P R O L O G

15 1 0
                                    

Namanya Adelicia Airell Jeslyn. Terlahir sebagai gadis periang dan ramah. Namun bisa menjadi sangat jutek ketika mulai kesal dengan sesuatu yang tidak disukainya.

Adel pernah menjadi seorang model saat berusia 7 tahun. Namun tak berangsur lama, hanya sebentar. Karena Adel selalu mengeluh kecapaian dan sekolahnya tertinggal. Akhirnya ia tak pernah menjadi model lagi, sampai sekarang.

"Del, penggarisnya noh. Btw, thanks" Ucap Bram cowok berkumis tipis, berambut ikal. Lalu melempar penggaris itu di atas bangku Adel.

"He'em"

Adel mengangguk namun matanya masih fokus dengan rumus fisika yang sedang ia pelajari.

"Del anterin gue ke toilet dong" Rengek Bella, sahabat setianya dari TK. Dan mereka berdua tak pernah pisah sekolah.

"Ya udah yu, sumpah gue stres. Abis dari toilet mampir ya kek biasa"

Bella memutar bola matanya. Ia kesal dengan Adel yang suka mampir ke kantin nya kang Beni jika ia keluar kelas sebelum istirahat tiba.

Tanpa pamit, Adel dan Bella beranjak dari duduknya menuju Toilet disekolah karena sekarang kelas mereka sedang free, namun diberi tugas.

"Oh ya, lu tau gak di kelas XI IPA 2 bakalan ada murid baru"

"Kirain di kelas kita, Kapan?" Ucap Adel sedikit tertarik.

"Mungkin besok, kalo engga ya lusa. Karena dia baru pindah kemarin sore dari Bandung"

"Darimana lo tau?" Tanya Adel.

"Tau dari Dave, dia sepupunya"

"Cieelahh yang tau dari nggebebebtan"

"Ngomong apa sih lu, gajelas banget sumpah"

"Hubungan kalen tuh yang kaga jelas, udah sono masuk. Cepetan pipisnya!"

Bella memang dekat dengan Dave saat mereka masih kelas sepuluh. Namun entah apa alasannya Dave belum nembak Bella sampai sekarang.

Kebanyakan orang menganggap kalo Dave dan Bella pacaran, namun nyatanya tidak. Dan Dave juga tak pernah membenarkan atau menyalahkan tentang anggapan mereka itu.

Mungkin menurutnya, hubungan seperti ini lebih nyaman.

Kalo tentang Adel. Dia masih setia dengan komitmennya untuk menunggu seseorang. Yang dulu pernah berjanji untuk kembali.

"Sya, kamu cinta sama adel rarasanya gimana?" Tanya seorang perempuan cantik kepada pacarnya. Mereka memang masih kelas 9 di SMP Mekar Jaya. Namun pemikiran mereka seperti orang dewasa.

"Rasanya asin, kayak dendeng ikan"

"Beneran?" Adel yang sedang menyenderkan kepalanya dibahu Arsya itu langsung mendongkak meyakini kata-katanya barusan.

"Hahaa serius banget. Ya rasanya gitu deh" Arsya menjeda kata-kata nya untuk beberapa saat. "Indah del" Lanjutnya.

Adel tersenyum dan kembali dengan posisi semula.

"Ohiya kalo misalnya kita putus gimana?" Tanya Adel lagi.

"Kalo putus?" Arsya meyakinkan.

"Iya, misalnya kalo kita putus kamu bakal apa? sombong atau tetep baik sama adel?"

"Gatau del, kok ngomongin putus? Adel mau kita putus?"

"Enggak juga, adel mau mastiin aja gimana kamu nanti. Perjalanan kita kan masih panjang"

"Del, denger ya. Aku sayang sama kamu dan gak mau kehilangan kamu. jika misalnya nanti kita berjauhan adel harus tetep setia nunggu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULLSHIT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang