2 || sebatas garis

41 7 6
                                    

Alana berjalan menuju ruangan yang akan menjadi kelasnya nanti, kelas X ipa 2 dengan gontai.

"Baru aja masuk sekolah baru. Udah dapet masalah sama Kakak kelas gajelas itu" gumam Alana.

-Sampai di kelas-

Kreek, pintu terbuka lebar. Ia masuk ke dalam kelas. Dipandanginya satu per satu teman barunya di depan pintu, lalu....

"Lah? Mawar? Yuda? Vito? Geo? Kita sekelas? lagi?" Alana terperanjat setengah sadar.

"Ala~"

"Alang-Alang gua. Waah, sekelas lagi kita sist. Kangen gua sama lu" teriak mawar sambil memeluk Alana.

"Gila-gila, kita bisa sekelas lagi sama Alang-Alang gengs. Gak pecah nih squad kita hahaha" celetuk Yuda.

"Aduh, lama-lama gua bosen ya. Ketemu Alana mulu dari kelas 1 SMP. Sekelas mulu lagi. Ya gak pit?" Umbar geo.

Lalu disambut anggukan dari Vito.

———

Kringgg, jam pelajaran pertama.

Bel pun berbunyi menandakan waktu belajar sudah dimulai. Alana yang memang -notabenenya- adalah murid baru disana akan memulai jam pelajaran pertamanya dengan MOS yang diadakan oleh kakak kelas mereka.

Dengan mengalungkan sebuah papan nama yang dihias dan memakai topi dari kardus bekas, seluruh anak kelas X berjalan menuju lapangan.

-Di dalam kelas X Ipa 2-

"Duh, mana ya nametagnya, perasaan tadi udah dimasukin ke tas, aduh gimana nih, aela.."

Yuda yang baru saja hendak keluar dari kelas menyusul semua temannya yang sudah berlari ke lapangan berhenti karena melihat Alana yang masih mengobrak-abrik isi tasnya.

"Nyari apaan al? Cepetan, nanti langsung ke lapangan, gua duluan ya" pamit Yuda.

"Tungguin gua yud–aela udah pergi" sesalnya.

———

Alana yang hanya memakai topi dari kardusnya itu berjalan dengan gontai menuju lapangan.

Sial, satu kata yang sedari tadi mengiringinya saat berjalan. Sudah hari pertama masuk sekolah, barangnya tertinggal pula.

Entah mengapa, ia tidak bergairah masuk sekolah untuk hari ini saja. Tiba-tiba...

"Eh woi, yang lagi jalan. Cepetan, mau saya suruh seri 1 set?" Omel seseorang.

Alana celingak-celinguk ke belakang berharap bukan dia yang dimaksud, tetapi tidak ada orang lagi selainnya yang sedang berjalan. Lalu...

"Ha? Saya ka?" Sambil menunjuk dirinya.

"La iya kamu, Cepetan saya itung ya, 1 2 3 4 5..."

Ia pun bergegas berlari menuju lapangan. Baru saja tiba di lapangan, orang yang tadi meneriakinya sudah mulai bertanya lagi,

"Eh, mana papan nama kamu? Udah tadi jalan lama banget, papan nama juga ga dipakai? Mau seri 1 set ya?" Cerca orang itu.

Alana pun menunduk gelagapan tak tahu lagi ingin menjawab apa. Saat menengok keatas, alangkah terkejutnya bahwa...

I'm back👋🏻
Gimana nih? Gatau aja tangan gatel mau nulis, tpi malah gajelas wkwk
Yaudalaya, vote+comment aja gtu klo ada kritik atau saran
See ya

Sebatas garisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang