Semua Harus Usai

3 0 0
                                    

Aini terus saja mengucap sumpah serapah di sepanjang jalan.Hatinya masih begitu sangsi untuk mempercayai segala ucapan Edo.

Brakk!!!
Kaki Aini tersandung sebuah batu yang cukup membuatnya meringis kesakitan.

"Aini!"

Bagus yang baru saja pulang kerja menghampiri Aini yang terlihat kesakitan.Rupanya kali ini Bagus memakai mobil yang biasanya cuma terparkir manis di garasi.

Dengan tertatih Aini mencoba kabur menghindari Bagus.Tapi jelas saja dengan kaki cidera seperti itu menyulitkan Aini.Bagus menarik Aini,memaksa untuk masuk ke mobil.

Namun sekali lagi,Aini tak memiliki kuasa untuk menolak perintah Bagus.

"Ai,kenapa kamu terus menghindari aku?"

Tatapan Bagus fokus ke jalan yang di lalui.Aini terus saja membisu.Akhirnya Bagus mengarahkan mobilnya ke area taman kota.
Bagus menghentikan mobilnya,dan mendekatkan wajahnya ke wajah Aini

"Maafin perbuatan Mas yang sudah menidurimu.Mas tak akan lepas tanggungjawab sayang.."

"Udahlah mas,aku tuh masih kecil.lagiyan aku lihat mbak Laras juga sudah kembali ke rumah kan?tadi pagi aku lihat kalian tertawa bahagia!!mas udah nipu aku."

Bagus terdiam sejenak dan mencium kening Aini.Kemudian mengajak Aini untuk duduk di kursi taman.Sore ini suasana taman cukup ramai jadi Aini agak lega,Bagus tak akan berani berbuat macam-macam dengannya.

"Kamu mau es krim?mas beliin ya."

Mulut Aini ingin berkata tidak,tapi penjual eskrimnya terlanjur di panggil.Ketika Bagus membuka dompetnya untuk membayar,Aini melihat sesuatu jatuh dari dompetnya.Diam-diam Aini menginjak perlahan dan mengambilnya.Sesuatu yang berwujud serbuk dalam plastik kecil.
Aini bergegas menyimpannya dalam saku celana.

"Dek,jangan diamkan mas seperti ini"

Aini menatap Bagus dengan tatapan tajam.

"Mas sudah berhasil merusak masa depan Aku..omongan Jiya benar,kamu tuh gak baik untuk aku!!!"

"Mas sudah bilang,mas sayang sama adek..Mas akan nikahi Adek kalau Adek udah siap..bahkan sekarang pun mas siap"

"Aku masih punya banyak mimpi mas!sebentar lagi aku SMA,aku masih ingin kuliah,kerja dan bahagiain orangtuaku.Dan lagi!mas udah punya mbak Laras!udah deh mas fokus aja ke keluarga mas!"

"Sudah ku bilang dek,aku gak mencintai Laras..aku akan ceraikan dia secepatnya."

Haish..

Aini muak mendengar perkataan Bagus.Tadi pagi tanpa sengaja Aini melihat Bagus tengah bercanda dengan mbak Laras dan anaknya.Bahkan sebelum berangkat,Bagus sempat mendaratkan kecupan hangat di dahi mbak Laras.Dan rasanya semua itu terlalu menyakitkan untuk di lihat.

"Aku rasa kita cukup sampai di sini saja mas,masa depan aku biar aku yang memikirkannya.mas jangan khawatir."

Aini melangkahkan kakinya,seorang ojek online yang sudah dia pesan daritadi mengantarkannya pulang dalam kepedihan..

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang