Ichiいち
The important things to do before you go travel
One; Tentukan jadwal liburan, jangan mepet!
Liburan yang nyaman dimulai dari packing yang sempurna. Jika sudah menentukan tanggal keberangkatan, segera tentukan waktu untuk packing. Jangan terlalu mepet dengan jadwal keberangkatan.
Butuh cukup waktu untuk packing yang benar, agar bisa lebih santai dan tak ada barang penting yang terlewat untuk dibawa. Tentunya tidak asyik jika sudah tiba di tempat tujuan, kemudian baru menyadari ada barang yang tertinggal karena packing terburu-buru.
✈Ocean Sach Kanaka atau yang biasa mereka panggil Sean adalah Laki-laki yang menjunjung tinggi kebebasan diatas segalanya. Tidak terikat terhadap hubungan apapun—baik pernikahan ataupun pertunangan. Satu-satunya yang ia lakukan seumur hidupnya adalah mengarungi lautan dan mendaki gunung. Dari yang terakhir kali didengar Alessia, putra bungsu dari pemilik stasiun tv swasta nomer satu di Indonesia itu, menghabiskan dua tahunnya mengembara di benua Antartika. Menyatu dengan hamparan es dibawah langit biru dengan ditemani populasi anjing laut dan penguin.
Alessia tau jelas tentang benua yang tidak memiliki penduduk tetap seperti benua lainnya itu. Salah satu benua yang juga memiliki dua musim. Musim panas dan musim dingin yang berganti setiap enam bulan sekali, membuatnya menjadi salah satu benua yang wajib dikunjungi dalam daftar wisata milik Alessia. Namun perempuan itu tau pasti saat ini, prioritas utamanya bukanlah berpetualang seperti dahulu ketika ia masih remaja. Saat ini, prioritasnya hanyalah bekerja keras untuk dapat membiayai kehidupan kedua anaknya.
Oleh karenanya, Alessia tidak terlalu tertarik dengan percakapan rekan-rekan kerjanya. Toh, dia sudah tau segalanya. Dengan pekerjaannya sebagai talent coordinator, Alessia tau segalanya tentang kehidupan lain dari artis atau orang-orang terkenal lainnya. Jadi, yang ia lakukan saat ini hanya duduk, dan menyesap italian cream soda miliknya sambil sesekali membalas pesan dari pengasuh anaknya.
"Gue dengar, dari ketiga anak Pak Burushi, hanya Ocean yang nggak pernah mau diwawancara," ucap Giselle, salah satu rekan Alessia yang bertugas sebagai tim kreatif. "tipikal kepribadian dingin yang pelit suara."
Yuka yang bekerja sebagai floor director menambahkan, "Ya-wajarlah," Ia meneguk jusnya sebelum melanjutkan, "Sean, kan, bukan artis, bukan anak artis, apalagi anak presiden atau tokoh dunia. Menurut gue, wajar kalau dia nggak mau diwawancara di acara reality show begitu,"
Kenta, satu-satunya laki-laki yang ikut bergabung dalam pembicaraan seputar putra bungsu pemilik stasiun tv yang menjadi tempat kerja mereka, mengalihkan tatapannya pada Alessia. Memutuskan tidak ikut terlibat lebih jauh lagi dalam pembicaraan itu.
"Al, lo belum jawab pertanyaan gue pagi tadi,"
Alessia yang terkejut karena tiba-tiba namanya disebut mengangkat wajahnya dengan cepat-menatap balik ke arah Kenta. "Ah?"
"Kenapa lo balik kerja lagi?" tanya laki-laki berwajah oriental itu.
Giselle mengangguk setuju dan ikut mengalihkan perhatiannya pada Alessia. "Benar tuh, Al! Gue juga tadi sempat nanya lo belum jawab. Kok, tiba-tiba balik kerja lagi? Memangnya diizinin?"
Alessia yang memang dahulu setelah lulus kuliah sempat bekerja selama dua tahun di stasiun tv milik Earth Media, sempat mengundurkan diri karena harus memfokuskan dirinya untuk mengurus rumah tangganya dan anak laki-lakinya— Millard. Namun, karena rumah tangganya sudah selesai, maka ia harus kembali bekerja untuk dapat membiayai kehidupannya dan Millard. Oleh karena itu, ia hanya bisa mengerjapkan matanya bingung dan berkata, "Ehm...itu, lagi perlu uang aja..."
"Lo ngomong perlu uang, kayak mau cerai sama Albi aja Al," sahut Gissele.
"Memang kalau iya kenapa?" balas Alessia yang membuatnya mendapatkan tatapan horor dari semua rekan-rekan kerjanya.
Bahkan Anetth, salah satu teman dekat yang dimiliki Alessia di tempatnya bekerja, tersedak mendengar pengakuan dirinya. Perempuan yang bermimpi menikah dengan Calum Hood itu, terbatuk-batuk sambil memukul-mukul pelan dadanya.
"Lindungi... nyawa gue please...," Perempuan berambut cokelat kemerahan itu kemudian meneguk air mineral yang ada di hadapannya sebelum kembali berkata, "Tolong ya, hargai nyawa orang yang masih ingin hidup ini."
Alessia tersenyum geli dan berkata, "Memangnya gue ada niatan bikin lo mati muda, Neth?"
Anetth mendengus sebal. "Jelas ada!" Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh meja-mencari pengikut yang akan mendukung ucapannya. "Memangnya Albi kurang apa, sih, Al?"
Kata-kata itu Lagi.
Semenjak Alessia memutuskan untuk berpisah dengan Albi, orang-orang di sekitarnya selalu saja menanyakan hal yang sama padanya, alih-alih memberikannya kekuatan dan semangat karena bercerai diusia muda dengan keadaan tengah mengandung, mereka justru sibuk menghakimi Alessia.
Memangnya Albi kurang apa, sih?
Jika dilihat sekilas, Albi memang tampak sempurna dengan kehidupan yang dimilikinya. Kaya? Jangan ditanya. Ayahnya adalah mantan orang nomer satu di negeri ini yang membuatnya memiliki akses untuk melebarkan sayap perusahaan ekstraktif miliknya. Ramah? Juga jangan ditanya. Laki-laki itu mempunyai ribuan pengagum karena keramahan dan kebaikan hatinya. Tampan? Albi mungkin tidak dapat dikatakan tampan, karena menurut Alessia, ia lebih tergolong manis dengan wajah keturunan jawa asli dan kulitnya yang sawo matang khas Indonesia. Dan, setia? Yang satu ini jangan ditanya lagi. Laki-laki yang satu ini, sungguh setia —selingkuh tiada akhirnya. Dan sebagai perempuan yang masih memiliki pemikiran yang waras, Alessia tidak perlu ragu untuk bercerai dari Albi.
"Ya, kurang," Alessia mengaduk minumannya yang tersisa setengah gelas. Ia lalu menatap rekan-rekan kerjanya yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri. "Selama dia manusia, dia punya kekurangan. Dan selama dia punya kekurangan, dia punya potensi untuk mengecewakan. Termasuk —Albi, sosok yang kalian bayangkan sangat sempurna."
Yuka menghela napasnya mendengar perkataan Alessia. Yuka dan teman-temannya yang lain cukup tau diri untuk tidak menanyakan lebih dalam lagi tentang apa yang terjadi dengan rumah tangga Alessia dan Albi. Jadi, yang bisa ia lakukan hanyalah mengusap pelan pundak Alessia dan memberikannya kekuatan.
"I'll support you, Al, as always,"
Alessia tersenyum dan berkata, "Thanks, My Favorite Japan," Perempuan itu lalu bangkit dari tempat duduknya dan memasukkan ponsel beserta dompetnya kedalam saku blazernya. Ia kemudian menepuk-nepuk meja sambil berteriak memberikan semangat kepada teman-temannya. "Ayo, kerja, kerja! Jangan makan gaji buta aja kalian," Ia melanjutkan, "Oh ya, siapa bilang Ocean anaknya pak Burushi nggak mau jadi bintang tamu program reality show kita?" Alessia menahan senyumnya dan mengeluarkan ponselnya kembali serta memperlihatkan isi percakapannya dengan asisten pribadi Ocean Sach Kanaka. "Besok dia setuju untuk hadir, Guys! So, prepare yourself ladies, kalau mau dilirik sama hot man of this year!" Alessia pun tertawa melihat reaksi terkejut teman-temannya. Perempuan berambut hitam lebat itu kemudian melangkahkan kaki jenjangnya meninggalkan kantin setelah berhasil mengerjai rekan-rekan kerjanya.
Siapa bilang Ocean Sach Kanaka pribadi yang dingin dan pelit suara?
🙡🙢🙣
15.54
KAMU SEDANG MEMBACA
Playa De Amor
RomanceDi penghujung usia Alessia yang ke dua puluh tiga, perempuan itu kehilangan seluruh agendanya. [.]Pertama Setiap hari Senin sampai Jumat ia akan pergi bekerja-sebelum menyempatkan diri untuk menjemput anaknya pada pukul sebelas pagi. Sebelum akhirn...