Chapter 6

361 57 2
                                    

Keduanya semakin dekat. Bahkan bisa jadi ini adalah proses yang lumayan singkat. Tak peduli dengan masalah yang akan datang, cukup jalani sebagaimana mestinya.

Terdengar langkah ribut dalam rumah yang cukup hangat, seorang pria manis terlihat mematut diri di depan cermin yang terletak di dekat tempat tidur, baru saja menerima pesan jika Taehyung akan menjemputnya dua jam lagi, tapi dirinya terlalu semangat sampai membuat rumahnya agak berantakan dengan pakaian yang berserak berhamburan.

Pertama kali ada seseorang yang mengajak keluar, setelah beberapa tahun hanya menyendiri dalam kegiatan sebagai dokter yang cukup melelahkan jiwa.

Kerap kali harus menahan rasa lapar yang meraung ingin dipuaskan saat berhadapan dengan daging para korban yang menganga terbuka, mengundang mata laparnya setidaknyaㅡwalau hanya gumpalan daging kecil, ia tak masalah. Baginya itu seperti popcorn yang meledak indah di mulut.

Ia butuh sesuatu kegiatan yang terlepas dari bedah membedah, menghirup udara dengan bebas bahkan jika bisa, membuat ia terlupa dengan semua jati dirinya.

Dan sekarang hanya tinggal menunggu, terduduk manis sesekali melirikkan mata kearah jam yang serasa berputar lambat, walau menunggu bukan gayanya, tapi terkecuali untuk Kim Taehyung, seseorang yang mulai mengusik pikiran dan hatinya.

'5 menit lagi'

Merapalkan semangat dengan senyum melengkung manis di ranumnya. Tak sia-sia, akhirnya yang ditunggu telah tiba dengan ketampanan yang memukau.

Memakai kemeja putih yang menggambarkan bahu lebarnya dengan jeans berwarna navy panjang yang membalut kaki panjangnya, Taehyung sukses membuat jantungnya berdebar kencang dalam sekali tatap. Menimbulkan rona merah yang berpendar di pipi berisinya.

"Kita mau kemana?" Jungkook yang penasaran tak mampu menahan lagi saat mobil beranjak jauh melewati dari apa yang ada di benaknya.

Taehyung menoleh, menggigit pipi dalam saat mendapati kelinci manis yang terduduk si sampingnya itu menatap dengan mata bulatnya, lengkap dengan kacamata bulat bertengger di hidung lucunya.

"Ke tempat yang menyenangkan, mau?" Balasan yang ia terima berupa anggukan antusias, dengan mata berbinar senang.

Taehyung tak tahan, sebelah tangan mulai melarikan diri ke surai hitam legam yang ternyata sangat lembut, seperti helaian kain sutra yang memang terlihat cocok dengan dengan parasnya yang cantik.

Memang pesona Jungkook tak bisa dihiraulan begitu saja, rasanya ingin mengukung tubuh itu dalam pelukannya.

Dan tak berapa lama diperjalanan, akhirnya mereka sampai di suatu wahana taman bermain yang ada di pusat kota. Terlihat banyak sekali pasangan yang menghabiskan waktu luang untuk berduaan karena malam ini malam minggu.

Raut puas para pengunjung rupanya menulari sang pria manis yang kini tengah sibuk melihat suasana yang ramai, kerlap kerlip lampu taman yang menerpa membuat bias cahaya nampak menyinari rupa eloknya.

Taehyung tergugu, beginikah saat diri ini terpesona? Melihat sang malaikat yang jatuh menemaninya, berdiri di samping, dan tersenyum dengan begitu indahnya sampai cahaya rembulan tak sanggup menandingi?

Dirinya sudah terlalu jatuh dalam diri Jungkook, entah itu parasnya yang cantik atau perilakunya yang manis, semua yang ada dalam diri Jungkook terlihat begitu indah di matanya. Setiap gerak gerik yang dilakukan, akan ia rekam dalam memori dan ia simpan jauh di dasar hatinya dan akan ia putar kembali di masa kelak nanti.

Terlalu asik akan pemandangan sekitar, Jungkook menolehkan matanya dan melihat Taehyung tengah memandang kosong atau..  terpesona padanya? Well, dirinya tak boleh terlalu berharap. Bisa saja ada pemandangan yang lebih menarik perhatian Taehyung 'kan? Dan tentu itu bukan dirinya. Harapan yang terlalu tinggi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PREJUDICE | TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang