Letter 1

19 0 0
                                    

4/2/23

Hi, kamu!

yang aku temui di Juni 2022. Gak kerasa hampir setahun ya, sejak hari itu? hehe. mungkin ga sih kamu bertanya-tanya tentang bagaimana kamu dan aku setelah pertemuan pertama kita? karena aku bertanya-tanya. aku mungkin tidak akan mendapat jawaban dari pertanyaan yang kupendam sendiri. tapi, jika kamu pun penasaran... aku sedang akan menceritakan perspektifku. so ... bare yourself.

aku menyesal.

menyesal bertemu kamu.

tapi aku ga akan nyalahin kamu karena yang mematahkanku adalah ekspektasiku sendiri.

sejujurnya, aku tau kita sengaja dipertemukan, kan? malam itu aku sebenarnya bersikeras ga mau datang. tapi bagaimana mungkin aku membantah mama. jadi aku patuh. 

lalu, besoknya kita ketemu. itu keputusan pertama yang aku sesali hari ini.

seminggu kemudian, aku menerima pesanmu di whatsapp. tau ga kenapa aku balasnya lama? karena aku ga mau kamu sampe mikir aku udah nunggu pesanmu selama seminggu. padahal memang iya. 

tapi akhirnya kubalas juga kan? itu keputusan kedua yang aku sesali hari ini.

sepertinya, aku punya attachment issue. or because you are the only guy i talked to frequently. or because you successfully distracted me from my previous heartbreak. karena aku jadi selalu nunggu chat kamu terus tanpa berani chat duluan.

kamu minta aku ketemu kamu seminggu kemudian dan aku setuju. dan itu keputusan ketiga yang aku sesali hari ini.

Everything was sweet at first or at least that's how I felt. banyak perhatian, dikabarin yadda yadda yadda... but, lately I realize that it was actually just your bombing phase. kita masih chatan ya? tapi makin kesini sudah makin hambar.

I blame myself for that. mungkin kamu ga dapet feedback yang kamu inginkan. atau mungkin aku terlalu membosankan sehingga kamu hilang rasa.

oh, sebentar? rasa apa? haha. kayaknya emang dari awal aku yang kegeeran.

maaf ya? aku ngerti kamu pasti udah sampe dititik cape. 

tapi, aku juga udah males basa-basi. capek buka hati untuk orang yang cuma mau bertamu doang. bukannya masuk dan mengutarakan keinginannya untuk menetap.

aku pikir udah kamu, tapi ternyata masih belum. dan berpikir seperti itu adalah hal yang paling aku sesali hari ini.

Letters of Unsaid FeelingsWhere stories live. Discover now