🛡️🛡️🛡️
"Ayah, mau tungguin Za? Za kesiangan duh!" Zaira mencari ayahnya sembari membetulkan rambut nya yang acak-acakan.
"Sekarang hari senin sayang, Ayah ada apel. Tak masalah ayah tinggal?"
"Yasudah, nanti Za naik angkot saja"
"Ayah berangkat dulu ya, sekolah yang benar!"
"Siap ayah, laksanakan!" Tangan Zaira melipat tanda hormat kepada seorang kapten, mereka tertawa melihat aksi Zaira.
Setelah Zaira mempersiapkan semuanya, Zaira langsung mengambil roti yang telah disiapkan oleh Ibunya. Tanpa pikit panjang Zaira langsung mencium tangan Ibunya, dan berangkat.
****
"Kalian tau ini hari senin? Kenapa masih telat!!" Suara Pak Atma menyeruak di tengah lapangan
"Sudah! Sekarang kalian hormat kepada sang merah putih hingga jam pelajaran pertama selesai!"
Zaira mencoba untuk tidak kabur setelah 15 menit pertama, sedangkan anak laki-laki lain berusaha kabur karena Pak Atma tidak mengawasi mereka.
"Zaira, kabur yuk!" Ajak Nindya
"Engga nin, ini kan hukuman"
"Masih sejam lagi loh Za!"
"Ayah aku nanti marah kalau tau aku telat, tapi bakal lebih marah kalau aku melanggar perintah"
"Ahh ga asik lo za!"
Satu jam pelajaran telah terlewati. Zaira dan Nindya yang kebetulan sekelas segera masuk dan tidak membuang-buang waktu.
"Mampus kan lo telat, makanya jangan nge-judge gua telat mulu, mampus kan K.A.R.M.A !" Praja menghalangi pintu masuk menuju kelas,
"Telat itu bukan urusan karma!" Jawab Zaira enteng
"Buat lo karma!"
"Ya enggak lah!"
"Anak tentara bisa telat juga ya?"
"Ya kan manusia!"
"Uhhh yang selalu tepat waktu dan ledek gua telat sekarang TELAT ya!"
"Udah ih berisik, aku mau masuk, awas!"
"Ga usah ngegas kali Za""BODOAMAT!!" Zaira mendorong badan Praja yang tinggi besar itu, dan duduk dibangku nya yang paling depan.
Baru saja Zaira hendak menyalin buku catatan milik teman sebangkunya, Ameera. Ia lupa, ternyata ia tidak membawa tas!
Ya ampun, perasaan tadi bawa tas. Ketinggalan di angkot? Atau dimana nih. Zaira panik bukan main, baru kali ini dia sesial ini. Tiba-tiba seseorang yang sangat ia kenal menunggunya di depan kelas.Ka Ryan? Ketua OSIS? Ngapain. Batin Zaira.
"Ada apa Ka?" Ucap Zaira,
"Tadi kamu telat ya?"
"Hah? Hm. Iya ka, emang kenapa?"
"Kamu Zaira Kayandra Hamel? Ini tas mu tertinggal di lapangan, kebetulan ada gantungan yang menunjukkan nama mu, lain kali jangan ceroboh ya" Ryan memberikan tas Zaira dan tersenyum manis sembari menatap wajah polos Zaira.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PROMISE OF A SOLDIER
Fiksi Remaja"Bilang sama teman laki-laki yang mau sama kamu, sebelum deketin adeknya deketin dulu abangnya! iyakan Yah?" Ucap lelaki yang disebut abang oleh Zaira. "Yah... kalau begitu mana ada lelaki yang mau sama Za, datang kerja kelompok ke rumah saja takut...