Part 11

2.7K 246 29
                                    

Namja berahang tegas itu mendorong adiknya ke atas tempat tidur.

"Istirahatlah! Lihat karena perbuatan bodohmu suhu tubuhmu menjadi sangat dingin," ucap Taeyong dengan wajah kesalnya, sementara Jaehyun ia tidak menganggap hyung tertuanya yang mengomel dan hanya bermain dengan handphonenya.

"Yak! Aku ini hyung tertua disini! Jika aku sedang berbicara kau harus menghormatiku,"

Jaehyun tetap tidak menanggapi perkataan hyungnya, hal itu membuat Taeyong semakin kesal dan langsung merebut handphone adiknya dan membantingnya ke lantai.

"Hyung! Aku sedang sibuk! Aku tidak bisa jika hanya mendengar omelanmu yang panjang seperti orang sedang bercerita!" Jaehyun menaikkan nada bicaranya lalu, mengambil handphonenya yang tergeletak di lantai.

"Sebenarnya apa yang membawamu kembali ke keluarga ini Lee Jaehyun?" ucap Taeyong datar dengan tatapan membunuh.

"Apa maksudmu hyung? Bukankah ini memang tempat seharusnya aku berada,"

"Pertama kali kau datang. Kau datang seperti namja baik dan manis lalu sekarang kau berubah drastis seperti tokoh antagonis yang ada di cerita. Sebenarnya apa maksudmu ke sini Lee Jaehyun!?" ucap Taeyong dengan penekanan diakhir katanya.

"Walaupun aku menjelaskannya kau tak akan pernah mengerti hyung," lirih Jaehyun.

Namja berdimple itu memilih untuk tidur dari pada harus mendengarkan ucapan hyungnya, lagi pula kepalanya sangat terasa pusing jika harus berdebat sekarang. Taeyong, namja itu ikut tidur disamping adiknya dan memeluk tubuh adiknya dengan harapan agar suhu tubuhnya segera menghangat. Tak lupa namja berahang tegas itu menyalakan pemanas ruangan dan menyelimuti tubuhnya dan tubuh adiknya.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Yuta sedang berkutat dengan berkas - berkas yang menumpuk, ruang kerjanya sangat tenang karena hanya ada Yuta disana.

Srek...

Namja berparas tampan itu merobek berkas yang baru saja ia baca. Dengan kesal ia melemparnya kesembarang arah.

"Doyoung,"gumam Yuta sambil menyangga kepalanya dengan kedua tangan diatas meja.

Tak lama kemudian ia menyunggingkan senyum sinisnya lalu, mengambil kunci mobilnya yang ia taruh dilaci sejenak ia melihat kearah foto yang berisikan 4 namja kecil yang sedang tersenyum manis. Ia mengusap lembut foto tersebut lalu, pergi meninggalkan ruang kerjanya. Namja berparas tampan itu terlihat sedang menghubungi seseorang sambil mengemudikan mobilnya. Namja itu menghentikan mobilnya di sebuah jembatan, disana terasa sangat sepi karena hanya ada ia dan seorang namja dengan kacamata hitam yang sedang memandang ke arah sungai.

"Jauhi adikku!" ucap Yuta sambil berjalan menghampiri namja yang ada di depannya.

"Kau menyuruhku kesini hanya untuk hal yang tidak penting? Tidak kah kau merindukanku setelah beberapa tahun tidak bertemu?" namja berkacamata hitam itu menyunggingkan senyum manis.

"Awalnya aku memang merindukanmu karena hanya kau sahabat terbaik yang ku punya -"

"Tapi untuk apa merindukan orang yang merebut adikku," Ucap Yuta dengan jeda dikalimatnya.

"Bukan aku yang merebutnya! Tapi keluarga bodohmu itu yang membuangnya! Mungkin jika keluargaku tidak mengadopsi uri Jaehyunie kau tidak akan bertemu dengannya untuk selamanya,"

"Apa maksudmu? Kau menuduh keluargaku yang melakukannya dengan sengaja!?"nada Yuta mulai meninggi. Bahkan ia juga menarik kerah kemeja namja didepannya, sedangkan namja didepannya hanya tersenyum menatap kearah Yuta.

[END]Bad Brother -LTY . JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang