when the letter's done and signed

1.4K 169 82
                                    

warnings : crossdress!taehyung, VioletEvergarden!AU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warnings : crossdress!taehyung, VioletEvergarden!AU. setting diambil pasca peperangan.

.

.

 [i]

Dari puluhan lembar amplop surat berstampel lilin marun yang Jungkook terima pagi itu, satu surat tanpa nama dan alamat jelas terselip begitu saja. Amplop suratnya berwarna putih gading, kusam di bagian tertentu dan direkat dengan stempel lilin pada umumnya, namun dengan motif titik-titik bunga Edelweiss dan Jungkook pikir motif seperti itu langka sekali digunakan. Satu bulan lewat ia bekerja sebagai pengantar surat di desa Hallstatt, dan ini adalah kali pertama Jungkook mendapatkan surat tidak jelas begini. Jangankan nama dan alamat, ia ragu apakah isinya juga tak lebih dari lembar kertas yang kosong? Jungkook menggeleng kecil, terkekeh dalam hati dan menimang apakah surat itu harus tetap diantarkan pada destinasi yang dituju (tapi kan tidak ada alamat, bodoh) atau dibiarkan. Tapi ia juga tidak ingin kena marah Mr. Pichler, pria berumur setengah abad sekaligus atasannya di kantor jasa pengiriman surat yang terkenal dengan muka merah dan hidung bengkok kalau sudah dirundung emosi.

Ketika Jungkook kembali menghitung surat-surat itu, sengaja untuk memastikan pengantaran hari ini (sementara surat tanpa alamat tadi diabaikannya sejenak, diselipkan di antara jurnal), pintu ruang kerja terbuka lebar, tidak dalam keadaan santai tidak juga meninggalkan kesan sopan. Manakala bunyinya seperti bum dan seseorang muncul di ambang pintu. Jungkook memicingkan mata tanpa sadar, bias cahaya yang dipantulkan dari arah jendela koridor luar merembes masuk melalui celah pintu, meski terhalang siluet samar, bertanya-tanya siapa gerangan yang datang dengan cara begitu mendadak.

Pertama Jungkook mendengar oh berupa nada terkejut, kemudian sepasang kaki berbalut sepatu model oxford di atas mata kaki, kaki ber-stocking hitam, rok lipit mengembang lima sentimeter di bawah lutut, semakin ke atas kemeja country berenda berwarna salem dan semua itu terlihat pas di tubuh saat Jungkook mengamati sosoknya dengan jelas. Ia lekas mengenali dari cara bagaimana rambut cokelat karamelnya membentuk sanggul dalam kepang kecil-kecil dan pita oranye muda sebagai pemanis. Beberapa helai rambut nakal jatuh di antara selipan daun telinga, nyaris menyentuh dagu.

Orang menyebutnya boneka berjalan. Seorang gadis yang bersembunyi dalam bayang-bayang nama Kim Taehee, meski seluruh orang di kantor mengetahui benar bahwa di balik lipatan roknya ia memiliki burung, seorang laki-laki tulen dan tidak mungkin bisa melahirkan. Semua orang tahu itu, termasuk Jeon Jungkook.

"... Hai?" sapa Jungkook kikuk, mengulas senyum tipis dengan ragu. Satu bulan lewat dan rasanya hanya di depan manusia ini saja Jungkook merasa asing. "Pagi yang cerah, ya, Taehyung-ssi." Oh, astaga. Buruk sekali ia membuka topik pembicaraan. Jungkook melirik arloji, pukul setengah tujuh pagi. Waktu yang jarang dan terlalu pagi bagi karyawan. "Ada yang bisa aku bantu?"

when the letter's done and signedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang