Part 8

1.1K 88 7
                                    

Agatha, Della, dan Rere, mereka bertiga diminta menghadap Pak Kepala Sekolah untuk persiapan Pekajusa yang akan diadakan lusa. Pak Riandy ingin memastikan kalau semua persiapan sudah disiapkan oleh tiga murid kebanggaan sekolag itu, bukannya tanpa alasan Pak Riandy khawatir.

Ketiga gadis itu disibukkan oleh murid pertukaran pelajar, takutnya mereka melupakan sesuatu yang berhubungan dengan perkemahan yang diwajibkan untuk kelas sepuluh itu.

"Susunan kepanitiannya sudah, kan?" tanya Pak Riandy memastikan.

Agatha mengangguk. "Sudah, Pak. Kali ini Rere yang menjadi ketua panitia, saya wakilnya."

"Lalu Della?"

Della tersenyum, lebih tepatnya nyengir. "Saya free, Pak."

"Maksudnya?"

"Kan yang jadi panitia dipilih, nah saya kepilih ngurus konsum. Trus karena katanya konsum untuk peserta ditiadakan, jadilah saya tidak memiliki tugas," jelas Della bangga. Ayolah, kapan lagi Della bisa terbebas dari beban-beban yang seakan mencekiknya itu. Apalagi di bawah kepemimpinan Agatha, semuanya harus sempurna.

Pak Riandy mengerutkan keningnya. "Kamu tetap harus ikut ke bumi perkemahan karena saya menugaskan kamu untuk membimbing para murid pertukaran pelajar."

"Mereka ikut, Pak?!" tanya Agatha syok. Baru saja Agatha berpikir akan terbebas dari tiga makhluk menyebalkan itu, terlebih Natha, cowok itu benar-benar menyebalkan menurut Agatha.

Tadi pagi saja, cowok itu datang ke rumah Agatha dan memaksa Agatha untuk berangkat bersama. Untunglah Satya bukan tipe cowok possessive seperti Arga, jika tidak, entah bagaimana nasib Agatha jika sampai cowok itu tau Agatha dijemput cowok lain.

"Iya, kalian tidak keberatan kan?" tanya Pak Riandy.

Agatha mengangguk, lalu segera menggeleng.

Pak Riandy menatap Rere. Segera, Rere menggeleng.

Beralih, Pak Riandy menatap Della. "Bertiga dong, Pak. Masa saya ngurusin ketiganya sendiri. Pak, di kota aja mereka ngeselin apalagi di bumi perkemahan. Saya nggak mau, Pak. Mending jadi ketua panitia dibanding ngurusin mereka. Suruh Rere aja," cerocos Della dalam sekali tarikan napas, membuat Pak Riandy bengong sendiri melihat tingkah Della.

"Eh kok gue?!" pekik Rere tidak terima.

"Saya kan udah jadi ketua, Pak. Salah dikit aja gagal acara, masa tugas saya ditambahin lagi. Agatha aja."

Agatha melotot. "Nggak. Sekali-kali gue jadi wakil, ya kali disuruh ngurusin tuh cowok-cowok. Della aja udah tuh paling bener, kan lo pernah bilang mau poliandri, Del."

"What?!" pekik Della. "Enak aja, mau poliandri juga gue pilih-pilih kali. Bisa digorok Arga sebelum kawin gue."

"SUDAH! CUKUP!" bentak Pak Riandy membuat mulut Agatha dan Rere yang tebuka ingin mendebat Della kembali tertutup.

"Agatha, kamu membimbing Darel. Della, kamu membimbing Natha. Dan kamu, Rere, membimbing Dello."

"Kok saya Dello?" Rere membekap mulutnya sendiri saat menyadari kebodohannya.

Della mengangguk. "Kenapa saya Natha, Pak? Mukanya galak," ucap Della jujur.

"Saya nggak mau Darel, Pak. Omes gitu orangnya."

"TIDAK ADA PENOLAKAN!" bentak Pak Riandy membuat ketiga gadis itu kicep.

###

Selain membimbing mereka, Pak Riandy juga memperbolehkan Agatha cs memberikan tugas pada ketiga murid baru itu untuk membantu mereka mengerjakan tugas kepanitian dan Della mendapatkan tugas menjadi bendahara acara yang nantinya akan mengurus segala yang berhubungan dengan uang.

"Nih!" Della mengulurkan selembar kertas yang bertuliskan daftar apa saja yang harus dibawa oleh Natha untuk acara Pekajusa.

Natha mengerukan keningnya, bukannya menerima uluran kertas itu, cowok itu malah menatap Agatha yang mengulurkan kertasnya pada Darel.

"Gue nggak dapet?" tanya Dello.

Rere memutar matanya malas lalu mengulurkan kertasnya pada Dello. "Lo bantuin gue, tugas lo yang paling berat di antara mereka berdua," ucap Rere sinis.

"Lo bantuin gue, semuanya harus sempurna, nggak boleh ada kesalahan." Agatha berbicara pada Darel yang telihat menggaruk kepalanya tidak mengerti dengan kertas yang diberikan Agatha.

"Woles, kerjaan lo paling gampang. Tinggal sediain uang sebanyak-banyaknya dan masalah selesai." Della tersenyum ke arah Natha sambil mengedipkan sebelah matanya.

Natha mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Uang?"

Della memutar matanya malas. "Agatha, gue titip jelasin sama Natha, ya? Biasa, jadwal gue laporan sama Pak Bos dulu," ucap Della lalu berlari meninggalkan mereka.

Pak Bos yang dimaksud Della adalah Arga. Della harus laporan apa saja yang dilakukannya seharian pada Arga dan jika Della pergi keluar, maka harus beserta bukti foto Della pergi bersama siapa saja dan ke mana.

"Kamis, Jumat, dan sabtu sekolah akan mengadakan perkemahan yang akan dilaksanakan di bumi perkemahan. Gue ketua panitia, Agatha wakil, dan Della bendahara," ucap Rere menjelaskan dengan ogah-ogahan karena biasanya tugasnya hanya mencatat.

"Dan Pak Riandy nugasin kami buat ngebimbing kalian dan kalian ditugasin buat bantuin kami," tambah Agatha.

"Natha, lo sama Della," ucap Agatha sambil menatap Natha yang masih terlihat bingung.

Agatha mengalihkan perhatiannya ke arah Darel. "Lo sama gue."

"Dan lo sama gue," ucap Rere pada Dello

At This Very Moment✔ #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang