05.00
Driitt.. Driit..
Driitt.. Driit..
Driitt.. Driit..
Reya langsung mengambil ponselnya untuk mematikan alarm yang sejak tadi berbunyi. Setelah itu ia langsung bangun dan bersiap-siap untuk sekolah, karena sekolahnya masuk pukul 07.00 dan jarak antara rumah dan sekolahnya pun cukup jauh yaitu sekitaran 20 Menit.
*****
05.45
Reya langsung menuju ke meja makan untuk sarapan. Dan ternyata disana sudah tersedia sepiring nasi goreng dan susu yang sudah disiapkan oleh Melly untuk putri tunggalnya sebelum ia berangkat kerja. Tanpa waktu yang lama reya sudah dapat menghabiskan sarapannya, dan langsung menuju pintu utama untuk berangkat ke sekolah.
*****
DEPAN PINTU
"Ehh non Reyaa... Udah siap non?" Reya mendapatkan sapaan hangat dari supirnya yaitu Kang Asep yang sejak tadi sudah menunggu non Reya.
"Udah kang.. Berangkat yukk takut telat nih.." Kang Asep mengangguk ngerti dan langsung naik kedalam mobil.
Selama di perjalanan menuju sekolah terjadi keheningan diantara mereka berdua, bahkan suara radio tidak terdengar di telinga Reya. Reya terlihat berbeda pagi ini, ia terlihat tidak bersemangat dan sering termenung.
Non Reya kenapa ya? Kok lesu banget gak kek biasanya.. Ahh mungkin gara-gara Sabtu kali ya, jadi gak semangat gitu? Kang Asep pun ikut kebingungan dengan sikap Reya pagi ini, ia benar-benar kelihatan lesu seperti tak punya arah tujuan. Ntah apa yang ada dipikiran Reya, yang pasti ia sangat kelihatan lesu pagi ini.
*****
SEKOLAH
Selang beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di sekolah. Dengan wajah yang ditekuk Reya langsung turun hingga ia lupa mengatakan pada Kang Asep untuk menjemputnya pada pukul 4 Sore, karena hari ini ia harus mengikuti pelatihan pramuka. Namun sepertinya itu tak kan terjadi karena mood-nya sudah hilang dan lenyap begitu saja. Reya langsung menuju ke kelasnya dengan kepala tertunduk tanpa menoleh sedikit pun ke arah lain.
"Ehh.. Reya." Sapaan hangat lagi-lagi ia dapatkan, namun kali ini itu dari sahabat-nya, Ana.
"Ehh.. Ana." Reya menyapa Ana kembalik disertai senyumannya yang manis. Reya pun langsung duduk di kursinya.
"Ihh Reya lagi badmood yahh" Ana yang melihat Reya sedang lesu pun langsung menghampirinya dan duduk di kursi Tasha.
"Iya." Kali ini Reya menjawabnya singkat hingga menimbulkan pertanyaan di benak Ana.
"Ihh jangan jutek dong Reya.." Ana mencobak untuk menghibur Reya kembali namun nampaknya itu sia-sia, ia malah meletakkan wajahnya dan melipat tangannya di atas meja.
"Eh... Rey.. Reya... Lu kenapa cerita dong.. Jangan jutek gini, ga sanggup gue liatnya." Ana mencoba memujuk Reya namun itu sia-sia . Karena Reya adalah anak yang periang hingga saat ia badmood ia akan menemukan moodnya sendiri, namun sebelum itu terjadi ia akan sangat lesu, malas, bahkan tidak mau banyak bicara.
"Hai An..." Tasha melemparkan sapaan hangat kepada Ana yang kelihatannya sedang bingung.
"Hai Sha..." Ana menyapa Tasha kembali sambal memberi isyarat bahwa Reya sedang badmood.
"Kenapa tuh anak?" Tanya Tasha sambil berbisik pada Ana.
"Tau nihh.." Ana menjawabnya dengan bisikan juga.