part 62

3.3K 194 12
                                    

Semakin hari sikap Prilly semakin aneh,Ali sempat melihat Prilly beritual menggunakan sesajen setiap jam 12 malam jum'at,dan asal Ali ajak Prilly sholat Prilly selalu menolaknya dengan alasan sedang datang bulan,Ali menyadarinya dan ingin memastikan apakah Prilly baik baik saja langsung ke dufan untuk menemui madam Lyra.

Saat dia ke dufan tempat madam Lyra sudah tidak ada lagi ntah dimana.

Ali pun menanyakannya kepada seorang petugas.

"Pak, tempat ramalan tarot yang biasa disini itu dimana ya pak?" Tanya Ali.

"Oh itu sudah tidak beroperasi lagi pak sudah pindah." Ucap seorang petugas.

"Bapak tau nggak nomor telfonnya?" Tanya Ali lagi.

"Wah saya gatau tuh pak." Ucap petugas itu lagi.

"Makasih pak." Ucap Ali.

Ali pun pergi menuju parkiran dan memasuki mobilnya.

Dan terlintas sebuah ide untuk mencari tahu keberadaan madam Lyra di google.

Lalu dia pun mengeluarkan iphonenya dan langsung memencet aplikasi google.

"Oke google ramalan tarot madam Lyra." Ucap Ali.

Lalu terlihatlah nomor telfon madam Lyra di google. Lalu dengan cepat Ali pun memencet nomor madam Lyra.

"Halo madam Lyra peramal tarot disini." Ucap seseorang dari sebrang sana.

"Halo madam, madam masih ingat saya?" Tanya Ali.

"Siapa ya?" Tanya madam Lyra.

"Saya Ali madam yang waktu itu meramal sama Prilly." Ucap Ali.

Madam Lyra pun terdiam sejenak.

"Oh, iya madam inget kamu yang meramal di dufan itu kan?" Tanya madam Lyra.

"Iya madam." Ucap Ali.

"Bagaimana kabar kamu?" Tanya madam Lyra.

"Baik madam." Ucap Ali.

"Oh ya kamu udah enggak berhubungan lagi ya sama Prilly Li?" Tanya madam Lyra.

Ali pun mengerutkan dahinya.

"Masih kok madam, bahkan kami sudah punya anak dan hidup bersama." Ucap Ali.

"Loh kok di kartu saya kamu tidak hidup bersama Prilly ya?" Tanya madam Lyra.

Ali pun menegang.

"Ma..maksudnya madam apa?" Tanya Ali.

"Iya di kartu saya kamu hidup bukan bersama Prilly tapi cewek lain." Ucap madam Lyra.

"Ali kita ketemuan sekarang gimana? Ini sangat perlu di ucapkan." Ucap madam Lyra.

"Oke di kemang ya madam." Ucap Ali.

"Oke saya segera kesana." Ucap madam.

Ali pun mematikan telfonnya lalu menancapkan gasnya menuju kemang.

Sesampainya di kemang dia pun duduk menunggu madam Lyra.

"Ali." Ucap madam Lyra tersenyum.

Ali pun menoleh.

"Madam, silahkan duduk." Ucap Ali.

"Ali langsung aja ini sangat penting diucapkan." Ucap madam Lyra lalu mengocok kartunya.

Lalu madam Lyra membuka kartunya.

"Nah ini ke janggalannya. Disini kamu dan Prilly bersatu setelah anak perempuan kamu lahir kamu dan Prilly sudah terpisah." Ucap madam Lyra.

Ali pun semakin menegang.

"Ali apa Prilly sempet berhenti bernafas?" Tanya madam Lyra.

"Iya madam setelah melahirkan Aprillea dia koma." Ucap Ali.

Madam Lyra pun terkaget.

"Prilly kamu bukanlah Prilly yang asli." Ucap madam Lyra.

Ali pun bingung.

"Maksud madam apa?" Tanya Ali.

"Raganya memang Prilly tetapi jiwanya bukan Prilly,tapi yang lain." Ucap madam Lyra.

"Jadi itu bukan Prilly madam?" Tanya Ali.

"Iya Li, apa sikap Prilly berubah akhir akhir ini?" Tanya madam Lyra.

"Sangat madam, saya juga liat dia sering membuat ritual dengan menggunakan sesajen." Ucap Ali.

Madam Lyra pun menghela nafasnya lalu membuka kartunya lagi.

"Seperti yang saya ucapkan dulu, yang memasuki Prilly adalah dari masa lalu dan dia sedang menuntut keadilan." Ucap madam Lyra.

"Siapa madam?" Tanya Ali.

Lalu madam Lyra pun membuka kartu selanjutnya

"Dan itu dari masa lalu kamu Ali, namanya." Ucap madam Lyra terhenti.

"Echa Parastica." Ucap madam Lyra.

Hati Ali pun seperti di sambar petir dan tak bisa berkata kata lagi.

Je T'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang