Part 1

5 0 0
                                    

Pekan minggu ini aku disibukkan dengan urusan pindahan sekolahku dan hari ini tepat sekali hari pertamaku masuk ke sekolah.
"Huaa, emang Kota Bandung paling top, udaranya seger banget beda sama Jakarta pagi, siang, sore ketemunya polusi terus." gumamku pagi ini sambil berjalan menuju rruang guru untuk menanyakan letak kelasku, tetapi baru saja sampai di depan ruang guru tiba-tiba saja ada yang menabrakku dari belakang "Bugg.." aku reflek menoleh ke arah belakang ternyata yang menabrakku adalah seorang cowok, tampangnya memang ganteng tapi dilihat dari seragamnya saja sudah pasti anak nakal. "Eh, kalo jalan yang.." belum selesai bicara dia langsung jalan seenaknya dan melewatiku tanpa kata maaf sedikitpun, "Dasar cowok gila!!" gumamku dalam hati, dan tiba-tiba juga guru datang menghampiriku sambil mengatakan "Aduh nak kamu gapapa?, apanya yang sakit? Anak itu memang benar-benar sudah ibu katakan masih tetap saja seperti itu."
"Iya bu, saya gapapa kok. Cuma agak kaget sedikit aja, dia kenapa memangnya bu?"
"Namanya Rafiza, nakal dan pinter ngebolos dipelajaran ibu setiap ditanyain alesannya selalu aja ngeles dan bikin ibu jadi kesel." gumamnya, kan betul kataku tampang hanyalah kepuasan semata-mata.
"Oh begitu bu, yaudah maklumin aja bu disetiap anak sekoah pasti ada ko tipe-tipe anak seperti itu."
"Iya nak, oiya ada perlu apa kamu kesini? kayaknya saya baru pertama kali liat kamu disini."
"Oh iya bu, saya Grizelle Putri Alfaza, siswa pindahan dari Jakarta."
"Oh iya, saya baru ingat kata Pa Andri hari ini ada siswa baru dan masuk ke kelas saya hari ini."
"Hehe iya bu.."
*triiing, triingg." bel berbunyi menandakan sudah memasuki kegiatan belajar mengajar.
"Nah, kebetulan sudah bel, saya antar kamu ke kelas saya, kebetulan hari ini saya ngajar dan nanti kamu perkenalkan diri kamu didepan teman-temanmu yang baru ya."
"Baik bu."
Aku berjalan menuju kelas dengan wali kelas ku, Bu Nur dia tidak memperkenalkan diri tetapi aku melihat lencana nama nya yang ada di seragam gurunya itu. Sesampainya dikelas anak-anak bisik-bisik, sudah biasa bagiku situasi seperti ini dan mungkin yang di bicarakan adalah aku, dan saat ada murid baru ya sudah pasti yang di bicarakan tampang wajahnya.
"Assalamualaikum.., oke anak-anak mohon diam sebentar, Ibu mau memberi tahu bahwa hari ini kita kedatangan murid baru dari Jakarta. Grizel silahkan perkenalkan diri kamu."
"Waalaikumsalam bu.." serentak menjawab salam dari Bu Nur.
"Halo teman-teman, perkenalkan nama saya Grizelle Putri Alfaza, saya pindahan dari SMA Nusa Bangsa Jakarta, kalian bisa panggil aku Faza atau Grizel, senyaman kalian aja mau manggil gimana hehe.."
"Halo Grizel..", "Hai Faza.." sebagian ada yang menyebutku Grizel dan sebagian ada yang menyebutku Faza, tak apalah namanya juga baru awal pertemuan nanti juga akan terbiasa.
"Baik, sekarang kamu duduk dengan Vania"
"Baik, Bu.."
"Hah apa-apaan anak badung gila ini ada disini!? Dan persis duduk di belakangku, damn!" gumamku setelah aku tahu bahwa orang yang duduk persis di belakangku adalah cowok yang tadi pagi menabrakku.
"Hai.." sapa Vania kepadaku,
"Ehh.. Ha Haii juga.." aku tergugup karena Vania tiba-tiba menyapaku
"Kamu kenapa? Kok kesel gitu liat Fiza?"
"Iya, aku kesel tadi pagi dia nabrak aku tp ga minta maaf sama sekali, jadi kesel sedikit hehe.."
"Haha, maklum namanya juga anak nakal. Kamu harus banyak sabar duduk depan belakang sama dia, siapin mental yang kuat wkwk.."
"Haha, untung stok sabar aku berlusin-lusin, jadi santai aja wkwk" aku dan dia tertawa bersama sampai Bu Nur menegur aku dan Vania.

Waktunya jam istirahat
"Baik, karna bel istirahat sudah berbunyi lanjutkan tugas kalian dirumah"
"Siap Bu Nisa" Bu Nisa adalah guru kimia dia mengajar setelah mata pelajaran Bu Nur selesai.
"Eh, udah istirahat km mau ke kantin ga?"
"Boleh yuk.."
"Oiya, aku panggil kamu apa ni, Faza aja deh yang gampang wkwk"
"Haha, iya terserah kamu" saat sedang asik mengobrol dengan Vania tiba-tiba banyak anak yang mendekati ke meja ku dan meja Vania, biasa mungkin mereka penasaran tentangku. Aku jawab pertanyaan mereka seperlunya dan saat kondisinya seperti itu cowok yang bernama Fiza ini tiba-tiba marah-marah "Ngapain si rame-rame ditengah jalan ngehalangin orang jalan aja, minggir-minggir, norak lu pada." aku terdiam dam semuanya menyorak ke arah Fiza ini, lalu aku meninggalkan situasi canggung itu dan pergi ke kantin dengan Vania.
"Rese banget si tu orang, bikin kesel aja"
"Baru di bilangin tadi, disuruh sabar, baru begitu aja kamu udah marah marah Za, wkwk"
"Kesel banget, kan bisa bilang permisi gausah marah marah gajelas, emang tu sekolah punya dia"
"Haha, sabar.. Daripada emosi mendingan makan baso dah yuk biar emosi nya terkuras wkwk"
"Yaudah, kamu duduk duluan biar aku yang mesen"
"Bener ni gapapa za, ntar yang ada tu mangkok pecah pas di bawa sama lu gara-gara lu jutek terus haha.."
"Kutukupret." Vania terus menertawakanku saja.
"Kang, baso 2 campur ya"
"Oke neng geulis, ditunggu ya.."
setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesananku datang.
"Nih neng pesenannya, Akang bawain satu ya, Neng bawa satu juga"
"Oke kang.." baru beberapa langkah aku jalan menuju arah mejaku tiba-tiba saja Buggg, "Aduh.." mangkok baso yang sedang kupegang jatuh dan kuahnya mengenai ke arah bajuku, reflek aku menengok orang yang menyenggol ku ternyata yang  menabrak cowok gadungan itu.
"Heh, bisa ga sih kalo jalan tuh selain make kaki, dipake juga matanya! Gausah asal jalan dan nabrak orang yang ada didepan lu, punya mulut kan, gunain buat bilang 'permisi'!" tukasku
"Yaudah maaf mbak, gua ganti basonya ini.. Buset dah romannya sensi bener ini anak baru.", "Kang, gantiin basonya yang baru buat pengganti mbak judes ini" dia berjalan lalu menoleh ke arahku dan mengatakan "Mbak jangan judes-judes ntar cepet tua kayak Bu Sri" emang dasar gila, bodoamat daripada makin emosi, mending tinggalin aja deh lagian liat kode dari Vania kalo aku disuruh ngalah disini dan disuruh cepat-cepat kesana.
"Baju kamu gapapa?"
"Gapapa ini, cuma kena sedikit tadi"
"Udah sabarin, emang anaknya gitu, makin diladenin makin stress kamu nanti."
"Ga diladenin aja bikin stress" saat sedang asik mengobrol dan membicarakan tentang sekolah ini dan guru-guru yang mengajar disini, tiba-tiba saja ada yang mengirim coklat kepadaku "Kak, ini ada coklat buat kaka"
"Dari siapa ya?"
"Saya gak boleh ngasih tau namanya, cuma dia nitipin ini aja ke kakak, terima ya ka biar saya gak di kejar-kejar sama kakak yang ngirimin coklat ini"
"Loh kamu diapain? kalo dikejar-kejar bilang aja biar saya ketemu sama dia"
"Saya disuruh bantuin akang baso kak selama seminggu, saya kan jadi ga bisa pulang cepet kak"
"Astaga, yaudah kalo gitu, ucapin terima kasih ke orangnya, dan bilang kalo mau kasih sesuatu kasih langsung aja aku ga gigit ko"
"Oke ka, makasih ka".

Haii guys mau tau kelanjutannya di part 2 kaya gimana dan penasaran siapa yang ngasih coklat ke Fazaaa, ikutin terus ceritanya dn pastikan Voment terus ya gais! Biar makin CEMUNGUDH EAA HEHEHE..
Kalo bahasa dan pengetikannya ada yang kurang dan salah mohon maap ya. BAII GUYS.
PIEWPIEW^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Enemy My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang