Fate - Why

366 47 79
                                    

*****


Terapi dan pengobatan yang diterimanya, membuat keadaan Woohyun semakin membaik. Tentu saja dengan bantuan Sunggyu yang selalu setia menemani. Bahkan karna Sunggyu juga, Woohyun mulai membuka diri. Tak ada lagi rutinitas makan di kamar, setiap pagi olahraga di taman belakang, dan banyak lagi. Sunggyu perlahan mengembalikan sosok Woohyun yang dulu.

"Hyung, sudah cukup. Aku lelah."

Woohyun sedang latihan berjalan sore itu. Kedua lengannya mulai pegal karna harus jadi penopang berat badan.

"Coba lepaskan peganganmu pada kayu itu. Gunakan kakimu saja."

Ucapan Sunggyu jadi semangat Woohyun. Merasa percaya diri, Woohyun melepaskan satu pegangan tangannya. Selama ini dia sudah berlatih keras, semoga tidak sia-sia.

"Kau berhasil!!!"

Sunggyu berhambur ke pelukan Woohyun saat tuan mudanya itu berhasil jalan mencapai ujung tanpa berpegangan. Meski agak tertatih, tapi Woohyun sudah bisa menggunakan kakinya sendiri.

"Aku sangat senang melihatmu, Hyun."

Woohyun membalas pelukan Sunggyu. Rasanya sangat pas, dengan Sunggyu dalam pelukannya.

"Gomawo, Hyung. Semua ini berkat dirimu."

Sunggyu sedikit memundurkan tubuhnya. Dengan kedua lengan Woohyun yang masih melingkar di pinggangnya, Sunggyu menangkup wajah Woohyun.

"Aku hanya menemani, sisanya adalah usaha kerasmu Woohyun. Chukae."

Melihat ke dalam retina bening Sunggyu, membuat Woohyun seolah terbius. Merasa dicintai dan diinginkan, Woohyun tanpa sadar menarik pinggang Sunggyu hingga tubuh mereka berhimpit tanpa celah.

"Johahaeyo, Sunggyu hyung."

Setelah satu kalimat itu terucap, Woohyun tanpa ragu mendaratkan bibir tebalnya ke bibir tipis Sunggyu. Membelainya lembut, mendekapnya hangat, membuat sang empu tak ingin melawan. Gerak bibir mereka terasa pas dan saling mengiringi. Woohyun menekan tengkuk Sunggyu, membawa ciuman mereka semakin dalam.

Sunggyu memejamkan matanya rapat. Menikmati momen yang sangat dinantikannya. Tak peduli apa arti ciuman yang diterimanya, bagi Sunggyu, selama itu Woohyun, dia rela menyerahkan seluruh hatinya.

"Saranghae, Woohyunie."

Meski tak terucap, tapi perasaan Sunggyu sangat tulus. Dan tidak ada satupun hal yang bisa menandingi kebahagiaannya.


*****


Walaupun masih harus memakai seragam pelayan, di mata Woohyun, Sunggyu bukan lagi sebatas seseorang yang bertugas mengurusnya. Sunggyu lebih dari itu. Sunggyu orang yang sangat spesial baginya.

"Kemarilah, hyung." Woohyun memberi sinyal dengan menyisikan sebagian selimutnya.

Sunggyu ragu. Kepalanya tertunduk, Sunggyu memainkan jarinya sendiri. Kebiasaannya saat sedang gugup.

Woohyun yang gemas, tak sabaran, segera beranjak dari kasurnya. Mendekati Sunggyu lalu meraih tangannya.

"Wae? Apa yang ada dalam pikiranmu, hyung?"

"Ne?"

"Kau membayangkan aku akan 'menikammu', ya?"

Sunggyu membuka lebar matanya, "a-aniyo. Bukan itu, Hyun."

"Lalu apa?"

"Eum," Sunggyu menarik tangannya dari genggaman Woohyun. "Bagaimana kalau nanti ada yang--"

[DISCONTINUED] Fate On Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang