"Woojin?" gumam gue.
"Ssttt" Woojin meletakkan jari telunjuk nya didepan bibir gue.
"Lo harus balik ke kamar" ucapnya sambil nunjuk ke arah lorong.
"Kenapa?" tanya gue.
"CEPATTT" bentak nya. Gue sontak mundur dan nabrak meja dibelakang.
Gue bergeleng dengan tampang takut kearah nya yang menatap gue kesal.
"Gue kangen sama lo" lirih gue. Tapi dia malah bergeleng dan mendorong gue keluar dari ruangan ini.
Saat gue berbalik ingin masuk Woojin segera menutup pintu nya dan menahan nya dari dalam.
"Jinnn" panggil gue dari depan pintu. Tapi Woojin tak bergeming sedikit pun dari dalam sana.
"AKHIRNYAAA!"
Gue tersentak kaget saat melihat sosok yang sudah lama tidak gue lihat, Hyunjin. Orang itu sedang berjalan ke arah gue dengan seringai-an nya.
"Jinnn tolongggggggg" teriak gue sembari menggedor pintu ruangan Woojin berada itu.
"Jangan pikir ada yang nyelamatin lo!" ucap Hyunjin yang semakin mendekat. Dia tidak sendirian melainkan bersama anak buah ayahnya.
"WOOJINNNNN" teriak gue lagi dan lagi.
"Woojin?" tanya Hyunjin dengan tampang jahat nya. "Dia ga bakal nolong lo lagi, meski dia sekarang ada disini" ucap Hyunjin penuh penekanan seolah-olah dia tahu sekarang Woojin disini.
"Sama gue aja lahhh" kini Hyunjin menarik paksa tangan gue dan membawa gue ke sebuah mobil hitam di ujung sana.
"WOOJINNN" tidak pernah ada kata menyerah bagi gue. Gue menoleh kearah belakang dengan keadaan tangan gue yang masih ditarik Hyunjin.
"Woojin" lirih gue bersamaan dengan titik nya air mata gue saat melihat sosok Woojin yang sudah keluar dari ruangan itu.
Dia berdiri dan memandang gue dari sana.
"Tolong jinnn" lirih gue lemah.
Air mata gue mengalir lebih deras saat melihat Woojin berbalik arah dan membiarkan gue dibawa oleh manusia bejat ini.
"Sudah gue bilang juga, dia gabakal nolong lo lagi" ucap Hyunjin tanpa menoleh ke arah gue. Sementara gue hanya bisa menghela napas panjang.
Kini gue terdiam dengan keadaan pasrah didalam mobil Hyunjin, bersama Hyunjin dan anak buah ayah nya yang tergabung didalam mobil hitam ini.
Gue terlalu pusing untuk memikirkan mau dibawa kemana atau mau diapakan gue sekarang.
Hati gue masih terlalu sakit saat harus menerima keadaan bahwa Woojin baru saja menghiraukan keadaan gue.
Kemana Woojin yang kemaren kemaren bilang akan selalu jaga gue.
Apa ada seseorang yang menghasut nya untuk berpisah dengan gue.
Tapi.....apa tidak terlalu tega dia meninggalkan gue bahkan saat gue sedang terancam oleh orang gila yang duduk disamping gue sekarang ini.
"Jangan di galauin lahh si buluk itu" ejeknya.
Gue segera melotot ke arah orang sipit disebelah gue ini.
"Apa?" tanya nya angkuh. "Mau minta tolong sama siapa lagi lo?" didorong nya pelan tubuh gue sampai terhantam ke tubuh besar anak buah boss Hwang yang duduk disebelah gue sekarang.
"Mau aja lo di bohongin sama perjodohan palsu itu"
"Palsu?"
"Hmmm" Hyunjin mengangguk. "Perjodohan palsu yang dibuat ayah gue hanya untuk sekedar menghilangkan penerus tuan Hwang dan tuan Park" ucapnya lagi dengan seringai-an angkuhnya.
Gue segera merebut pistol yang ada di tangan anak buah boss Hwang yang duduk disebelah gue dengan kecepatan yang sudah pernah gue pelajari dahulu.
Dan mengarahkan pistol itu ke kepala Hyunjin, membuat anak buah boss Hwang didalam sini mengarahkan pistol nya masing-masing ke gue, kecuali yang pistolnya baru saja gue curi.
"Turunin gue" titah gue tapi sial ekspresi Hyunjin semakin menjadi.
"Harusnya lo berterimakasih sama gue" ucapnya.
"Hehh?! Setan aja males berterimakasih sama lo" gue dorong kepala nya menggunakan pistol yang gue pegang sekarang.
"Sabar deh gue ngadepin orang yang udah mau mati"
"Maksud lo?"
"Ga lama lagi lo dibunuh sama si buluk tuhhh!"
"Ngomong yang bener" gue menempel kan ujung pistol ke kepala nya Hyunjin.
"Setan juga ga mau ngomong bener sama lo" balas nya dengan nada yang sama seperti gue sebelumnya.
Gue benar-benar geram dengan Hynjin yang sudah semakin menjadi ini.
Gue arah kan pistol ke atas dan gue tarik pelatuknya, membuat semua orang di dalam mobil ini melihat ke arah gue.
Hyunjin dengan segera menyuruh supir berhenti dan dia membuka pintu mobil dengan kasar lalu mendorong gue keluar.
Beruntung gue dapat menjaga keseimbangan dengan baik, mungkin kepala gue akan terhantam trotoar jika tidak dapat menjaga keseimbangan setelah didorong Hyunjin.
"HYUNJIN SIALAN!" teriak gue setelah mobil Hyunjin melanu meninggalkan gue.
Benar-benar sial gue hari ini.
Setelah diculik Hyunjin lalu di tinggalkan nya diatas jembatan panjang ditengah kota yang sepi ini. Ditambah Woojin yang baru saja menghiraukan gue.
Sekarang apa yang harua gue hadapi?
Apa harus gue terjun bebas dari atas sini, lalu mati kedinginan didalam air yang mengalir Indah dibawah jembatan ini.
Ahhh tidak tidakkk!
Itu adalah cara mati yang tidak keren.Sekarang yang dapat gue lakukan hanyalah berjalan menyisiri jembatan ini, berharap ada bantuan atau ada anak buah ayah yanh sedang mencari gue.
Dan...
Yang paling gue harapkan adalah sosok Woojin datang menghampiri gue.Tbc...