Twelve : "Out of Mind."

745 83 24
                                    

Chapter 12

Mendengar dentuman musik yang kuat membuat ombak tinggi dihati Yoona. Dirinya seperti menanti datangnya tsunami yang langsung memporak porandakan rumah tangganya yang memang tidak pernah berjalan mulus.

Suara musik diiringi teriakan yang memusingkan kepala, Yoona berada ditempat yang paling dia benci seumur hidupnya. Bukan cafe maupun restaurant yang biasa dia kunjungi setiap hari, melainkan sebuah bar yang tidak banyak pengunjung. atau mereka sering juga menyebutnya sebagai, bar para konglomerat.

Dirinya sekarang berfikir mengapa dia memilih menikah dengan orang yang tidak mencintainya.Sebuah penyelesan ia memilih tanpa memikirkan akibatnya seperti ini. Dulu  Yoona fikir jika mencintai satu pihak saja, dirinya tetap merasa bahagia. Tapi nyatanya tidak.

Apa begitu sulit meredam perasaan egois untuk memiliki suaminya seorang diri?

Wanita pembenci alkohol ini akhirnya meminum alkohol dengan kadar yang paling tinggi untuk mengobati luka dihatinya. Kemudian Dirinya tersenyum puas saat berhasil meminum oneshot.

Yoona tidak ingin suaminya memiliki seorang selingkuhan terang" an dihadapannya.

Bukankah bercerai adalah sesuatu yang membuat belenggu dikaki Daniel lepas agar mendapatkan keinginan yang didambakannya sejak dahulu?

Bodoh memang, tapi apakah Daniel pernah mengakui dirinya adalah istri dihadapan orang setidaknya satu kali?

Apakah Daniel bisa tertawa lepas seperti di tv saat bersama dengannya? Bukankah Yoona hanya sebuah beban yang ditanggung Daniel dalam perjalanan kariernya?

"Minum sendirian itu tidak enak. Kau akan mudah frustasi dan melakukan hal gila." Ujar seorang lelaki dengan jas hitam serta rahang yang tajam dan wajah yang proporsional yang entah kapan sudah duduk disampingnya.

Yoona dengan kesadaran 35% pun melirik lelaki disampingnya, dan tidak bisa menolak untuk mengatakan bahwa dia sangat tampan dengan kemeja merah didalamnya. Namun kehadiran lelaki yang tidak dia kenal disampingnya itu tidak membuat Yoona melupakan masalah yang dia pikuk saat ini.

Bahkan wanita itu tidak peduli jika lelaki disampingnya ini berniat jahat padanya atau bukan. Fikirannya saja sudah jenuh untuk menjalani rumah tangga bersama Daniel.

Wanita itu tertegun, dia mendengar helaan nafas yang panjang. Nafas lelah yang sepertinya memiliki masalah yang sama beratnya dengan dia. Lelaki itu tidak terlihat seperti sedang bersenang senang. Dia malah terus menuangkan beberapa gelas alkohol lalu menghela nafas lagi kuat.

"Aku mengalami banyak hal berat hari ini. Mungkin tanpa sadar, aku sudah kehilangan kewarasanku..." curhat lelaki dengan alis tebal dan tersusun rapi dengan mata sayunya.

Yoona menatap wajah pria itu sebentar, lalu berusaha memendam rasa ibanya. Karena Yoona memang cukup lelah untuk menghadapi berbagai watak pria di dunia ini. Ia bahkan tidak peduli dengan pria hidung belang dengan tipe yang beragam.

"...Aku hampir bunuh diri."

Yoona terdiam, lalu mengalihkan pandangannya lekat lekat pada lelaki ini. Bahkan wajah tampan dengan alis mata tebal ini masih terlihat sedih dan suram di balik musik yang keras.

Tentu lelaki dihadapannya bukan orang yang berkekurangan, penampilannya dengan pantofel yang berkilat, jam tangan, kemeja serta jas dengan merk ternama.

Yoona dibalik kesedihannya juga ingin bertanya apa yang membuat lelaki itu hampir bunuh diri.

"Tapi tidak apa. Aku sudah bertemu denganmu. Setidaknya aku tidak terlalu kesepian dibalik masalahku." Kata lelaki dengan rambut hitam yang dinaikkan keatas menambah kesan tampan sambil berusaha tersenyum dengan tulus.

You Did Well [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang