"Eternity adalah keabadian. Eternity adalah semu. Eternity adalah hal yang tidak pernah nyata adanya."
***
"Apa yang kau lakukan, hah?!" Pria itu menggeram marah, memukul kaca hingga tangannya berdarah. Pelipisnya terlihat mengerut luar biasa, murka pada adikara yang disanggah. Padahal dia baru saja kembali dari olahraga sore, masih belum puas akan tubuh berotot yang sudah dibangunnya sejak lama.
"Sudah kubilang berkali-kali untuk jangan membunuhnya, tapi kenapa kau masih keras kepala juga?" Pria itu duduk di sofa panjang, masih memasang wajah kusut. "Bodoh ... bodoh sekali,"
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" balas sosok lain yang baru saja membisu. Rahang wajahnya begitu tajam, alisnya hitam dan terlihat elok, kedua pupil matanya pekat, sangat mengintimidasi.
"Kita? Ini semua adalah salahmu. Aku tidak akan ikut campur lagi, Kim."
Bersambung
With love,
Jasmine
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternity
Fanfic[ON GOING] Dialah sang malam, hitam yang bertajuk kelam. Sebuah hasil manifestasi dari panorama delusi. [Kim Seokjin, as a main character.] ©jasminsya