulang sendiri aja" Arin mencoba membuka pintu mobil.
"Engga Arin, ini udah mau jam 8" tegas Minhyun.
Namun Arin memaksa, dan berlari keluar mobil, Minhyun hanya bisa memperhatikan tingkah Arin dari dalam mobil hingga ia memastikan Arin naik taxi ke rumahnya. Iya, Minhyun mengikuti taxi tersebut dan memastikan Arin sampai masuk pintu rumahnya.
Minhyun membanting stir mobilnya kesal.
"Gue belum selesai ngomong, sial" kesal Minhyun
Jangan lupa vote dan comment :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan Kedua | Hwang Minhyun
Short Story(COMPLETED) "Aku takut, melakukan kesalahan lagi...." "Aku takut, jatuh cinta lagi" "Aku takut, kehilangan kamu lagi" 04 June 2018 - 01 August 2018