Lima : hujan

8 0 0
                                    


🎶🎵lagu Haruskah ku Mati..

Ruvel melirik Arinda yang masih berada didalam kelas. Saat marah tadi, ia pergi ke ruang musik dan baru datang sekarang. Berniat pulang.

" kenapa masih dikelas " Tanya Ruvel dingin.

" eh ? enggak. Tadi lagi nyari stabilo yang hilang, dibawah meja " Ucap Arinda sambil melirik kearah bawah meja.

" bentar... " Ucap Ruvel. ia juga ikut mencari.

5 Menit kemudian..

" Yang ini " Tanya Ruvel sambil menunjukkan stabilo biru dengan tutup yang berwarna hitam.

" iya itu. makasih " Ucap Arinda sambil tersenyum manis.

Ruvel terdiam cukup lama melihat senyum itu. kenapa senyum itu terlihat berbeda ?

" Pulang bareng siapa " Tanya Ruvel masih dingin. Entah mengapa Arinda tak suka melihat Ruvel bersikap dingin seperti ini. Dia lebih suka Ruvel yang banyak bicara, yang selalu sok menggodanya, mengganggunya, bersikap tengil dan sok keren itu. Daripada yang ada dihadapannya sekarang.

" ehm.. naik angkot "

" kenapa naik angkot " Tanya Ruvel datar.

Arinda memutar bola matanya. " Jadi maksud lo jalan kaki gitu " sewot Arinda sambil mencoba mencairkan suasana yang cukup canggung ini. Dan demi Dora yang berteman dengan kera, itu semua tak berpengaruh.

" hmm " hanya itu yang keluar dari seorang Ruvel Azfrian Cleonard.

" Ya udah. gue duluan " Ucap Arinda sambik meraih tas biru mudanya. Ia gelisah saat melihat awan yang sudah semakin mendung. Sepertinya hujan akan turun.

Belum sempat Arinda melangkah jauh, sebuah tangan tiba tiba menggenggam lengannya. Ia melirik kearah tangan itu. kemudian mendongakkan kepala menatap Ruvel.

Arinda seketika terdiam. Begitu juga dengan Ruvel. Mereka saling menatap, seolah tak ingin berpaling melihat hal yang lain. Dan Arinda begitu mengagumi alis Ruvel yang begitu tebal, bibir nya yang Pink, seperti bibir perempuan. Tapi, tiba tiba...

Buarr... krashhhh .... ( anggap suara petir dan hujan )

" AKHHHHHHH " Teriak Arinda. cewek itu terkejut bukan main.

Ruvel terkejut, tapi yang lebih membuat dia kaget adalah saat Kini Arinda sudah berada dipelukannya. cewek itu refleks da memeluknya sangat erat. Ruvel terdiam. mengapa pelukan ini begitu nyaman ? Dia menepis pemikiran konyol itu.

" Ak.. Aku takut Vel " Lirih Arinda. Cewek itu memang tak bisa mendengar suara petir. ia begitu takut. ada hal yang tidak menyenangkan di masa lalu yang membuatnya sampai begitu ketakutan seperti sekarang.

Sudut bibir Ruvel terangkat, Ia membalas pelukan Arinda tak kalah erat. Dia membisikkan sesuatu ketelinga gadis itu. " jangan takut. Aku ada disini sayang "

Degg !!.

jantung Arinda berdetak begitu kencang. entah kenapa kata sayang dari Ruvel terlihat berbeda kali ini ? Arinda menyembunyikan wajah nya yang memerah didada Cowok itu.

Tanpa sepengetahuan Ruvel dan Arinda, ada beberapa orang yang melihat adegan itu, dengan pemikiran yang berbeda beda.

" Gila.. itu beneran mereka ? romantis banget " Ucap Mark terkagum kagum dengan suaranya yang begitu pelan.

" Gue iri deh. enak banget si Arinda dipeluk gitu " Risa memanyunkan bibirnya.

" Sini Ris. abang Dafa peluk " Dafa merentangkan tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang