"Ni-nikah? Apa gak salah?" suara Hana memekik sehingga beberapa orang melihat ke arahnya.
"Hana pelankan suaramu" ujar Nathan setengah berbisik.
Gadis itu langsung menutup mulutnya "Maafkan aku kak" ujarnya pelan.
"Habiskan dulu makananmu, kita lanjutkan pembicaraan ini di rumah nanti"
"I-iya"
Mereka melanjutkan makan, tapi suasananya tidak sesantai tadi, ada kecanggungan yang dirasakan dua orang itu. Setelah pengakuan Nathan yang mengajak Hana untuk menikah. Sebenarnya apa yang ada dipikiran lelaki itu? Menikah dengan gadis yang belum tentu lulus sekolah?
Sebenarnya jika di pikirkan kembali, Nathan bisa mendapatkan yang lebih, yang lebih dewasa dari Hana, yang lebih cantik dan lebih bisa mengimbangi lelaki itu. Tapi kenapa harus dia? Kenapa harus gadis delapan belas tahun yang jauh dari kata mewah dipilih untuk diajak menikah? Hana mulai menaruh curiga, ajakan Nathan untuk menikah dengannya sepertinya karena banyak faktor.
Hana berpikir, awalnya lelaki itu meminta bantuan. Berarti menikah dengannya adalah bantuan? Dan ajakannya lebih seperti tawaran? Bukan lamaran?
Jika begitu maka faktor Nathan menyukainya ia tepis jauh-jauh. Tak mungkin lelaki itu mengajaknya menikah mendadak begini karena ia mencintai Hana. Jika iya, pasti Nathan mau lebih bersabar menunggu umur Hana cukup dan pasti akan melakukan pendekatan yang lebih dalam.
Okey, mungkin ini lebih seperti kawin kontrak. Untuk beberapa waktu mereka menikah dan jika waktunya sudah habis mereka bisa bercerai. Ah, menurut Hana kawin kontrak adalah hal yang paling buruk!
***
"Duduklah di sofa dulu, kita lanjutkan pembicaraannya" ujar Nathan datar setelah mereka sampai dirumah. Lelaki itu berjalan ke arah dapur dan membawa beberapa makanan dan minuman. Mungkin agar suasana lebih santai.
Hana duduk di sofa, menunggu Nathan kembali dari dapur. Jantungnya berdebar-debar memikirkan apa lagi yang akan terjadi diantara mereka berdua. Setelah kata nikah berputar -putar di benaknya.
Tak lama ia melihat lelaki itu berjalan kearah nya, dengan tangan yang penuh dengan makanan dan minuman.
"Makan lagi kak?" tanya Hana.
Lelaki itu meletakkan camilan dan minuman nya di meja dan kemudian duduk di sofa.
"Hanya mempersantai keadaan, aku takut kau tegang"
"Tegang karna apa?"
"Pembicaraan kita"
"Tentang nikah?" tanya Hana santai.
Nathan terdiam kemudian menatap gadis itu cukup lama. "Begitu lah" ucapnya kemudian.
"Coba kau jelaskan padaku, aku gak ngerti dengan keadaan ini" ujar Hana mencoba sesantai mungkin. Ia tak bisa menunjukkan sikap paniknya di depan Nathan, ia berusaha menjaga image nya.
"Jadi gini, ada perusahaan yang ingin mengajak perusahaan ku untuk berkolaborasi. Mereka termasuk perusahaan besar di bidang pakaian wanita, kau tahu kan kalau perusahaanku di bidang pakaian pria" jelas Nathan.
"Lalu?"
"Coba kau bayangkan jika perusahaanku dan perusahaan mereka bergabung? Pasti akan mengeluarkan trobosan baru dan semakin narik minat beli konsumen, itu akan naikin saham dan akan banyak investor berinvestasi"
"Tunggu kak, aku makin bingung. Coba jelaskan secara singkat, apa hubungannya kolaborasi itu dengan ajakan mu untuk menikahiku?"
"Gini, pihak yang mau ngajak kolaborasi ngasih syarat gila untuk kerja sama dengan mereka"
KAMU SEDANG MEMBACA
HANATHAN (Revisi)
Romance[Update setiap SABTU] Bicara tentang keberuntungan siapa yang tak ingin beruntung? Seperti seorang gadis yang bernama Hana Alexa yang sukses membuat seorang CEO muda super kaya lagi tampan jatuh cinta padanya. Gadis yang baru berusia delapan belas...