Jiya menunggu dengan cemas di teras rumahnya.Berharap sosok yang dia nanti segera muncul dan menjelaskan situasi yang terjadi.Hampir 2jam sahabatnya itu tak jua datang.
"Jiya,lagi nyari siapa"? Sebuah suara mengagetkannya
"oh,Edo..ini lagi nunggu Aini" jawab Jiya ogah-ogahan
Edo tersenyum dan segera berlalu dari tempat itu.Jiya hanya membalas senyum Edo sekedarnya.Pandangannya tertuju pada sebuah lipatan kecil yang tak sengaja jatuh dari kantong Edo.Jiya berniat memanggil Edo.Tapi dia urungkan niatnya karena rasa penasarannya lebih kuat.
Di pungutnya kertas itu dan segera dia simpan dalam saku.Dari kejauhan sudah terlihat Aini yang sedang berlari ke arahnya.
"lhoh,katanya di antar Mas Bagus?"
"aku tadi minta pulang sendiri,toh dia juga masih ada kerjaan"
Jiya menarik tangan Aini dan memaksanya untuk mulai bercerita.
"emm,aku sekarang pacaran dengan mas Bagus.ssstttt tapi jangan bilang siapa-siapa plisss"
Jiya terkesiap,terkejut mendengar pengakuan Aini.
"Ai,gila kamu ya!"
"i..iya dia emang masih punya istri.tapi aku sayang sama dia M.."
"lupain dia Ai!kamu bisa kog hidup tanpa pacaran.apalagi dengan pria beristri seperti dia!" ucap Jiya berapi-api
"ah,udahlah aku pikir kamu bisa ngerti kalau aku curhat"
Aini melangkah pergi meninggalkan Jiya.Hatinya sangat kecewa dengan sikap Jiya yang ternyata tak mendukungnya.Teriakan Jiya tak di gubrisnya.
"Ai! Aku begini karena aku peduli sama kamu!kamu sahabatku,aku tak mau kamu berbuat di luar batas!"
Aini menoleh sejenak ke arah Jiya.Tatapan matanya tajam.
"kamu sahabatku,tapi bukan berarti kamu berhak mengatur hidupku.aku pikir cuma kamu yang mengerti!sekarang biarkan aku melakukan apa yang aku ingin."
Jiya terhenyak,tak menyangka kalimat pedas itu meluncur dari mulut seseorang yang selama ini begitu berarti untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa
General FictionHidup penuh kejutan,bahkan terkadang manusia tak pernah memprekdisikannya