20.2 Ditinggal

765 125 2
                                    

Mina bergegas ketika melihat Malik ikut menurunkan kopernya dari Bus.

"Sini biar aku sendiri." Mina ingin mengambil kopernya namun Malik lebih gesit membawa koper itu kedalam mobil yang terparkir di terminal.

"Lah mas. Aku bisa sendiri loh!" Mina menaikan sedikit nada suaranya. Dia tidak setuju dengan opini Malik yang ingin mengantarnya via mobil seperti mudik-mudik sebelumnya. Yah sebelum mereka putus.

"Aku tadi ditelpon wendy dia bilang apa kamu sama aku dan aku bilang iya. Jangan sampai dia khawatir cuman gara-gara kamu malah pulang sendiri aku cuman mau mastiin kamu sampai rumah dengan selamat."

Mina diam sebentar sedangkan, Malik sudah masuk kedalam mobil untuk membenarkan koper Mina begitu pula kopernya.

Sopir Malik sudah siap untuk mengantar sedangkan Mina masih menunggu didepan pintu mobil penumpang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sopir Malik sudah siap untuk mengantar sedangkan Mina masih menunggu didepan pintu mobil penumpang.

"Aku nggamau naik ini."

Mina sedikit mempermainkan emosi Malik inilah mengapa mereka suka putus nyambung. Mereka sama-sama masih labil.

"Kenapa lagi?"

"Ngga mau aja."

Mina berkata tanpa raut bersalah dan sedikit menantang.

Ayolah marah biar aku bisa langsung pergi dari sini.

Malik menutup wajahnya dengan kedua tangan besarnya lalu mengambil nafas dalam.

"Yaudah kamu maunya gimana?"

"Naik motor." Tunjuk Mina pada sebuah motor butut keluaran tahun 70an yang sedang dikendarai oleh seorang laki-laki berprawakan tionghoa bersama seorang wanita dengan perut membuncit.

Malik menyipit lalu tersenyum tipis.

Baiklah Mina, bukan Malik namanya kalau ngga bisa ngikutin mau kamu.

"Hy Jackson!", Malik berteriak sembari meninggalkan Mina untuk menghampiri motor yang tadi ditunjuk perempuan kesayangannya itu.

15 menit kemudian.

"Bapak tolong anterin Jackson ama istrinya pulang dulu. Bawa barang saya pulang juga. Ntar barang Mina antarin terakhir aja ke Tangerang."

Titah Malik pada sopirnya dan diiyakan oleh laki-laki 30 tahunan itu.

"Mas kamu kok ngerepotin sih."

"Ngapapa.  Kamu ngga ngerasa ngerepotin mas emangnya?"
Malik tersenyum lagi. Tapi Mina malah buang muka terus menggapai helm yang tadi digunakan Yenny, istri Jackson.

Mereka pun naik ke motor berwarna cerah itu. Dengan Malik yang sumringah dan Mina yang masih asem aja mukanya.

"Malik. Tihati yah tiap 50 kilo periksa mesinnya jan sampai panas."
Kepala jackson nyembul dari mobil afanza milik Malik.

[Complete] Ramadan: Bulan Cinta | Wenyeol 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang